Berita

Surabaya – Tim manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melakukan kunjungan resmi ke Konsulat Jenderal (Konjen) Australia di Surabaya pada hari Selasa, 26 November 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara FISIP UINSA dengan perwakilan diplomatik Australia serta mengeksplorasi peluang kerja sama dalam bidang akademik dan pengembangan sumber daya manusia.

Delegasi FISIP UINSA yang hadir dalam kunjungan ini terdiri dari Wakil Dekan Akademik dan Kelembagaan, Dr. Iva Yulianti U. Izzah, M.Si., Wakil Dekan Administrasi Umum, Prasarana, dan Keuangan, Dr. Aniek Nurhayati, M.Si., Ketua Program Studi Sosiologi, Dr. Dwi Setianingsih, M.Pd.I., Sekretaris Prodi Sosiologi, Masitah Effendi, M.Sosio., Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional, Nur Luthfi Hidayatullah, M.Hub.Int., Sekretaris Program Studi Ilmu Politik, Ajeng Widya Prakasita, M.A., serta mahasiswa tim media FISIP, Zakia Darma Ramadhan.

Kunjungan ini disambut hangat oleh Konsul Jenderal Australia di Surabaya, Glen Askew, yang berbagi pengalamannya mengenai hubungan pribadi dan profesionalnya dengan Indonesia. Glen Askew, yang sebelumnya bertugas sebagai polisi di negara bagian Victoria, mengungkapkan bahwa kecintaannya terhadap Indonesia dimulai dari perjalanan backpacking yang sering ia lakukan. Ketertarikannya tersebut mendorongnya untuk mencari kesempatan bekerja di Indonesia, meskipun pada awalnya ia tidak berhasil mendapatkan posisi di Kedutaan Besar Australia di Jakarta. “Saya senang sekali tinggal di Surabaya, kota besar yang cukup maju. Bahkan, saya penggemar berat Persebaya,” ujar Glen Askew, seraya menunjukkan kebanggaannya memiliki jersey tim Persebaya dengan nomor 1 bertuliskan ‘Cak Glen’.

Dalam pertemuan tersebut, Glen Askew menekankan pentingnya peningkatan hubungan antar masyarakat Indonesia dan Australia. Meskipun hubungan antar pemerintah kedua negara sudah terjalin erat, masih ada kesenjangan dalam pemahaman budaya antara masyarakat kedua negara. “Banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami budaya Australia, sementara mayoritas orang Australia hanya mengenal Bali dan kurang familiar dengan daerah lain di Indonesia,” jelasnya. Oleh karena itu, ia menyarankan perlunya pendekatan people-to-people diplomacy untuk mempererat hubungan antar warga negara.

Selain itu, tim manajemen FISIP UINSA juga menyampaikan rencana untuk mengundang Glen Askew sebagai pembicara dalam public lecture di kampus pada awal tahun 2025. Diskusi mengenai kemungkinan kerja sama lebih lanjut juga dibahas, termasuk peluang magang bagi mahasiswa FISIP UINSA di Konsulat Jenderal Australia. Glen Askew sangat mendukung inisiatif ini dan mengungkapkan kebanggaannya melihat banyak dosen UINSA yang telah mengikuti program studi dan pelatihan di Australia. “Saya berharap lebih banyak lagi dosen dan mahasiswa UINSA yang bisa berkunjung ke Australia untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kapasitas mereka,” tambahnya.

Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya FISIP UINSA untuk menjalin hubungan internasional yang lebih kuat serta membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk mengembangkan wawasan global mereka. Ke depannya, kerja sama yang lebih konkret diharapkan dapat terjalin antara FISIP UINSA dan Konsulat Jenderal Australia, sebagai bagian dari komitmen kedua pihak dalam memperkuat jalinan akademik dan budaya antara Indonesia dan Australia. (NL/WD)


Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.