Articles

“Hati yang gembira adalah obat.” Slogan ini mungkin pernah kita jumpai di apotek terdekat. Ungkapan tersebut menyiratkan arti bahwa kegembiraan atau kebahagiaan dapat membawa kesembuhan atau Kesehatan. Menurut Seligman (2005), kebahagiaan merupakan suatu kondisi psikologis yang sejahtera ditandai dengan adanya emosi positif serta memiliki kepuasan terhadap kehidupan yang dijalaninya. Namun setiap individu memiliki kriteria-kriteria subyektif tentang kebahagiaan. Oleh sebab itu kebahagiaan disebut sebagai subjective wellbeing atau kesejahteraan subyektif. Ada individu yang hidupnya dalam kelimpahan namun merasa tidak bahagia. Sebaliknya, ada yang hidup dalam ekonomi pas-pasan namun senantiasa merasa tenteram dan bahagia.

Bahagia atau tidak merupakan hasil dari penghayatan individu terhadap kehidupan yang dijalaninya. Dalam pandangan psikologi positif, individu yang memiliki tujuan hiduplah yang cenderung lebih bahagia. Demikian halnya menurut pandangan Victor Frankl bahwa seseorang yang tidak memiliki tujuan hidup akan mengalami kehampan eksistensial. Kondisi ini akan menyebabkan kebosanan dan penderitaan sehingga berpotensi menyebabkan masalah gangguan Kesehatan mental.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa memiliki tujuan hidup yang bermakna dapat menumbuhkan kebahagiaan. Individu yang memiliki tujuan hidup akan lebih bersemangat menjalani kehidupannya. Aktivitas menyenangkan yang dilakukan seseorang akan membangkitkan emosi positif. Mekanisme kerja emosi ditubuh manusia berhubungan dengan system saraf. Pada system saraf pusat terdapat system kelenjar yang dapat mengeluarkan hormon sesuai kondisi tubuh. Perasaan positif seperti senang, semangat, antusias memicu kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon kebahagiaan antara lain dopamine, serotonin, oksitosin dan endorphin. Hormon-hormon tersebut meningkatkan kinerja saraf parasimpatis di dalam tubuh sehingga menyebabkan denyut jantung stabil, pernafasan teratur, tubuh menjadi rileks dan pikiran menjadi tenang. Kondisi tersebut dapat meredakan stress dan meningkatkan kekebalan tubuh. Oleh sebab itu perasaan bahagia dan emosi positif lainnya tidak hanya meningkatkan kesehatan mental melainkan juga meningkatkan kesehatan fisik.

Lantas bagaimana agar merasa bahagia? Ya, kita tidak perlu menunggu mendapat kesenangan dulu baru berbahagia. Melainkan kita dapat menciptakan kebahagiaan itu sendiri. Kita dapat melakukan modifikasi dan stimulasi untuk membangkitkan hormon-hormon kebahagiaan dalam tubuh kita. Antara lain dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan dan bermakna yang melibatkan aspek manusia secara holistik yakni fisik, psikis, sosial dan spiritual. Seperti halnya olahraga, mendapat sinar matahari yang cukup, makanan yang lezat dan bergizi, mendengarkan music, meditasi, bercengkrama dengan sahabat, peduli dan berbagi kasih dengan sesama, merawat hewan, beribadah, sedekah, bersyukur, mengunjungi teman yang sakit serta terlibat kegiatan-kegiatan sosial.

Melakukan aktivitas yang menyenangkan bagi diri sendiri maupun yang bermanfaat bagi orang lain memberikan kebahagiaan tersendiri. Hal ini membuat individu menyadari bahwa keberadaannya memiliki nilai manfaat (value). Hal ini membuat seseorang merasa bahwa hidupnya memiliki makna. Merasa bermakna inilah yang kemudian membuat individu menjadi berharga. Merasa diri berharga dapat membangkitkan perasaan yang menyenangkan seperti rasa tenteram, bangga, bersyukur, puas, bahagia, sejahtera dan lain sebagainya. Emosi-emosi positif inilah yang berperan penting meredakan stress dan memperkuat system imun ditubuh. Dalam hati yang gembira, sehatlah jiwa dan raga. Selamat berbahagia !

[Herliyana Isnaen; Dosen Fakultas Ushuluddin & Filasafat]