Column UINSA

Kultum Duhur siang ini dengan paparan yang mengutip sebuah cerita yang disarikan dari kitab Al Qirtos Syarah Ratib Al Athos tentang pertemuan Nabi Musa dengan Iblis, dimana Nabi Musa berkeinginan menghukum Iblis dengan menggunakan tongkat, tetapi Iblis menjawab bahwa ia hanya takut kepada mereka yang memiliki hati yang bersih. Kisah ini mengilustrasikan prinsip bahwa kekuatan spiritual dan iman yang kokoh dapat memberikan perlindungan terhadap godaan setan. Ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesucian hati dan jiwa dari dosa, karena hanya mereka yang memiliki hati bersih (Shofwatul qolb)  yang mampu menghadapi godaan setan dengan kekuatan iman.

Pada hakikatnya , manusia memiliki dua jenis akal:

1. Akal yang hidup (aqlul ma’asy), dimiliki oleh semua makhluk.

2. Akal hidayah (Aqlul hidayah), dimiliki oleh orang beriman, dan akal ini menjadi sumber rezeki untuk berbuat kemaslahatan dan manfaat umat.

Kemudian, dalam konteks keimanan, ada pertanyaan tentang seberapa kuat otak orang mukmin. orang mukmin memiliki kekuatan otak yang luar biasa, yang terlihat dari kesadaran yang baik dan intuisi yang kuat. Mereka memanfaatkan kecerdasan mereka dengan bijaksana, dan syetan tidak akan dapat mengganggu mereka. Begitu juga Orang yang memiliki kebersihan hati dan kesucian cenderung lebih tahan terhadap godaan syetan. Lebih lebih Ulul Azmi yaitu para Nabi yang memiliki kesabaran dan keteguhan luar biasa dalam menghadapi tantangan dan cobaan.

Terakhir, harapan agar kita diberi pikiran yang bersih, kecerdasan, akal yang dipandu hidayah dan hati yang bersih agar senantiasa memperoleh rezeki dan petunjuk dari Allah SWT.

Intisari Kultum Duhur oleh: Dr. Agus Santoso, S.Ag, M.Pd  di Masjid Raya Ulul Albab Kampus Ahmad Yani pada hari Kamis, 2 November 2023.

#KultumDuhur
#Masjidululabab