Berita

Pada hari Kamis, 10 April 2025, MI Masjid Al-Akbar melakukan 2 kegiatan sekaligus, dimana para peserta didik kelas 1-5 melakukan kegiatan outbond di Bernah De Valley, Pacet, Mojokerto, Sementara itu peserta didik kelas 6 melakukan ziarah wali ke 2 tempat di surabaya, yakni Sunan Ampel dan Sunan Bungkul. Kegiatan Ziarah wali ini di lakukan setiap tahunnya pada semester genap setelah melakukan Sumatif Tengah Semester (STS). Mungkin saat ini akan banyak yang bertanya tanya, mengapa peserta didik kelas 6 hanya pergi ziarah sedangkan para peserta didik yang lain bersenang senang dalam kegiatan outbond. Para pimpinan Madrasah telah menimbang banyak hal dalam perbedaan 2 kegiatan ini.

Alasan mengapa peserta didik kelas 6 tidak melakukan kegiatan outbond karena, perjalanan outbond yang tergolong melelahkan dan juga dekatnya waktu Ujian Madrasah (UM). Maka dari itu Kepala Madrasah memutuskan untuk peserta didik kelas 6 melakukan ziarah wali. Alasan mengapa kepala madrasah memilih untuk pergi ziarah yaitu, supaya peserta didik tahu adanya makam wali yang terletak di Surabaya, dan juga supaya menjadi berkah barokah untuk para peserta didik saat melakukan Ujian.  Pada kegiatan ini hanya di temani oleh ustadz/ustadzah wali kelas 6 dan beberapa guru mata pelajaran agama islam. Kegiatan ini di mulai pukul 08.00 dimana peserta didik datang dan berkumpul pada hall sekolah. Setelah itu guru mengecek kehadiran peserta didik pada masing-masing kelas. Setelah di rasa semua peserta didik telah hadir, peserta didik di iringi oleh ustadz/ustadzah dan Mahasiswa MBKM Prodi PGMI masuk kedalam bus yang sudah di persiapkan. Untuk ziarah wali ini pihak Madrasah telah menyiapkan 2 bus untuk mengantarkan rombongan menuju makam wali.

Setelah di rasa semua persiapan telah di persiapkan dengan baik, bus segera di berangkatkan menuju makam Sunan Ampel. Tak lupa sebelum berangkat para ustadz/ustadzah memandu berdoa bersama supaya selamat sampai tujuan. Di dalam perjalanan menuju sunan Ampel para peserta didik sangat sangat exited, Karena banyak sekali peserta didik baru pertama kali pergi ziarah ke makam Sunan Ampel. Mereka bersuka cita hingga sampai pada tujuan pertama yaitu Makam Sunan Ampel.

Setelah menempuh waktu 30 menit, para rombongan pun sudah sampai di makam Sunan Ampel. Sesampainya di tempat parkir pus, para peserta didik di bariskan dengan rapi dan kemudian jalan beriringan untuk menyemberangi jalan dengan di pandu oleh para ustadz.

Sesampainya pada Makam Sunan Ampel Peserta didik dan ustadz/ustadzah langsung melakukan tahlil dengan di pimpin oleh ustadz Rudi Hermawan, S.Pd.I. Para peserta didik berdoa dengan sangat khitmad, melakukan tahlil dan sholawat dengan suara yang lirih tetapi sangat indah di dengar. BIOGRAFI : Sunan Ampel adalah salah satu dari Wali Songo, yaitu sembilan tokoh utama penyebar agama Islam di tanah Jawa. Ia merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), seorang ulama yang juga berdakwah di Jawa. Raden Rahmat datang ke Jawa sekitar tahun 1440-an dan menetap di daerah Ampel Denta, Surabaya. Di sana, ia mendirikan pesantren yang menjadi pusat dakwah Islam pertama di Jawa Timur. Banyak muridnya yang kelak juga menjadi tokoh penting, termasuk Sunan Giri dan Sunan Bonang (anaknya sendiri).

Setelah melakukan tahlil dan doa bersama para peserta didik langsung di arahkan untuk keluar dari makam dan melakukan dokumentasi bersama. Setelah itu mereka di bebaskan dengan di beri waktu 20 menit untuk membeli jajanan ataupun aksesoris yang ada di makam Sunan Ampel.

Setelah waktu untuk membeli jajanan dan aksesoris habis, peserta didik di minta untuk masuk kedalam bus dan para ustadzah melakukan pengecekan peserta didik kembali. Setelah semuanya sudah aman terkendali saatnya lanjut pada tujuan yang selanjutnya yakni Sunan Bungkul. Perjalanan dari Sunan Ampel ke Sunan Bungkul menempuh waktu antara 20-25 menit. Sesampainya di Makam Sunan Bungkul para peserta didik di minta untuk turun dari bus dan masuk kedalam makam dengan baik.

Setelah Peserta didik duduk dengan rapi mengitari makam sunan Bungkul ustadzah Rudi Hermawan, S.Pd.I kembali memimpin tahlil dan doa bersama dengan khitmad. BIOGRAFI: Sunan Bungkul adalah salah satu tokoh penyebar Islam di Surabaya pada masa yang sama dengan Sunan Ampel. Ia dikenal sebagai seorang bangsawan atau tokoh masyarakat yang kemudian memeluk Islam dan turut serta dalam dakwah Islam di wilayah Jawa Timur. Sunan Bungkul memiliki hubungan erat dengan Sunan Ampel. Salah satu cerita rakyat yang terkenal menyebutkan bahwa ia menikahkan putrinya, Nyai Ageng Bungkul (juga disebut Dewi Wardah), dengan Sunan Bonang, putra Sunan Ampel. Dalam beberapa versi cerita, pernikahan itu terjadi setelah sayembara memetik buah delima gaib.

Setelah melakukan tahlil dan doa bersama dengan khitmad para peserta didik bergantian keluar dari makam Sunan Bungkul untuk melakukan dokumentasi bersama. Setelah semuanya selesai dan melihat waktu sudah pukul 11.30 para peserta didik di minta untuk masuk kedalam bus untuk kembali ke Madrasah. Di dalam bus peserta didik kembali di cek kehadirannya supaya tidak ada yang tertinggal, dan melakukan doa bersama untuk pulang kembali ke MI MAS. Tak perlu waktu yang lama untuk sampai di MI MAS pada pukul 11.50 para rombongan sudah sampai di MI MAS, dengan rasa senang dan sedikit lelah para peserta didik masuk kedalam MI dan makan siang bersama sebelum di jemput oleh para wali murid.