Berita
Presenting the Research Method: Workshop Series Guru the Researching Teachers sebagai PkM Kolaboratif UINSA

Sebagai kelanjutan dari empat seri sebelumnya, rangkaian workshop bagi guru dalam tajuk Workshop Series Guru the Researching pada Rabu, 21 Juli 2021 mengambil topik Presenting the Research Method. Pada seri sebelumnya peserta sudah mendapatkan pendampingan mulai dari mengeksplorasi topik penelitian, mengembangkan latar belakang sampai dengan menuliskan kajian teori dan penelitian terdahulu.

Kegiatan workshop yang merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat kolaboratif antara Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Perpustakaan, Pusat Studi Literasi dan CEDA ini dibuka oleh Dr. Irma Soraya, M. Pd. Dalam sambutannya Kepala Perpustakaan ini menyampaikan bahwa desain penelitian yang tepat akan dapat menghasilkan data penelitian yang valid dan reliabel. Kegiatan workshop kali ini menjadi penting agar apa yang sudah dituliskan pada latar belakang dan sudah didukung oleh kerangka teori yang kuat dapat dilaksanakan dengan metode penelitian yang tepat pula, lanjutnya.

Pada kegiatan kali ini dua narasumber memaparkan materi terkait metode penelitian. Narasumber pertama, Fitriah, M.A., Ph. D. yang merupakan dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, memaparkan terkait bagaimana memilih metode penelitian yang tepat. Menurutnya, ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu apa topik dari penelitian kita, apa tujuan dari penelitian kita. Keduanya akan menentukan hal yang ketiga yaitu apa metode yang tepat untuk penelitian kita, kualitatif, kuantitatif ataukah campuran (mixed-method). Untuk penelitian yang ditujukan untuk memahami informasi dan konsep-konsep terkait fenomena tertentu maka metode yang tepat adalah kualitatif. Sementara untuk penelitian yang bertujuan untuk mengetes hipotesis, mengukur capaian dan memerlukan pengukuran secara statistik maka metode yang tepat adalah kuantitatif. Kedua metode itu dapat dikombinasikan menjadi sebuah mixed-method untuk mendapatkan data yang lebih luas dan lebih dalam (in-depth). Dalam menentukan metode penelitian seringkali peneliti juga dihadapkan pada ketidakyakinan apakah metode yang dipilih tepat. Lebih lanjut Fitriah menyampaikan bahwa jika hal tersebut terjadi maka perlu untuk berdiskusi dengan rekan peneliti lain ataupun membaca buku-buku penelitian dan penelitian terdahulu yang memiliki tujuan yang hampir sama. Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa pemilihan metode haruslah mempertimbangkan aksesibilitas data, lokasi sumber data, waktu yang tersedia untuk mengambil data dan kemampuan peneliti untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan data statistik maupun kemampuan untuk melakukan in-depth interview untuk mengumpulkan data.

Menyambung materi terkait metode penelitian, Hernik Farisia, M. Pd. I yang merupakan sekretaris Pusat Studi Literasi memaparkan materi terkait bagaimana mengembangkan instrumen penelitian. Dalam paparannya, Farisia menyampaikan bahwa instrumen sangat berkaitan dengan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Instrumen penelitian secara substantif harus benar-benar menggali informasi yang diperlukan sebuah penelitian dengan mengacu pada konsep empiris atau indikator yang telah ditentukan. Beberapa instrumen, terkadang memiliki kesamaan nama dengan metode yang dipilih, seperti, instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes, instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner, dll. (Sangadji dan Sopiah, 2010:149-150). Beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian adalah observasi – wawancara – dokumentasi – Focused Group Discussion – Tes dan non tes – Angket dan lain-lain. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab dan dapat berupa closed-ended dan open-ended. Hal yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan instrumen adalah bahwa item-item yang ada di instrumen harus benar-benar mengarah pada pengumpulan data yang benar-benar sesuai dengan pertanyaan penelitian. Selain itu, harus diyakinkan juga bahwa instrumen dikembangkan berdasar kerangka teori yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, instrumen juga perlu melalui proses uji validitas dan reliabilitas agar dapat dipastikan instrumennya benar-benar tepat.

Kegiatan yang dipandu oleh M. Farkhi Faishol, S. Pd (Ketua CEDA) ini berlangsung cukup interaktif terutama pada kegiatan diskusi dan kerja kelompok di breakout room. Setiap peserta bekerja bersama dengan dosen pendamping, melanjutkan apa yang sudah mereka tulis mulai dari latar belakang hingga kajian pustaka dan mendiskusikan metode dan instrumen apa yang tepat untuk penelitian tersebut. Setelah kegiatan ini peserta akan mulai bekerja secara mandiri dan kolaboratif mengembangkan instrumen dan mengumpulkan data. Pada seri berikutnya workshop akan melatih peserta untuk menuliskan dan mendiskusikan temuan penelitian. Kegiatan PkM Kolaboratif ini terlaksana juga berkat kerja keras dari tim task force mahasiswa yang menjadi anggota tim.