
Sidoarjo — Dunia kebudayaan bukan lagi sekadar bahan kajian di ruang kelas bagi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Empat mahasiswa semester enam kini tengah menjalani program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Rumah Budaya Sidoarjo, sebuah komunitas seni dan budaya yang aktif menghidupkan kembali khazanah lokal di tengah arus modernisasi.
Selama empat bulan masa magang, para mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi terlibat langsung dalam aktivitas kebudayaan yang berlangsung dinamis. Mereka ikut merancang dan memproduksi podcast bertema kebudayaan, melakukan kunjungan ke situs-situs bersejarah di Sidoarjo, serta mengikuti pemutaran film budaya dan diskusi sejarah. Semua kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menyerap dan memahami dunia kebudayaan dari lapangan.
Rumah Budaya Sidoarjo, di bawah arahan budayawan Cak Seto, memberikan ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk belajar, mengeksplorasi, dan berkontribusi. Tak hanya itu, Cak Seto juga aktif memberikan bimbingan langsung kepada mahasiswa, membagikan pengalamannya dalam menjaga nyala kebudayaan lokal di tengah arus zaman yang cepat berubah.
Bagi para mahasiswa, keterlibatan ini membuka cakrawala baru. Mereka menyadari bahwa banyak warisan budaya di sekitar yang belum terdokumentasi dengan baik, bahkan mulai terlupakan. Dari kesadaran itulah, lahir ide membuat podcast budaya sebagai media kampanye pelestarian kultural yang bisa diakses generasi muda secara lebih luas.

“Melalui magang ini, kami memahami bahwa dunia kerja di bidang kebudayaan menuntut kepekaan, kreativitas, sekaligus rasa tanggung jawab terhadap warisan budaya. Banyak sekali hal yang sebelumnya kami anggap sepele, ternyata punya nilai sejarah dan budaya yang besar,” ungkap Ikmal salah satu peserta magang dari Prodi Sastra Indonesia UINSA.
Program ini menjadi contoh bahwa pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kampus. Di komunitas seperti Rumah Budaya Sidoarjo, mahasiswa belajar tentang kolaborasi, manajemen acara, komunikasi publik, serta pentingnya mendokumentasikan dan menyebarluaskan nilai-nilai budaya yang hampir hilang.
Dengan pengalaman ini, para mahasiswa Sastra Indonesia UINSA tidak hanya membawa pulang ilmu, tetapi juga semangat baru dalam merawat dan menyuarakan kekayaan budaya lokal melalui medium yang akrab dengan generasi mereka.
Penulis: Tim Media Prodi Sastra Indonesia
Baca juga: Kegiatan Prodi Sastra Indonesia