Berita

@adminuinsa

Thursday, 20 January 2022

PRA-RTM 2021: “KITA SEMUA ADALAH MANAJER”

UINSA Newsroom, Kamis (20/01/2022); Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) menjadi agenda rutin tahunan yang digelar UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Memasuki tahun ketiga digelarnya RTM tingkat universitas, Rektor berharap, agar pertemuan ini dapat menghasilkan rumusan serta rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti menjadi program-program unggulan di tahun 2022.

Kegiatan bertajuk Persiapan dan Penyusunan RTM 2021 ini digelar selama dua hari, Kamis-Jumat, 20-21 Januari 2022 di Hall Lt. 5 Gedung GreenSA Inn Sidoarjo. Para peserta merupakan pimpinan dan atau perwakilan dari masing-masing fakultas dan unit yang ada di UINSA Surabaya.

Kabiro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK) UINSA Surabaya,  Drs. H. Rijalul Faqih, M.Si., menjelaskan, bahwa kegiatan Pra RTM ini digelar dalam rangka menyiapkan RTM yang sedianya akan digelar pada Bulan Februari 2022.

“Dimana agenda RTM yang sudah kita laksanakan di tahun ketiga ini, 2022. Sebagai bagian dari kegiatan evaluasi dari program-program yang sudah dicanangkan oleh UIN Sunan Ampel yang sudah termaktub didalam RSB yang kita breakdown didalam RBA setiap tahun dan diwujudkan ke dalam IKU dan IKT yang sudah ditandatangani oleh masing-masing unit,” terang Kabiro AUPK.

Dijelaskan Kabiro AUPK, bahwa dalam kegiatan RTM nantinya akan dilaporkan setiap capaian yang sudah diaksanakan dari IKU-IKT masing-masing unit. Sehingga, lanjut Kabiro AUPK, kegiatan ini menjadi bagian yang sangat penting untuk melihat kinerja setiap unit selama tahun 2021.

Rektor UINSA, Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan, bahwa RTM merupakan kegiatan yang harus dilakukan instansi dalam rangka muhasabah, mengevaluasi diri terkait hal-hal yang perlu ditingkatkan atau disempurnakan. “Tentu saja, kegiatan RTM ini objek dan sasarannya adalah kinerja pimpinan,” ujar Prof. Masdar.

Rektor juga menegaskan, bahwa definisi pimpinan yang dimaksud bukan hanya pimpinan pada unit tertentu. “Karena pada prinsipnya cakupan manajemen itu tidak hanya yang sedang memimpin di satu unit organisasi saja. Tetapi semua sub-sub unit yang ada juga terkait antara satu dengan yang lain,” terang Prof. Masdar.

Oleh karena itu, tegas Rektor, jika ada program yang masih belum sempurna tidak semata karena ketidakfungsionalan satu leading sector tertentu. “Tetapi ini berimplikasi pada irisan-irisan kelembagaan yang lain yang memiliki keterkaitan dengan lembaga tersebut,” tegas Prof. Masdar.

“Prinsipnya, kita mencari bersama. Bukan menjadi monopoli tunggal dari salah satu titik managemen tertentu, tapi kita semua adalah manajer. Manajer pada sektor dan bidang-bidang terkait yang tentu saja tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain,” imbuh Prof. Masdar.

Rektor juga menegaskan, agar menghindari langkah kontraproduktif dalam penyelesaian masalah. Jika ditemukan hal yang perlu diurai secara bersama-sama, menurut Rektor, perlu adanya komunikasi dan koordinasi dengan unit-unit terkait. “Jangan sampai kita hendak menangkap tikus di lumbung dengan cara membakar lumbungnya, hangus semuanya,” ujar Prof. Masdar menganalogikan. (Nur/Humas)