Dr. Slamet Muliono Redjosari
Allah memuliakan manusia dengan menyiapkan berbagai kebutuhan-Nya, namun manusia justru melakukan pembangkangan profetik. Dikatakan pembangkangan profetik karena tak menunjukkan sikap syukur dengan melakukan ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya. Alih-alih bersyukur, manusia justru menutup jalan dan melupakan atas berbagai kebaikan dari Tuhannya. Allah telah menciptakan langit, dan bumi sebagai tempat tinggal dengan berbagai kebutuhannya. Ketika dalam bahaya, manusia mengingat-Nya dan menyeru untuk meminta tolong. Namun ketika selamat, justru melupakan-Nya. Demikian pula, panca indera telah melengkapi organ tubuhnya, namun tidak memfungsikannya sebagaimana mestinya. Tetapi justru melakukan kedzaliman dan kerusakan dimuka bumi ini. itulah pembangkanagan profetik.
Kemuliaan Manusia
Allah memuliakan manusia dengan menyiapkan seluruh penopang hidupnya. Dia memudahkan manusia berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Dalam bahtera itu, manusia bisa bersenang-senang, karena Allah mengiringinya tiupan angin yang baik, sehingga bisa bebas dan bergembira. Di dalam kapal, manusia melintasi lautan tanpa memiliki kekhawatiran sama sekali.
Namun manusia melakukan ketidakseimbangan sikap. Di satu sisi, dimuliakan dengan mudah berselancar di laut secara bebas dan leluasa. Namun pada sisi lain, manusia tak menunjukkan rasa Syukur ketika datang pertolongan-Nya. Salah satu realitas yang jelas ketika manusia dalam keadaan bahaya di laut dimana ombak mengancamnya, manusia pun secara tulus ikhlas dan bersungguh-sungguh meminta dibebaskan dari bencana. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
هُوَ ٱلَّذِي يُسَيِّرُكُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمۡ فِي ٱلۡفُلۡكِ وَجَرَيۡنَ بِهِم بِرِيحٖ طَيِّبَةٖ وَفَرِحُواْ بِهَا جَآءَتۡهَا رِيحٌ عَاصِفٞ وَجَآءَهُمُ ٱلۡمَوۡجُ مِن كُلِّ مَكَانٖ وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُمۡ أُحِيطَ بِهِمۡ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ لَئِنۡ أَنجَيۡتَنَا مِنۡ هَٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ
Artinya:
Dia-lah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata), “Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur”. (QS. Yūnus :b22)
Ironisnya, ketika selamat, manusia justru melupakan seluruh jasa-jasa-Nya. Manusia seolah lupa atas campur tangan Allah atas ancaman kematian yang membahayakan dirinya. Hal ini diabadikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمۡ إِذَا هُمۡ يَبۡغُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ ۗ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا بَغۡيُكُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُم ۖ مَّتَٰعَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا ۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا مَرۡجِعُكُمۡ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Artinya:
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yūnus : 23)
Kedzaliman manusia nampak ketika berselancar di muka bumi dengan melakukan berbagai tindak kerusakan. Bukankah manusia enggan berbuat baik sebagaimana Tuhannya berbuat baik kepadanya. Manusia berlaku tidak adil dengan melakukan penindasan kepada orang lain tanda belas kasihan. Inilah pembangkangan profetik
Pembangkangan Manusia
Manusia banyak melakukan tindakan tak tahu balas budi. Allah menjamin kehidupan manusia dengan mencukupi rizkinya. Dalam hati kecilnya, manusia mengakui kontribusi Allah. hal itu dibuktikan ketika ditanya siapa yang memberi rezeki yang didatangkan dari langit dan bumi. Termasuk yang memberinya pendengaran dan penglihatan, serta yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Namun giliran untuk menyembah dan mengagungkan Allah, manusia menolaknya. Hal ini ditegaslan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ ۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Artinya:
Katakanlah, “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah”. Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” (QS. Yūnus : 31)
Pembangkangan profetik terbesar ketika manusia melalaikan hari pertanggungjawaban. Manusia mengira tidak akan datang hari kiamat, bahkan menolaknya. Namun ketika hari yang dijanjikan datang, manusia kaget karena tiba di hadapannya. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ كَأَن لَّمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةٗ مِّنَ ٱلنَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيۡنَهُمۡ ۚ قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ
Artinya:
Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. (QS. Yūnus : 45)
Allah pun memastikan bahwa hari kebangkitan datang dan mewujudkan janji-janji-Nya yang dahulu diminta untuk disegerakan. Allah pun bertanya kepada manusia apakah baru percaya ketika hari penyesalan sudah ada di depan matanya. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya
أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ ءَامَنتُم بِهِۦٓ ۚ ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ كُنتُم بِهِۦ تَسۡتَعۡجِلُونَ
Artinya:
Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kemudian itu kamu baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan? (QS. Yūnus : 51)
Pembangkangan profetik telah melalaikan hari pertemuan dengan Tuhannya. Waktu berlalu dan terasa cepat karena manusia dilalaikan oleh angan-angannya sendiri. Pada saat itu, manusia berubah menjadi manusia terhina karena telah melakukan berbagai pembangkangan terhadap perintah Tuhannya.
Surabaya, 25 Juni 2025