Surabaya 23 Juni 2025 – Akhir bulan Mei kemarin, Salah satu mahasiswa HI UINSA Surabaya menorehkan prestasi yang gemilang saat mengikuti International Conference Santri Mendunia (ICSM) Batch 2. Namanya adalah M. Juliansyah Akbar. Dalam kegiatan tersebut, ia diundang sebagai moderator yang pesertanya adalah para santri dan mahasiswa yang berlatar belakang pesantren. Sebelumnya, Akbar juga terpilih sebagai alumni representative karena ia adalah peserta ICSM Batch 1.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Santri Mendunia Official. Salah satu platform inkubasi anak-anak muda yang mendorong santri untuk terus mengembangkan potensi diri dan menjadi aktor sekaligus promotor perubahan di ranah global. Di era globalisasi, memang mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memberikan dampak kepada masyarakat tetapi juga terlibat dalam isu-isu global. Isu pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan salah satu isu global yang perlu dipahami dan, yang tidak kalah penting, dipromosikan oleh anak-anak muda.
Akbar mengatakan bahwa program ini memiliki tiga agenda kegiatan yaitu studi, safari dan konferensi. Dalam kegiatan studi, ia bersama peserta yang lain pertama-tama diajak mengunjungi Universitas Nasional Singapore (NUS). Kemudian rombongan berkunjung ke kota Putrajaya, Malaysia. Di sana, mereka mengunjungi Nasyrul Quran yang menjadi percetakan Al-Quran terbesar kedua di dunia.
Kegiatan konferensi diselenggarakan di gedung International Youth Center yang berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Adapun tema yang diangkat adalah “Santri Sebagai Role Model Peradaban Baru dalam Startup Global.” Yang menjadi narasumber adalah Muhammad Dzannuroin Aldivano dari Tebuireng, Jombang dan Wirda Marsur. Dalam sesi seminar, sepuluh peserta mempresentasikan paper yang berisi gagasan dan inovasi yang terkait dengan dunia santri.
Untuk kegiatan safari, Akbar dan peserta konferensi yang lain berkunjung ke Sangkhom Islam Wittaya Scholl yang berada di Thailand Selatan. Di sana, tidak hanya ingin tahu bagaimana kondisi para pelajar Muslim tapi juga sistem pendidikan serta tantangan dalam berdakwah. Kegiatan safari ini pada dasarnya ingin memberikan pemahaman tentang keberagaman umat Islam di Asia Tenggara. Dari situ para peserta diharapkan akan terdorong dalam membangun jejaring global.
Dengan mengikuti program ICSM ini tentu para peserta akan tertantang untuk menjawab isu-isu global. Dalam bahasa Akbar, santri harus bisa menjadi agen diplomasi Islam. Artinya santri diharapkan mampu mengambil peran yang signifikan dalam kerjasama internasional. (ASE/ ed.FyP)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.