Mukhammad Bakhruddin, dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, baru saja meraih gelar doktor di UIN Sunan Ampel Surabaya setelah berhasil mempertahankan disertasi yang berjudul “Strategi Madrasah dalam Meningkatkan Keterampilan Abad ke-21 Peserta Didik: Studi Multi Kasus di MAN 2 Kota Malang, MBI Amanatul Ummah Mojokerto, dan MAN IC Pasuruan.” Ujian promosi doktor yang berlangsung di hadapan para penguji dan para hadirin menjadi momen yang sangat bersejarah tidak hanya bagi Bakhruddin, tetapi juga bagi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Dalam disertasinya, Mukhammad Bakhruddin mengangkat tema yang sangat relevan dengan tantangan pendidikan saat ini, yaitu bagaimana madrasah dapat beradaptasi dan berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan abad ke-21 bagi peserta didik. Keterampilan abad ke-21 mencakup berbagai aspek, seperti kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah, yang sangat penting bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan global. Dengan memilih tiga madrasah yang berbeda sebagai lokasi penelitian, Bakhruddin berusaha menggali strategi yang diterapkan oleh masing-masing lembaga dalam meningkatkan keterampilan tersebut.
Ujian promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. Muhibbin Zuhri sebagai ketua sidang. Dalam sesi tanya jawab, Prof. Muhid, promotor sekaligus penguji mengawali dengan pertanyaan yang sangat mendasar, “Mengapa Anda memilih madrasah sebagai lokus penelitian?” Bakhruddin menjelaskan bahwa madrasah, sebagai lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas dan nilai-nilai keagamaan, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Ia menekankan bahwa madrasah harus mampu bertransformasi dan berinovasi agar dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya dalam konteks global.
Selanjutnya, Prof. Yusuf Hanafi, yang bertindak sebagai penguji eksternal, mempertanyakan hasil penelitian yang dihasilkan oleh promovendus. Bakhrudin menguraikan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi madrasah dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21 peserta didik dilakukan melalui beberapa langkah penting. Pertama, melibatkan semua stakeholder yang ada di madrasah, termasuk orang tua/wali siswa, secara aktif. Hal ini menciptakan sinergi antara lembaga pendidikan dan keluarga, yang sangat penting untuk mendukung perkembangan peserta didik. Kedua, madrasah melakukan kerjasama atau kemitraan dengan lembaga lain yang relevan. Kerjasama ini bertujuan untuk memperluas jaringan dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Selain itu, madrasah juga menyelenggarakan berbagai kegiatan baik dalam bentuk intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang dirancang untuk mengasah keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.
Di akhir sesi, Prof. Muhibbin mengajukan pertanyaan penutup mengenai strategi ketiga madrasah yang diteliti. Ia ingin tahu lebih dalam mengenai bagaimana masing-masing madrasah tersebut merumuskan dan mengimplementasikan strategi mereka dalam konteks lokal yang berbeda. Bakhruddin menjelaskan bahwa ketiga madrasah yang diteliti memiliki pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21. Misalnya, MAN 2 Kota Malang lebih fokus pada integrasi teknologi dalam pembelajaran, sedangkan MBI Amanatul Ummah Mojokerto menekankan pada pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik. Sementara itu, MAN IC Pasuruan mengedepankan inovasi dalam metode pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif.
Di Akhir sesi, para penguji memberikan apresiasi atas penelitian yang dilakukan oleh Bakhruddin, yang dianggap mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan madrasah di Indonesia. Mereka sepakat bahwa penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi madrasah yang diteliti, tetapi juga dapat menjadi rujukan bagi madrasah lain dalam mengembangkan strategi yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan abad ke-21 peserta didik. Setelah melalui proses yang cukup panjang, Mukhammad Bakhruddin akhirnya dinyatakan lulus dengan predikat cum laude dan berhak menyandang gelar doktor. Momen ini disambut dengan suka cita oleh keluarga, rekan-rekan, dan seluruh civitas akademika yang hadir. Dengan lulusnya Mukhammad Bakhruddin, diharapkan akan ada lebih banyak penelitian dan inovasi dalam dunia pendidikan, khususnya di madrasah. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, agar dapat melahirkan generasi yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga siap menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Mukhammad Bakhruddin kini siap untuk melanjutkan pengabdiannya di dunia pendidikan, dengan semangat baru dan visi yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah di Indonesia. Semoga. (baale)