Column

Oleh: Hary Supriyatno
Pustakawan Ahli Madya UIN Sunan Ampel Surabaya

Jawaban setiap orang dari pertanyaan atau judul di atas sangat mungkin tidak sama, menyesuaikan pengalaman subjektif selama atau ketika berinteraksi dengan pustakawan. Tulisan ini mencoba untuk memberikan gambaran sekaligus menguatkan bahwa Pustakawan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya saat ini berada di jalan yang benar dalam bertransformasi menjadi mitra riset dan bukan lagi hanya sebagai pekerja yang terjebak pada kegiatan rutinitas.

Kesiapan peran mitra riset bagi pustakawan dapat dibuktikan melalui hasil karya intelektual dan publikasi yang diproduksi karena adanya kebutuhan naik pangkat atau jabatan, kompetisi hibah penelitian, maupun aktualisasi diri dalam kegiatan call for papper. Menulis dan meneliti adalah salah satu bentuk manifestasi dari profesionalisme pustakawan yang membutuhkan pemikiran kritis terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya sekaligus menawarkan ide kreatif sebagai jalan keluar berdasarkan hasil membaca (Haryani, 2017). Pengalaman menulis dan publikasi pustakawan inilah yang bisa dijadikan acuan awal dari cerminan kesiapan pustakawan sebagai mitra riset bagi profesi lain. Sebagai mitra, pustakawan diharuskan terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan publikasi hasil riset. Termasuk di dalamnya adalah penyediaan sumber informasi yang dibutuhkan melalui aktifitas literasi informasi (Andayani, 2016).

Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang bisa dijadikan sebagai pendorong kesiapan Pustakawan menjadi mitra riset bagi sivitas akademika di UINSA, yakni teknologi, afiliasi, dan regulasi.

Teknologi menjadi unsur pertama dalam mendukung terciptanya pustakawan riset. Dukungan instansi dalam penyediaan sumber digital, jaringan internet dan software atau aplikasi pendukung menjadi motivasi ekstrinsik pustakawan dalam menemukan inspirasi penelitian (Sugihartati et al., 2025). Tahun 2025, UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya memasuki era baru karena sukses melanggan e-journal terbaik di dunia, yakni Sciencedirect. Platform sumber digital lainnya yang disediakan adalah Springer Link, Taylor and Francis, Cambridge Core. Untuk e-book, UINSA juga menyediakan Ebsco, Proquest dan Kubuku. Melimpahnya sumber digital berkulitas yang tersedia menjadi solusi untuk sitasi terbaik dalam produk karya intelektual yang dihasilkan pustakawan.

Ditambah lagi dengan adanya software aplikasi pendukung yang juga disediakan dan dilatihkan oleh pustakawan bagi sivitas akademika UINSA. Diantaranya yakni Grammarly, aplikasi cek plagiasi, reference management system dan bibliometrik. Dalam konteks ini, pustakawan bukan hanya pengguna tetapi juga trainer. Pengalaman sebagai trainer ini menjadi aset besar bagi Pustakawan UINSA untuk direkomendasikan sebagai mitra riset (Popescu & Madge, 2024).

Afiliasi juga merupakan unsur penting yang berperan menumbuhkan mental peneliti bagi pustakawan. Afiliasi atau berjejaring bisa dilakukan pada level profesi pustakawan maupun secara kelembagaan perpustakaan di tingkat regional maupun nasional dalam bentuk organisasi profesi, forum, atau asosiasi. Pelatihan dan workshop yang diselenggarakan oleh organisasi profesi pustakawan dengan tema Systematic Literature Review misalnya (Latifa, 2025), tidak hanya memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam produksi karya ilmiah tetapi juga memberikan kepercayaan diri. Karena selama workshop dilakukan pendampingan dan tagihan progres secara sistematis dengan target yang ditentukan.

Melalui berjejaring, pustakawan juga memiliki kesempatan mempublikasikan karya intelektuanya melalui media online yang dikelola oleh asosiasi atau forum. Misalnya Asosiasi perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (APPTIS) Jawa Timur dengan Indonesian Journal of Academic Librarianship (IJAL) atau Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN) melalui Jurnal Kepustakawanan Indonesia (JKI) yang menjadi opsi dalam publikasi bagi pustakawan. Dengan berafiliasi kompetensi pustakawan tetap terjaga dan bahkan ditingkatkan, terutama kompetensi literasi. (Andini & Wijayanti, 2023).

Regulasi atau program (peraturan) yang dicanangkan oleh pimpinan menjadi motivasi ekstrinsik bagi pustakawan dalam menulis dan menyiapkan diri sebagai mitra riset. Misalnya program hibah riset kompetitif yang diselenggarakan oleh kementerian atau One Semester One Publication (OSOP) yang menjadi program Rektor UINSA. Kedua regulasi ramah pustakawan (inklusif) ini sangat berdampak pada produktifitas menulis dan publikasi Pustakawan UINSA. Data Google Scholar (GS) selama 20 tahun (2004 – 2024) menunjukkan bahwa hasil publikasi Pustakawan UINSA berada di urutan pertama diantara 7 PTKIN Jawa Timur, yakni sebanyak 87 judul atau 32 % dari karya seluruh pustakawan PTKIN Jawa Timur. Bahkan, interval tahun 2022 sampai dengan 2024 atau 3 tahun terakhir jumlah publikasi Pustakawan UINSA sebanyak 36 judul atau setara dengan 50 % dari total produk intelektual (73 judul) pustakawan PTKIN Jawa Timur. Sebuah prestasi yang layak diberikan apresiasi.

Menyimak sajian data di atas, tidak salah jika mengatakan bahwa saat ini merupakan momentum bagi Pustakawan UINSA berperan sebagai mitra riset bagi dosen maupun jabatan fungsional tertentu lainnya. Pustakawan memiliki pengalaman dalam searching, saving, reading, dan sharing sumber informasi dengan bukti produktifitas karya intelektual. Adanya akses informasi, sarana pendukung, jejaring dan motivasi menjadikan kuatnya kompetensi literasi Pustakawan sekaligus siap terlibat dalam agenda riset kolaboratif. Semoga.

Bahan bacaan

Andayani, U. (2016). Pustakawan akademik sebagai mitra riset di perguruan tinggi. Al Maktabah, 15(1), Article 1. https://doi.org/10.15408/almaktabah.v15i1.4712

Andini, R., & Wijayanti, L. (2023). Menjaga Relevansi Profesi Pustakawan Di Era Digital: Langkah Baru Ikatan Pustakawan Indonesia. IQRA`: Jurnal Perpustakaan dan Informasi, 17(2), Article 2. https://doi.org/10.30829/iqra.v17i2.17389

Haryani, H. (2017). Menulis sebagai Sarana Meningkatkan Budaya Baca dan Profesionalisme Pustakawan. Warta Perpustakaan Pusat Undip, 10(2). https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/wp/article/view/1779

Latifa, M. (2025). APPTIS Pusat Gelar Workshop Dasar Systematic Literature Review untuk Pustakawan Anggota APPTIS. APPTIS. https://apptis.org/apptis-pusat-gelar-workshop-dasar-systematic-literature-review-untuk-pustakawan-anggota-apptis/

Popescu, E., & Madge, O.-L. (2024). Roles and Abilities of Academic and Research Librarians in Optimizing Access to Information: An Interpretative Analysis from the Romanian Librarians’ and Users’ Perspective. Libri, 74(3), 273–287. Scopus. https://doi.org/10.1515/libri-2023-0037

Sugihartati, R., Harisanty, D., Dewi, A., Suyanto, B., Pramodha Wardhana, A. W., & Egalita, N. (2025). Perceptions of the role of research librarian: A phenomenological study. IFLA Journal. Scopus. https://doi.org/10.1177/03400352241310551