Surabaya, 11 Juni 2025 – Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) terus memantapkan komitmennya terhadap mutu akademik dengan menggelar pembahasan intensif dalam agenda Rapat Reboan yang digelar di GreenSA UINSA. Rapat ini dipimpin langsung oleh Dekan FSH, Dr. Hj. Suqiyah Musyafa’ah, M.Ag., dan dihadiri oleh unsur pimpinan, dosen, serta tim akreditasi dari Program Studi Hukum dan Ilmu Falak. Fokus utama dalam pertemuan ini adalah koordinasi teknis dan penyempurnaan dokumen menjelang pelaksanaan asesmen lapangan akreditasi kedua program studi tersebut.

Dalam arahannya, Dr. Suqiyah menegaskan bahwa akreditasi bukan hanya kewajiban formal, melainkan cerminan integritas akademik dan arah strategis lembaga. “Akreditasi bukan sekadar prosedur administratif, tetapi sebuah cerminan dari budaya mutu dan komitmen kita terhadap pendidikan berkualitas,” tegasnya. Beliau juga mengapresiasi semangat kolaboratif dari para ketua prodi, dosen, dan tim penjaminan mutu yang telah bekerja secara sistematis dalam menyusun borang dan menyiapkan dokumen eviden. Menurutnya, capaian unggul bukanlah hasil instan, melainkan buah dari kesadaran kolektif dan kerja akademik yang berkelanjutan.

Ketua Program Studi Hukum, Dr. Arif Wijaya, S.H., M.Hum., dalam laporannya menyampaikan bahwa pihaknya telah menyelesaikan lebih dari 90% dokumen yang dibutuhkan, termasuk capaian pembelajaran lulusan (CPL), keterlibatan alumni, serta sinergi dengan mitra eksternal. “Kami berupaya agar semua data tidak hanya lengkap, tapi juga mampu menggambarkan karakter unggul prodi Hukum UINSA. Akreditasi ini adalah kerja kolektif, bukan sekadar tanggung jawab prodi,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa pelibatan mahasiswa, terutama dalam kegiatan MBKM dan penelitian, akan menjadi nilai tambah signifikan saat visitasi.
Sementara itu, Kaprodi Ilmu Falak, Dr. Siti Tatmainul Qulub, M.S.I., menekankan bahwa semangat akreditasi Prodi Ilmu Falak terletak pada daya saing ilmiah dan keterkaitan antara warisan keilmuan Islam klasik dengan dinamika kontemporer. “Kami menyusun borang dengan semangat bahwa Prodi Ilmu Falak harus memiliki daya saing internasional, tidak hanya sebagai pelestari khazanah klasik, tetapi juga pelopor riset kontemporer,” ungkapnya. Dalam proses ini, timnya fokus pada penguatan publikasi, integrasi kurikulum dengan astronomi digital, serta dokumentasi kegiatan pengabdian berbasis komunitas.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, rapat juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas SDM dosen dalam hal pemanfaatan teknologi akreditasi, termasuk pelatihan pengelolaan e-lapbor dan eviden digital. Komitmen untuk menyelaraskan instrumen akreditasi dengan visi internasionalisasi fakultas pun ditekankan kembali oleh pimpinan fakultas, agar hasil akreditasi tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga mendekati capaian kelas dunia.
Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: Alya Luthfy Adzani