Berita

Dalam dunia perkuliahan yang dinamis, beberapa mahasiswa tidak hanya berprestasi di bidang akademis saja. Salah satunya ialah Nehya Munjiba, seorang mahasiswa semester 4 Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin di UIN Sunan Ampel Surabaya. Ia telah menghafal al-Qur’an 30 juz, hal ini merupakan hasil dari kesungguhan, dedikasi, dan spiritualitas yang tinggi.

Nehya tidak hanya menghafal al-Qur’an saja, namun ia juga aktif berorganisasi di dalam kampus. Ia bergabung pada Unit Pengembangan Tahfidz Quran (UPTQ) yaitu organisasi yang bergerak dalam pengembangan tahfidz al-Qur’an di dalam kampus dan organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Dia merupakan angota yang cukup aktif dalam organisasi UPTQ. Dengan kemampuan yang dimiliki, pada tahun 2024 ia dipercayai untuk menjadi bagian dari jajaran kepengurusan UPTQ di bidang Bimbingan Prestasi Musabaqoh Hifdzil Qur’an (BimPers MHQ).

Di tengah kesibukannya berkuliah dan berorganisasi, mahasiswa kelahiran Sidoarjo tersebut juga tetap memprioritaskan al-Qur’annya. Hal tersebut dibuktikan dengan ia mampu bersaing dalam ajang perlombaan di bidang al-Qur’an dan berhasil meraih juara.

Pada 2022, ia meraih juara 1 cabang lomba tafsir bahasa Inggris pada MTQ tingkat kabupaten Jombang. Di tahun yang sama, ia juga meraih harapan 1 kategori MHQ 5 juz mewakili Ma’had Al-Jami’ah UIN Sunan Ampel Surabaya pada acara Musyawarah Nasional (MuNas) Mudir Ma’had se-PTKIN Indonesia yang pada saat itu bertempat di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Nehya juga menjadi wisuda tahfidz terbaik Ma’had al-Jami’ah UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2023. Di tahun yang sama, ia kembali menjadi perwakilan Ma’had al-Jami’ah UIN Sunan Ampel Surabaya pada acara Musyawarah Nasional (Munas) Mudir Ma’had Se-PTKIN Indonesia di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan berhasil meraih juara 2 kategori MHQ 6 juz.

Keberhasilan Nehya dalam menyeimbangkan antara kuliah, organisasi dan muroja’ah al-Quran, tidak lain karena ia pandai dalam mengatur waktu. Dalam wawancara, ia mengaku membuat jadwal sehari-hari dari pagi hingga petang untuk mengatur kegiatannya. Ia mengusahakan agar mendisiplinkan dirinya sendiri, ia juga memiliki target muroja’ah al-Qur’an setiap harinya.

Jika di hari-hari biasa, ia meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk muroja’ah al-Qur’an minimal 2 juz per-hari. Namun apabila ada lomba, ia akan muroja’ah lebih banyak dari hari biasanya menjadi minimal 5 juz per-hari, karena off kegiatan untuk persiapan lomba.

Jika terjadi kendala, misalnya terdapat kegiatan organisasi mendadak atau yang lainnya di waktu muroja’ah al-Qur’an dan tidak sesuai target muroa’ahnya, ia berkomitmen menjadikan kurangnya target muroja’ah tersebut hutang dan diganti di hari berikutnya.

Mahasiswa 20 tahun itu menekankan pentingnya memprioritaskan al-Qur’an dengan meluangkan waktu di tengah kesibukan kuliah dan organisasi, “Bukan mencari waktu luang untuk membaca al-Qur’an, tapi luangkanlah waktu untuk membacanya,” ungkap Nehya saat diwawancara melalui chat whatsApp.

Dia menunjukkan bahwa keberhasilan tidak datang begitu saja. Kita semua dapat mencapai tujuan, tentunya dengan dedikasi, manajemen waktu yang baik, dan semangat. Kisah inspiratif ini pasti akan memotivasi banyak orang untuk melangkah lebih banyak lagi demi mencapai impian mereka.

Kisah Nehya sebagai mahasiswi penghafal Al-Qur’an ini juga memberikan teladan bagi generasi berikutnya. Ia membuktikan bahwa setiap orang dapat sukses di bidang agama dan ilmu pengetahuan jika mereka memiliki tekad, kerja keras, dan iman. (Mumtaza Nur Annisa)