Konsep BAROKAH sebagai booster Kesehatan melalui Komunikasi
Oleh Dr. Nikmah Hadiati Salisah, S.Ip, M.Si (Ketua Jurusan Komunikasi Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel)
Dalam interaksi keseharian sangat sering terdengar ucapan “BAROKALLAH” untuk setiap bentuk tindakan positif, ungkapan rasa syukur, sebagai sebuah harapan, maupun ungkapan rasa bahagia. Dengan kata lain keyakinan bahwa ada hal yang ‘tidak nampak’ dibalik hal yang nampak dengan esensi yang jauh lebih besar. Sebagai ilustrasi, berdasarkan sebuah pengamatan nampak bagaimana seorang istri mampu mengolah berapapun materi pemberian suami menjadi kenyamanan, kesenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan dalam rumah tangga, saat berapapun yang diterima dari suami itu diyakini sebagai implementasi dari konsep ‘barokallah’. Pengalaman lain ada terkait studi doktoral, ada cerita rekan yang sejak awal sudah berusaha untuk menghitung dan menganalisis seluruh kebutuhan yang nantinya diperlukan. Saat ketemu jumlah angka yang diperlukan, malah dirasa sangat besar dan tidak mampu mencari, akhirnya tertahan untuk bergerak mendaftar. Dibandingkan pengalaman orang lain lagi yang memilih prinsip “bondo nekat, nawaitu lillahi’taala” langsung mendaftar meski untuk pembayaran awal harus berhutang ke bank. Dengan kampus di luar kota, meski harus bolak-balik tetap dijalani dengan ikhlas dan masih yakin dengan prinsip keberkahan Allah. Pada saat membutuhkan uang untuk pembayaran kuliah maupun biaya hidup jika kebetulan tidak ada yang bisa ditarik dari ATM bank-nya, masih terus ikhlas dan bersyukur masih bisa bertahan saat Allah pertemukan dengan seseorang yang dengan ikhlas memberinya hutangan. Pikirannya hanya fokus kepada hari yang sedang dijalani, berusaha agar 24 jam harinya itu bisa dilalui dengan penuh keberkahan Allah yang akan menuntunnya pada rasa bahagia dan mensyukuri apa yang dimiliki dan diperoleh hari itu. Dengan kata lain, keberkahan dan syukur itu semata-mata muncul dari hati, bukan pada materi apapun atau berapapun yang dimiliki. Faktanya, rasa itulah yang akan menuntun gerak langkah dan pilihan keputusan dalam menjalani dan menjemput masa depannya. Faktanya juga, manusia hanya mampu menghitung angka materi, tetapi sama sekali tidak mampu menghitung dan memprediksi keberkahan hidup. Prinsip tersebut juga berlaku dalam interaksi sosial dan proses komunikasi individu yang lebih luas.
Interaksi sosial merupakan bagian esensial dari kehidupan manusia. Dalam konteks Islam, interaksi sosial tidak hanya dilihat dari sudut pandang duniawi tetapi juga dari perspektif spiritual. Komunikasi, sebagai kemampuan bawaan makhluk manusia dalam mempertahankan eksistensinya sekaligus menjadi alat utama dalam membangun hubungan sosial, memerlukan energi yang mendasari setiap prosesnya. Dalam praktiknya, adanya konsep barokah (keberkahan) dan keikhlasan (ketulusan) menjadi elemen penting dalam membangun komunikasi yang seimbang dan harmoni. Komunikasi tidak hanya menjadi media untuk bertukar informasi, tetapi juga menjadi sarana pembentukan makna yang lebih mendalam, termasuk aspek spiritual. Dalam Islam, konsep barokah atau keberkahan sering kali dikaitkan dengan hasil dari niat dan tindakan yang baik. Barokah bukan hanya berwujud materi, tetapi juga ketenangan jiwa, hubungan yang harmonis, dan makna yang melampaui aspek fisik. Dalam konteks komunikasi, barokah dapat memengaruhi cara seseorang memahami, menyampaikan, dan merasakan makna dalam interaksi sosial.
Batasan kesehatan dalam perspektif Islam, bukan hanya diartikan sebagai ketiadaan penyakit, tetapi juga melibatkan keseimbangan spiritual, mental, dan fisik. Konsep barokah sering kali dianggap sebagai berkah atau manfaat yang melampaui hal-hal material, dan memiliki relevansi penting dalam komunikasi kesehatan. Barokah dapat menjadi pendekatan unik dalam mempromosikan gaya hidup sehat berbasis nilai-nilai Islam yang menekankan keberkahan hidup sebagai hasil dari aktivitas menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Dalam tradisi Islam, barokah dipahami sebagai keberkahan atau manfaat yang melampaui dimensi material. Konsep ini mengandung makna spiritual yang mendalam, yang tidak hanya memberikan manfaat fisik tetapi juga menyentuh ranah jiwa dan keyakinan. Barokah dapat dipandang sebagai suatu “vibrasi energi keyakinan” yang berfungsi memperkuat hubungan individu dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitarnya. Dalam konteks komunikasi, barokah memiliki potensi menjadi elemen penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan bermakna.
Energi dalam Islam sering dihubungkan dengan niat (ikhlas) dan amal. Ketika seseorang berkomunikasi dengan niat yang baik dan dilandasi oleh keyakinan kepada Allah, maka komunikasi tersebut dapat memancarkan energi positif. Barokah dalam komunikasi menjadi penggerak yang memberikan dampak positif pada pesan yang disampaikan, serta meningkatkan resonansi antara komunikator dan komunikan. Di sisi lain, Barokah dan persepsi spiritual dalam komunikasi berkontribusi pada terciptanya hubungan yang harmonis. Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan pentingnya hati dalam proses interaksi. Komunikasi yang tulus dan berbasis keyakinan menciptakan resonansi emosional yang mendalam, memberikan barokah dalam hubungan yang terjalin.
Barokah sebagai vibrasi energi keyakinan memberikan dimensi spiritual dalam komunikasi. Dengan melibatkan niat tulus, keimanan, dan ketulusan hati, komunikasi tidak hanya menjadi alat untuk bertukar informasi, tetapi juga medium untuk menebarkan kebaikan dan harmoni. Dalam Islam, barokah menegaskan bahwa nilai-nilai spiritual tidak dapat dipisahkan dari proses komunikasi yang efektif dan bermakna. Bagi yang meyakini, barokah dan keikhlasan berimplementasi dalam bentuk vibrasi energi hati dan pikiran yang sangat penting dalam komunikasi intrapersonal. Kedua prinsip ini tidak hanya menjadikan dialog internal lebih produktif tetapi juga memperkuat hubungan individu dengan dirinya sendiri dan Allah SWT. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini, seseorang dapat mencapai ketenangan batin dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.
Barokah dan Persepsi Spiritual dalam Komunikasi Dalam sistem keyakinan konsep barokah melekat pada aspek persepsi yang membentuk sisi spiritual individu dalam komunikasi. Hal ini nampak antara lain berupa keyakinan adanya keberkahan dalam niat dan penyampaian pesan, bahwa komunikasi yang diawali dengan niat yang baik akan membawa barokah kepada komunikator dan komunikan. Dalam Islam, niat adalah dasar dari setiap amal. Ketika seseorang berbicara atau berkomunikasi dengan niat mencari ridha Allah, pesan yang disampaikan cenderung lebih tulus dan membawa dampak positif. Di sisi lain juga nampak adanya keyakinan terkait peran aspek spiritualitas sebagai penguat efektivitas komunikasi, bahwa spiritualitas individu maupun kelompok dapat memperkuat efektivitas komunikasi dengan menciptakan resonansi emosional dan spiritual antara komunikator dan audiens. Fakta menunjukkan bahwa pesan-pesan keagamaan yang disampaikan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan akan lebih mudah diterima dan dipahami.
Jika diterapkan dalam level komunikasi, penerapan prinsip barokah antara lain 1) dalam komunikasi interpersonal barokah berperan dalam menciptakan hubungan yang penuh kedamaian dan saling pengertian, pemilihan dan enggunaan kata-kata yang sopan, doa dalam percakapan, dan senyum yang tulus dapat menjadi medium keberkahan. 2) dalam komunikasi kelompok konsep barokah dapat diterapkan dengan menanamkan niat kolektif untuk mencari kebaikan. 3) dalam komunikasi massa yang saat ini sudah sangat didominasi oleh teknologi digital, pesan komunikasi memungkinkan penyebaran energi barokah melalui pesan-pesan positif di media sosial. Konten yang menginspirasi dan memotivasi untuk kebaikan akan membawa resonansi keberkahan kepada audiens yang luas.
Komunikasi kesehatan memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi, mengubah perilaku, dan menciptakan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Dalam perspektif Islam, konsep barokah atau keberkahan memberikan dimensi spiritual yang dapat memperdalam pemahaman dan pemaknaan komunikasi kesehatan. Barokah dalam komunikasi kesehatan bukan hanya keberhasilan dalam menyampaikan pesan, tetapi juga dampak positif jangka panjang yang melibatkan perubahan perilaku sehat dengan nilai-nilai keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa konsep barokah dan keikhlasan dapat berfungsi sebagai energi penyeimbang dalam komunikasi, antara lain dengan cara berikut:
- Membangun Kepercayaan: Keikhlasan dalam komunikasi menciptakan hubungan yang jujur, sedangkan barokah memberikan ketenangan dan harmoni dalam hubungan tersebut.
- Menghindari Konflik: Keberkahan dalam komunikasi membantu menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih konstruktif, sementara keikhlasan mendorong individu untuk fokus pada solusi, bukan ego.
- Meningkatkan Empati: Barokah membawa energi positif yang membuat seseorang lebih peka terhadap perasaan orang lain, sementara keikhlasan memungkinkan mereka memahami perspektif tanpa prasangka.
Sedangkan implementasi dalam kehidupan sehari-hari bisa dikelompokkan berdasarkan unit besaran kelompok antara lain:
- Dalam Keluarga: Komunikasi yang diberkahi dan ikhlas menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis, di mana setiap anggota keluarga merasa dihargai.
- Dalam Lingkungan Kerja: Keikhlasan dalam memberikan umpan balik dan keberkahan dalam kolaborasi menghasilkan produktivitas yang berkelanjutan.
- Dalam Masyarakat: Komunikasi yang tulus dan diberkahi menciptakan solidaritas sosial yang kuat, mengurangi kecenderungan perselisihan.
Hal tersebut merupakan sebuah konsekuensi dari implementasi keyakinan bahwa barokah adalah karunia Allah SWT yang membawa manfaat berkelanjutan. Dalam konteks sosial, barokah dapat diartikan sebagai dampak positif yang lahir dari niat baik dalam komunikasi sebagaimana Al-Qur’an menyebutkan: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3).
Dalam artian, saat seseorang berkomunikasi dengan niat untuk membawa kebaikan, Allah SWT dapat memberikan barokah berupa hubungan yang lebih erat, rasa saling percaya, dan keberlanjutan dalam interaksi sosial. Kombinasi barokah dan keikhlasan menciptakan vibrasi energi yang memengaruhi hati dan pikiran secara mendalam. Vibrasi ini berperan dalam:
- Penguatan Keyakinan Diri: Keberkahan memperkuat kepercayaan diri seseorang bahwa Allah SWT akan selalu memberikan jalan terbaik.
- Pengendalian Emosi: Keikhlasan membantu meredam gejolak emosi negatif, seperti marah atau cemas, dengan mengingat tujuan hidup yang lebih tinggi.
- Peningkatan Kreativitas: Energi spiritual ini membuka ruang dalam pikiran untuk ide-ide yang bermanfaat, karena hati yang tenang mampu berpikir lebih jernih.
Konsep barokah dan keikhlasan memberikan dimensi spiritual yang memperkaya praktik komunikasi, khususnya dalam konteks Islami. Sebagai energi spiritualitas, kedua prinsip ini tidak hanya memperkuat efektivitas penyampaian pesan, tetapi juga menjadikan komunikasi sebagai jalan menuju keridhaan Allah SWT. Kedua konsep ini menjadi energi spiritual yang dapat memperkuat efektivitas komunikasi. Barokah menjadikan komunikasi penuh dengan nilai kebaikan, sementara keikhlasan memastikan komunikasi tetap pada jalur yang benar. Kombinasi keduanya memberikan dimensi kepercayaan (trust) dan kredibilitas (credibility) yang tinggi dalam komunikasi. Ilustrasi sederhana dalam konteks dakwah, keikhlasan seorang pendakwah yang menyampaikan ajaran Islam dengan niat murni kepada Allah SWT dapat menarik hati pendengar. Sementara itu, barokah hadir ketika pesan yang disampaikan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Pada saat yang sama, keberkahan sering kali dikaitkan dengan niat baik, keikhlasan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai agama. Dengan demikian, dalam komunikasi kesehatan, barokah dapat diwujudkan melalui pesan yang tidak hanya informatif, tetapi juga memotivasi dan memberdayakan individu untuk mencapai kesehatan fisik, mental, dan spiritual.
bagi individu, proses pemilihan dan pengolahan pesan yang diniatkan menuju keberkahan akam membawa implokasi dalam komunikasi intrapresonal antara lain berupa
- Refleksi Diri yang Bermakna: Dengan barokah dan keikhlasan, dialog internal menjadi lebih terarah, memungkinkan individu untuk menemukan makna hidup.
- Pengambilan Keputusan yang Bijaksana: Individu yang diberkahi dan ikhlas cenderung membuat keputusan yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi juga orang lain.
- Peningkatan Hubungan dengan Allah SWT: Vibrasi energi positif ini memperkuat hubungan individu dengan Sang Pencipta, menjadikan hidup lebih bermakna.
Komunikasi intrapersonal adalah dialog internal yang terjadi dalam pikiran dan hati seseorang. Proses ini memengaruhi cara individu memahami dirinya sendiri, membuat keputusan, dan menjalani kehidupan. Dalam perspektif Islam, komunikasi intrapersonal tidak hanya melibatkan aspek rasional tetapi juga dimensi spiritual yang melibatkan hati sebagai pusat keberkahan (barokah) dan keikhlasan, pemikiran yang menekankan pada eksplorasi bagaimana barokah dan keikhlasan berperan sebagai vibrasi energi positif yang memengaruhi hati dan pikiran dalam komunikasi intrapersonal yang akan menjalar kepada orang-orang dan lingkungan sekitar.
Sampai disini, dapat disimpulkan bahwa konsep barokah sebagai salah satu bentuk spiritualitas komunikasi melibatkan dimensi yang melampaui kata-kata, mencakup hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa dan makhluk lainnya melalui energi dan getaran. Konsep barokah atau keberkahan merupakan salah satu aspek yang melibatkan energi positif yang berasal dari Allah SWT, memberikan kebaikan yang melampaui ekspektasi manusia.
SO, Let’s always remember:
- yesterday is memory, let’s say ASTAGHFIRULLAH
- today is reality, let’s say BAROKALLAH
- and tomorrow is dream, let’s WISH & PRAY just to ALLAH