Dalam upaya menguatkan identitas guru sebagai pendidik reflektif dan inovatif, Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) kembali menggelar Konferensi Nasional Pendidikan Profesi Guru (KONFERNAS) tahun 2022. Diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring) pada 13-14 Mei 2025, kegiatan ini menjadi wadah ilmiah tahunan untuk mengaktualisasikan praktik-praktik terbaik mahasiswa, alumni, dan para dosen pembimbing dalam pengembangan profesi guru.
Dengan mengusung tema “Guru Reflektif, Pendidikan Transformatif: Dari Praktik ke Kontribusi Ilmiah”, KONFERNAS 2022 memfokuskan pada penguatan kemampuan guru dalam mengelola Penelitian Tindakan Kelas (PTK), membangun refleksi kritis, dan berbagi inovasi pembelajaran yang kontekstual dan berakar pada nilai-nilai keislaman.
Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Muhammad Thohir, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa KONFERNAS bukan sekadar forum akademik biasa, tetapi juga ruang perjumpaan gagasan untuk membangun masa depan pendidikan Indonesia melalui guru-guru profesional. “Di tengah perubahan kurikulum, teknologi, dan karakteristik peserta didik, guru harus mampu beradaptasi dengan tetap mengedepankan refleksi, riset, dan kolaborasi. Di sinilah pentingnya peran guru sebagai peneliti dan penggerak transformasi,” ujar Prof. Thohir.
Sesi pleno menghadirkan dua narasumber utama yang memberikan inspirasi dan perspektif strategis mengenai peran guru dalam pendidikan masa kini. Yang pertama adalah Dr. Ainun Syarifah, M.Pd.I, Ketua Program Studi PPG UINSA. Dalam paparannya, ia menyoroti pentingnya PTK sebagai ruang reflektif dan pengembangan diri guru. Ia menyampaikan bahwa PTK bukan sekadar kewajiban dalam laporan praktik, tetapi bagian dari identitas profesional seorang pendidik. “PTK menjadi wadah untuk guru melihat kembali proses pengajaran secara objektif. Melalui refleksi dan perbaikan berkelanjutan, guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran sekaligus membangun kontribusi ilmiah bagi komunitasnya,” jelas Dr. Ainun.
Narasumber kedua adalah Dr. Hernik Farisia, M.Pd, dosen senior FTK dan fasilitator sekolah penggerak. Ia mengajak peserta untuk melihat riset tindakan sebagai instrumen perubahan berbasis nilai. “Guru tidak hanya menyampaikan konten, tapi juga mendesain pengalaman belajar yang bermakna. PTK menjadi strategi untuk menyusun ulang proses pembelajaran yang lebih partisipatif, kontekstual, dan sesuai karakter siswa,” ujarnya.
Sebanyak 42 presenter terpilih dari kalangan mahasiswa PPG dan alumni memaparkan hasil-hasil Penelitian Tindakan Kelas, media pembelajaran inovatif, dan praktik pembelajaran berbasis proyek dalam sesi paralel. Topik-topik yang diangkat mencakup peningkatan literasi membaca di kelas rendah, pemanfaatan video edukatif untuk pembelajaran daring, pembelajaran tematik integratif berbasis kearifan lokal, hingga refleksi guru terhadap pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka.
Salah satu peserta, Siti Khadijah, mahasiswa PPG 2022 yang mengajar di SD di Jember, membagikan pengalamannya menggunakan storytelling sebagai media untuk meningkatkan minat baca siswa. Dalam paparannya, ia menunjukkan bagaimana siswa menjadi lebih antusias dan berani berpendapat setelah diberi ruang untuk menanggapi cerita. “Dari yang tadinya pasif dan takut bicara, kini mereka berebut ingin menceritakan kembali isi cerita. Ini bukan hanya soal strategi, tapi soal bagaimana guru hadir sebagai fasilitator yang menyenangkan,” jelasnya.
Sesi “Inspirasi Alumni” menghadirkan tiga alumni PPG UINSA dari berbagai daerah yang telah melaksanakan dan mempublikasikan hasil PTK mereka di jurnal ilmiah. Mereka berbagi kisah perjalanan dari kebingungan menyusun masalah, hingga akhirnya berhasil menulis dan mengirimkan artikelnya untuk dibaca lebih luas.
Ahmad Rifqi, alumni PPG 2021 yang kini mengajar di Lombok, menyampaikan bahwa menulis PTK telah membuatnya menjadi guru yang lebih sistematis dalam berpikir. “Dulu saya mengajar hanya berdasarkan pengalaman. Sekarang saya berpikir: apakah ini efektif? Apakah siswa terlibat? Apa yang bisa saya perbaiki minggu depan?” ujarnya. Kisah-kisah ini tidak hanya memberi inspirasi, tetapi juga membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat, guru dapat menulis dan berkontribusi dalam diskursus pendidikan secara nasional.
Sebagai hasil dari kegiatan, panitia KONFERNAS akan menerbitkan Prosiding KONFERNAS PPG 2022 dalam bentuk digital yang berisi artikel-artikel terpilih dari para peserta. Prosiding ini akan menjadi sumber belajar dan inspirasi bagi guru-guru Indonesia, serta bukti kontribusi nyata mahasiswa PPG UINSA dalam pengembangan keilmuan pendidikan. Lebih lanjut, kegiatan ini juga menghasilkan beberapa rencana kolaborasi, di antaranya pembentukan Komunitas Alumni Peneliti PPG, platform daring untuk berbagi praktik baik PTK, serta pengembangan jurnal internal berbasis hasil tugas akhir mahasiswa.
Dekan FTK, Prof. Dr. Muhammad Thohir, M.Pd, menutup acara dengan memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta, dosen, dan panitia atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau juga mengingatkan bahwa keberhasilan guru tidak hanya diukur dari kepiawaian mengajar, tetapi juga dari kemampuan merefleksi, berinovasi, dan berbagi. “Guru yang tidak berhenti belajar adalah guru yang akan terus relevan. Konferensi ini adalah bukti bahwa guru bisa menjadi pemikir, penulis, sekaligus pelaksana perubahan,” tandasnya.
KONFERNAS PPG 2022 bukan hanya menjadi agenda rutin, tetapi wujud nyata komitmen UIN Sunan Ampel Surabaya dalam mencetak guru yang tangguh secara akademik, reflektif dalam praktik, dan kontributif dalam membangun masa depan pendidikan Indonesia. Dengan semangat kolaboratif dan berorientasi pada pengembangan profesional berkelanjutan, konferensi ini membuktikan bahwa perubahan pendidikan dimulai dari ruang kelas, dari guru-guru yang berpikir dan bertindak.