Perkembangan teknologi, terutama teknologi digital sudah tidak dapat dibendung lagi. Teknologi digital sudah mewarnai setiap sendi kehidupan termasuk didalamnya dalam pendidikan. Karenanya, setiap pemangku kepentingan, utamanya guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan, perlu untuk membekali diri dengan keterampilan menggunakan teknologi digital. Dalam hal ini, poin penting dan mendasar yang perlu untuk dimiliki guru adalah kemampuan literasi digital. Dalam rangka berperan aktif dalam mengembangkan literasi digital guru, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya dengan bekerjasama dengan TEFLIN East Java Chapter menyelenggarakan workshop literasi digital bagi guru.
Dengan mengambil tajuk Digital Curration: A Literacy Practice for Today’s EFL Teachers, workshop diselenggarakan secara daring pada Senin, 17 Oktober 2022 mulai pukul 09.00 dengan pembukaan dipandu oleh Hilda Izzati Madjid, M.A. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Husniyatus Salamah Zainiyati, M. Ag. menyatakan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada TEFLIN East Java Chapter atas kolaborasi ini. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini menyatakan bahwa di era digital ini, kita perlu kita perlu meningkatkan keterampilan dan literasi digital. Hal ini dimaksudkan agar kualitas pembelajaran semakin baik dengan cara mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini juga disambut baik oleh Koordinator TEFLIN East Java Chapter, Prof. Dr. Zuliati Rohmah, M. Pd. Dosen Universitas Brawijaya ini menyampaikan bahwa TEFLIN khususnya chapter Jawa Timur membuka kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya kepada sekolah, madrasah maupun perguruan tinggi di Jawa Timur. Selama ini TEFLIN sudah banyak menjalin kerjasama diantaranya dalam penyelenggaraan beberapa topik workshop seperti Corpus Linguistics, Project-Based Learning dan juga peran bahasa ibu dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Sebanyak 280 orang mendaftar sebagai peserta kegiatan ini. Workshop kali ini menampilkan dua pemapar dari Universitas Brawijaya dan UINSA dan dipandu oleh Rizka Safriyani, M. Pd. Beberapa peserta bahkan berasal dari pondok pesantren dan lembaga kursus. Pemapar pertama dalam workshop kali ini adalah Ibu Hamamah, M. Pd., Ph. D. Dengan mengambil topik tentang The Role of Teacher in the Digital Era, dosen dari Universitas Brawijaya ini menyampaikan bahwa berdasarkan penelitian, pengguna internet di Indonesia pada 2022 mencapai 204.7 milyar. Angka ini tentu akan terus meningkat. Oleh karenanya guru perlu menyesuaikan dengan peran-peran baru mereka dalam pembelajaran di era digital ini. “Teachers are not only the knowledge producers in the digital era, but teachers need to choose the suitable materials that can help students to achieve the proficiency levels”, terang Ibu Hamamah. Dalam menjalankan peran mereka sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing dan evaluator dari proses pendidikan guru perlu memfasilitasi pembelajaran yang lebih dinamis. Dalam setiap proses saat menjalankan peran ini, guru perlu mengintegrasikan penggunaan teknologi. Dalam hal ini, pebelajar tidak hanya di nilai dan di evaluasi terkait aspek kognisi dan proficiency terkait dengan pelajaran namun juga kemampuan dan keterampilan dalam mengakses, mengevaluasi dan membuat informasi digital secara efektif.
Pembicara kedua, Bapak M. Syaifudin, M.Ed., Ph.D narasumber kedua pada workshop TEFLIN hadir memapaparkan pengalamannya terkait kurasi digital pada praktek literasi guru. Hal ini menjadikan koleksi pengetahuan kita menjadi bertambah. Pak Syaifudin menunjukkan dua aplikasi berbasis online yang bisa digunakan terkait aspek kurasi digital, yaitu “wakelet” dan “pinterest” yang mewakili judul paparannya yaitu Digital Curation: A Challenging New Literacy Practice for Teachers.
Tersebar dari Sabang sampai Merauke mulai dari unsur mahasiswa, guru tingkat menengah dan dari perguruan tinggi dibawah Kemendikbud maupun Kemenag, peserta workshop kali ini cukup antusias. Beberapa menanyakan terkait aplikasi yang sudah dilatihkan oleh Bapak Syaifudin. Salah satunya adalah wekelet. Dalam mengoleksi pengetahuan, Wakelet dapat digunakan langsung saat pembuatan kurasi digital dengan kolaborasi bersama peserta didik dan nantinya presentasi akan dibuat melalui poster maupun video. Kedua aplikasi dapat digunakan secara gratis tanpa batasan-batasan tertentu. Banyak peserta yang merefleksi bahwa melalui kegiatan ini mereka mendapat banyak ilmu dan inspirasi.