Berita

MENUJU KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: MENGGALI POTENSI EKONOMI BERKELANJUTAN

Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan yang diinginkan oleh setiap negara dan komunitas untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan, penting bagi kita untuk menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi secara berkelanjutan. Potensi ekonomi yang berkelanjutan mencakup pengembangan sumber daya alam, dan pemerataan pembangunan ekonomi. Pada hari Rabu, 15 Juni 2023, kegiatan sosialisasi di Desa Kepuh Kiriman, Waru, Sidoarjo, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Prodi Ilmu Ekonomi melakukan kegiatan sosialisasi Implementasi Ekonomi Berkelanjutan yang dihadiri oleh beberapa perangkat desa, diantaranya yaitu bapak kepala Desa bapak Sarengat dan juga melibatkan perwakilan dari komunitas ibu-ibu PKK, narasumber, dan juga perwakilan dosen dari kampus UIN SUNAN AMPEL yaitu Prof. Dr. M. Syamsul Huda, M.Fil.I., akan membahas bagaimana menggali potensi ekonomi berkelanjutan dapat memajukan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu cara untuk menggali potensi ekonomi berkelanjutan adalah dengan pengembangan sumber daya alam adalah kekayaan alam yang dimiliki oleh Desa Kepuh Kiriman seperti sungai buntung. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan melibatkan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan, serta pemanfaatan yang efisien dan bertanggung jawab. Dengan mengadakan beberapa program kerja seperti Festival produk halal di sepanjang sungai buntung untuk meningkatkan UMKM di daerah tersebut, Bersih kali dan sedekah bumi yaitu kegiatan gotong royong serta kerja sama warga sekitar untuk menjaga kebersihan sungai dan sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur atas hasil bumi, Outbound Buntung adalah salah satu program kerja yang harus diterapkan untuk menarik minat generasi muda agar berkunjung ke sungai tersebut untuk wisata. Beberapa program kerja tesebut dapat terealisasi apabila menerapkan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis ABCD (Asset, Based, Community, Development) yang disampaikan oleh pemateri pertama yaitu Prof. Dr. M. Syamsul Huda, M.Fil.I.,

Asset Tangible sungai merupakan asset yang nyata dimana asset tersebut memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat Desa Kepuh Kiriman sedangkan, Asset Intangible adalah manusia merupakan asset yang tidak nyata, dimana masyarakat Kepuh Kiriman ikut aktif dalam menunjang berdirinya wisata air yang ada di sungai Buntung. Bassed yaitu dengan fokus pengembangan keterampilan peningkatan pengetahuan, pengorganisasian masyarakat, dan penguatan jaringan sosial. Melalui kegiatan partisipatif dan kolaboratif, masyarakat desa Kepuh Kiriman didorong untuk mengidentifikasi dan mengembangkan keahlian dan potensi yang ada dalam diri mereka sendiri, serta mendorong adanya kerjasama antar warga satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Community Masyarakat di desa Kepuh Kiriman diberdayakan melalui partisipasi aktif dan inklusif dari seluruh anggota dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan program atau proyek. Pendekatan ABCD mendorong pemberdayaan berbasis komunitas yang mengakui keberagaman dan membangun jaringan kerjasama yang kuat di antara masyarakat lokal, organisasi, dan pemangku kepentingan lainnya. Development (pengembangan) adalah pengembangan dalam pendekatan ABCD bukan hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga meliputi aspek sosial, budaya, dan lingkungan. Pendekatan ini memandang pembangunan sebagai hasil dari partisipasi aktif masyarakat, kemandirian, dan penguatan kapasitas, serta pemanfaatan aset yang dimiliki. Dengan demikian, pengembangan yang terjadi lebih berkelanjutan dan lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang terlibat.

Pemateri kedua adalah Bapak Sholihan Sutek selaku ketua TPST desa Kepuh Kiriman yang membahas tentang pemilahan sampah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perlunya melindungi lingkungan sekitar. Pendekatan berkelanjutan terhadap sampah sekitar telah menjadi prioritas utama bagi masyarakat. Ekonomi berkelanjutan telah menjadi landasan untuk mengelola sampah dengan cara yang lebih efisien, mengurangi dampak negatifnya, dan menciptakan peluang ekonomi baru. Dengan mengubah cara kita memandang dan mengelola sampah. Masyarakat diberikan kesadaran tentang pentingnya memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang atau mudah terurai, permasalahan yang biasanya terjadi di desa Kepuh Kiriman yaitu tentang pembuangan sampah popok bayi maupun lansia atau pampers pada aliran sungai dimana banyak masyarakat yang tidak sadar akan dengan dampak negatifnya.