Bogor, 21 November 2024 – Keberhasilan Tim Klinik Etik dan Advokasi (KEA) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya meraih juara umum di Jambore Klinik Etik dan Advokasi (KEA) 2024 menjadi pencapaian yang sangat berarti bagi mereka, setelah sepuluh tahun berturut-turut mengikuti kompetisi ini tanpa pernah meraih gelar juara umum. Kompetisi yang diselenggarakan oleh Komisi Yudisial (KY) Republik Indonesia ini berlangsung selama empat hari, dari 18 hingga 21 November 2024 di Bogor, Jawa Barat, diikuti oleh 62 peserta dari sembilan universitas ternama di Indonesia. Di dalam kompetisi yang penuh tantangan ini, berbagai penghargaan diperebutkan di beberapa cabang lomba, dengan tema besar “Membangun Kader Bangsa yang Menjaga Kehormatan Hakim dan Pengadilan”. Tema ini memiliki relevansi yang sangat tinggi dengan upaya untuk mengedukasi mahasiswa hukum tentang pentingnya menjaga kehormatan lembaga peradilan dan posisi hakim sebagai elemen penting dalam penegakan hukum yang adil di Indonesia, yang tentunya sangat diperlukan untuk menjaga integritas dan keadilan dalam sistem hukum nasional.
Mochammad Rafi Pravidjayanto, salah satu delegasi dari UINSA, berbagi pengalaman mendalam tentang proses persiapan yang sangat menantang. Ia mengungkapkan bahwa meskipun tim mereka sudah berpartisipasi dalam Jambore KEA selama lebih dari satu dekade, meraih juara umum adalah pencapaian yang belum pernah mereka raih sebelumnya. “Selama sepuluh tahun berturut-turut kami mengikuti Jambore ini, kami selalu berjuang keras, namun belum pernah berhasil meraih juara umum. Tahun ini, kami merasa kerja keras kami terbayar dengan kemenangan ini,” ujar Rafi dengan penuh rasa syukur. Ia mengungkapkan bahwa selain mempersiapkan materi-materi kompetisi yang berfokus pada kewenangan dan tugas Komisi Yudisial, tim mereka juga harus memahami lebih dalam tantangan yang dihadapi lembaga ini dalam menjalankan tugas-tugasnya, termasuk bagaimana Komisi Yudisial berperan dalam mengawasi perilaku hakim. “Alhamdulillah, banyak pelajaran yang kami dapatkan, mulai dari pendalaman materi tentang kewenangan Komisi Yudisial hingga cara-cara menghadapi problematika dalam sistem peradilan kita,” tambah Rafi. Melalui pengalaman ini, mereka tidak hanya mempersiapkan diri secara substansi hukum tetapi juga melalui pengasahan kemampuan komunikasi dan strategi presentasi yang efektif.
Keberhasilan tim Klinik Etik dan Advokasi FSH UINSA di Jambore KEA 2024 tidak lepas dari kerja keras yang tak kenal lelah dan persiapan yang matang. Tim UINSA berhasil meraih juara pertama di tiga cabang lomba yang sangat bergengsi, yaitu Debat Hukum, Esai, dan Telaah PMKH. Selain itu, mereka juga meraih juara dua di dua cabang lainnya, yaitu Alat Peraga Kampanye dan Mootcourt Berbasis PMKH. Dengan pencapaian luar biasa tersebut, UINSA akhirnya berhasil meraih gelar juara umum, yang selama bertahun-tahun dikuasai oleh Universitas Andalas. “Kami senang dapat membawa kabar baik dengan meraih juara satu di tiga cabang perlombaan dan juara dua di dua cabang lainnya. Ini adalah buah dari perjuangan panjang kami,” ungkap Rafi dengan penuh semangat. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan kualitas tim UINSA dalam teori hukum, tetapi juga kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan hukum secara praktis dalam berbagai situasi kompetitif yang penuh tantangan. Hal ini menjadi bukti bahwa kerja keras, komitmen, dan ketekunan mereka dalam persiapan berbulan-bulan akhirnya membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Muhamad Rijal Firdaus, peserta lainnya dari UINSA, juga merasa sangat bangga atas pencapaian luar biasa ini dan mengungkapkan pentingnya dukungan berbagai pihak yang terlibat dalam perjalanan mereka. “Keberhasilan ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang bagaimana kami berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai universitas dan mendiskusikan masalah-masalah penting dalam sistem peradilan Indonesia,” ungkap Rijal. Menurutnya, kompetisi ini memberikan kesempatan berharga untuk mendalami berbagai isu hukum, terutama yang berkaitan dengan Komisi Yudisial, serta untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan peserta dari berbagai universitas ternama di Indonesia. Ia menambahkan bahwa pengalaman ini memperkaya pemahaman mereka tentang dunia hukum, sekaligus memberi wawasan yang lebih luas mengenai peran mahasiswa hukum dalam mendorong perbaikan sistem peradilan Indonesia. “Selain itu, suasana sejuk Bogor yang menyelimuti bumi perkemahan Jambore KEA 2024 juga memberikan kenyamanan yang mendukung proses pembelajaran dan interaksi antar peserta,” katanya, menambahkan bahwa lokasi yang menyegarkan semakin mendukung semangat mereka untuk terus belajar dan berkembang.
Agung Tri Wicaksono, peserta lainnya, menceritakan tantangan besar yang ia hadapi selama persiapan. “Selain mempersiapkan materi lomba, saya juga harus menghadapi tekanan akademik yang cukup berat, seperti deadline seminar hasil untuk angkatan 110. Bebannya sangat berat, namun saya tetap fokus pada persiapan lomba,” katanya. Semua perjuangan tersebut akhirnya terbayar dengan kemenangan yang luar biasa. Agung berhasil meraih juara pertama di salah satu cabang lomba, yang menjadi bukti bahwa kerja keras dan ketekunan tidak pernah sia-sia. “Prestasi ini juga menjadi contoh bagi adik-adik kader KEA UINSA 2025 untuk tetap berjuang keras dan memberi yang terbaik agar UINSA tetap mempertahankan gelar juara umum yang telah kami raih,” ujarnya. Agung berharap generasi berikutnya bisa menjaga dan terus mengharumkan nama UINSA dalam ajang kompetisi serupa di masa mendatang.
Keberhasilan Tim KEA FSH UINSA di Jambore KEA 2024 tidak hanya membuktikan bahwa kesuksesan diukur dari hasil akhir, tetapi juga dari proses yang dilalui. Setelah sepuluh tahun berturut-turut mengikuti kompetisi ini tanpa meraih gelar juara umum, kemenangan kali ini terasa sangat istimewa bagi seluruh tim. Persiapan yang matang, semangat yang tak kenal lelah, serta kerja sama tim yang solid membuktikan bahwa dedikasi dan komitmen untuk terus belajar adalah kunci untuk meraih prestasi. Selain itu, kompetisi ini juga memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya menjaga integritas dan etika dalam dunia hukum. Pencapaian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa hukum di seluruh Indonesia untuk terus mengembangkan kemampuan intelektual mereka, menjaga etika, dan berkontribusi pada perkembangan dunia hukum yang lebih baik di masa depan.
Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: Alya Luthfy Adzani