Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menyelenggarakan Webinar Nasional yang bertemakan “Building Coastal Community Resilience to Climate Change” pada Kamis, 15 Juli 2021. Kegiatan yang diselenggarakan secara online ini menghadirkan narasumber Leuserina Garniati, B.Sc. (Hons), M.Sc. (Distinction), Ph.D., senior consultant pada Aquatera Ltd., sebuah perusahaan layanan lingkungan dan dukungan operasional untuk aktivitas pesisir dan lepas pantai yang beroperasi secara global dengan pusat di Orkney, Skotlandia, sekaligus Honorary Assistant Professor – Heriot Watt University. Kegiatan webinar internasional ini dipandu oleh M. Yunan Fahmi, M.T sebagai moderator.
Dr. Garniati memaparkan mengenai peran ekonomi biru dan energi biru untuk komunitas atau masyarakat pesisir, termasuk bagaimana memperkuat kemampuan sistem manusia dan non-manusia untuk bertahan dan merespon perubahan iklim bumi dan dampak dari perubahan tersebut. “Kita perlu memastikan masyarakat pesisir mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi, serta mengantisipasi berbagai guncangan dan membangun kapasitas mereka untuk pulih”, ujar Dr. Garniati.
Dr. Garniati juga memberikan gambaran wilayah Orkney, Skotlandia, yang menjadi pengembang teknologi pusat pengujian energi laut terbesar di dunia. Pada wilayah tersebut terdapat lebih dari 120,5% permintaan listrik dari energi laut terbarukan (pada tahun 2016), pengujian 30 teknologi energi laut terbarukan, 2500 operasi dukungan maritim, hingga kapasitas terpasang mencapai 70 MW. “Yang menarik adalah 60% merupakan kepemilikan lokal dan masyarakat”, lanjut Dr. Nia.
Di akhir webinar yang tidak hanya diikuti oleh mahasiswa Ilmu Kelautan UINSA namun juga dibuka untuk umum ini, Dr. Garniati menyajikan potensi besar energi laut yang dimiliki Indonesia. Potensi energi laut terbarukan ini mencapai 1222 GW, dengan wilayah yang potensial diantaranya Larantuka, Wakatobi, hingga pulau-pulau kecil seperti Taka Bonerate.