Dalam pengembangan masyarakat desa terutama desa wisata, peran dari masyarakat, stake holder dan pemerintah menjadi sangat penting. Banyak desa wisata yang sekarang menjadi desa percontohan di sektor wisata berawal dari desa miskin. Proses untuk menjadi desa wisata juga dilalui dengan perjuangan yang tidak mudah.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gregorius Manao selaku pegiat Swiss Contact dan aktifis sosial Labuan Bajo, NTT pada Seminar Hasil Penelitian Sesi Kedua pada Sabtu, 3 Desember 2022 Pukul 19:00. Ia menyampaikan bahwa kedatangannya di Desa Waturaka pertama kali juga menemui tantangan, baik dari segi politik, ekonomi dan budaya. Sebagai salah satu local champion yang tidak memegang jabatan tetapi ingin memajukan desa ia terus mendorong warga desa untuk terus berinovasi, menggugah kesadaran masyarakat atas potensi yang mereka miliki kemudian melakukan langkah-langkah perubahan. Salah satu langkah yang ia terapkan adalah live- in sehingga menjadikan pendampingan lebih mudah dan mengimplementasikan Community Based Tourism dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Walaupun jauh dari kampung halamannya tetapi kini Desa Waturaka sudah seperti rumah baginya.
Selain Gregorius Manao, Prof. Akh. Muzakki juga hadir untuk memberikan reviewnya terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh tim peneliti. Menurutnya penelitian ini penting untuk mengapresiasi apa yang dikatakan Greogorius manao sebagai local champion. Sebagai reviewer, Prof. Akh. Muzakki banyak memberikan masukan salah satunya adalah bagaimana penelitian menyoroti lebih dalam mengenai nilai-nilai yang ada di desa tersebut. kemudian bagaimana Desa Waturaka dan Desa Kutuh bisa disandingkan sebagai desa wisata. Sehingga penelitian ini dari dasar teoritik yang sedemikian rupa bisa menjadi output yaitu saran yang bersifat praktis.
Sementara itu, Acara Seminar Hasil Penelitian ini akan dilanjutkan keesokan harinya dengan mengundang Ahmad Iman Syukri selaku Staf Khusus kemendes PDTT untuk memberikan sambutan dan reviewnya atas hasil penelitian sekaligus menutup acara. (ADF)