![](https://uinsa.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/Ilmu-Politik-UINSA-2-1-1024x576.png)
Malang, 10 Februari 2025 – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) yang tengah menjalani program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melakukan kegiatan monitoring di Kampung Wisata Warna-Warni Jodipan (KWJ) pada Senin (10/02). Didampingi oleh analis pariwisata, Bapak Yudi Winarno, S.S., tim ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh destinasi wisata yang kian menarik perhatian dunia.
Di lokasi, tim monitoring bertemu dengan Bapak Agus, perwakilan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) KWJ. Beliau mengungkapkan, meskipun Februari umumnya tergolong low season, jumlah wisatawan mancanegara tetap menunjukkan tren positif. Daya tarik unik KWJ terus menjadi magnet bagi pengunjung dari berbagai negara, menjadikannya salah satu destinasi favorit sepanjang tahun. Menariknya, KWJ dijadwalkan akan semakin mendunia pada April mendatang melalui gelaran ASEAN Perkin, yang rencananya akan disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi Eropa.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) turut memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan KWJ. Berbagai program pelatihan pun telah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam menyambut wisatawan, didukung strategi promosi digital dan partisipasi dalam berbagai event pariwisata. Langkah ini menegaskan komitmen untuk menjadikan KWJ sebagai kampung wisata unggulan di Indonesia.
Bapak Agus menambahkan bahwa popularitas KWJ pada awalnya tumbuh secara alami. “Promosi berjalan begitu saja; wisatawan yang berkunjung membagikan foto dan cerita mereka di media sosial,” ujarnya. Selain itu, KWJ menjalin kerja sama dengan event organizer (EO) asal Bali yang memiliki jaringan luas dengan wisatawan asing, serta kerap dijadikan lokasi syuting oleh rumah produksi luar negeri, termasuk American Idol. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kunjungan wisatawan internasional.
Di balik keunggulannya, KWJ juga menghadapi tantangan. Bapak Agus menyoroti padatnya Direct Message (DM) di akun Instagram KWJ yang hanya dapat dibalas sekitar 200 pesan per hari. Sementara itu, penarikan harga tiket masuk (HTM) sempat menimbulkan persoalan dengan pemerintah, dan pembangunan jembatan kaca penghubung KWJ dengan Kampung Tridi menuai pro-kontra di tengah masyarakat. Kendati demikian, keuntungan dari HTM membantu membiayai berbagai perbaikan fasilitas dan pengembangan destinasi.
KWJ yang dulunya merupakan kawasan kumuh kini menjelma menjadi ikon pariwisata Kota Malang yang mendunia. Keindahan warna-warni Jodipan tidak hanya memukau mata, tetapi juga menggambarkan semangat gotong royong masyarakat setempat dalam membangun pariwisata berkelanjutan. Melalui dukungan berbagai pihak, termasuk mahasiswa FISIP UINSA dalam program MBKM, KWJ diharapkan terus berkembang dan menjadi destinasi kebanggaan Indonesia di tingkat internasional. (FyP)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.