Column UINSA

Oleh: Dr. Muhammad Khodafi, M.Si.

Ngaji 3 

Kitab Bidayatul Hidayah

Golongan para pencari ilmu oleh imam Ghozali dikelompokkan menjadi tiga golongan. Golongan pertama adalah mereka yang menetapkan niat dan tekad untuk mencari ilmu demi ridho Allah. Kelompok pertama ini adalah kelompok yang sangat beruntung karena menjadikan ilmu yang mereka pelajari sebagai bekal untuk mendapatkan “kenikmatan” akherat, dimana puncaknya adalah bermuwajaha dengan Allah. Dalam kontek kekinian kelompok ini sudah hampir tidak diminati oleh ummat. Karena dianggap aneh dan melawan hukum kenormalan duniawi, yang menyandarkan kesuksesan pencapaian ilmu diukur dengan kesuksesan menguasai dunia.

Golongan kedua adalah para pencari ilmu yang bertujuan untuk menggunakan ilmu yang didapatnya untuk dimanfaatkan sebagai sarana kehidupannya di dunia untuk memperoleh kemuliaan, harta, pangkat. Tetapi mereka sadar bahwa tujuan-tujuan tersebut sebenarnya salah dan tidak benar. Mereka melakukannya karena keadaannya yang lemah karena struktur  masyarakat yang ada “memaksa” mereka untuk melakukannya. Dalam konteks kekinian kita bisa melihat kalau para pencari ilmu di sekolah-sekolah umum atau modern, sudah tidak bisa menghindar dari kurikulum yang mengarahkan pada satu “spesialisasi” ilmu yang diarahkan untuk satu profesi tertentu. Hal ini beda dengan sistem pendidikan pesantren tradisional yang tidak mengarahkan para murid atau santrinya untuk menekuni satu profesi tertentu. Pesantren salaf hanya bermaksud membekali santrinya dengan ilmu agama untuk pegangan hidup mereka di dunia agar tidak tersesat dalam menggapai tujuan akherat. Apapun profesi santri setelah keluar dari pesantren, apakah sebagai petani, nelayan,  pedagang, guru ataupun politisi mereka diharapkan tetap teguh dalam menjalankan dan mengamalkan ilmunya. Sehingga terjaga dari kemaksiatan yang merusak tujuan mencari ilmunya. 

Golongan kedua ini menurut Imam Ghazali menduduki posisi yang kritis, karena gampang terpeleset dalam kemaksiatan. Karena itulah kelompok ini diharapkan sering melakukan evaluasi dan pertaubatan dari niat yang kurang tepat. Agar bisa mengembalikan tujuan ilmunya pada hakekat pencarian ridho Allah. Dengan pertaubatan inilah diharapkan kelompok kedua (yang saat ini bisa kita rasakan sebagai kelompok terbesar) bisa selamat dan masuk ke dalam kelompok pencari ilmu  yang beruntung.  Namun jika sampai ajal menjemput mereka tidak bertaubat  maka dikuatirkan mereka akan masuk menjadi golongan yang mati dalam keadaan “Su’ul khatimah”. Mudah-mudahan kita terhindar dari keadaan seperti ini. Aamiin YRA.

Sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok yang benar-benar terperangkap oleh bujukan atau jebakan syetan yang mendorong para pencari ilmu (untuk menyengajakan niat) untuk mencari ilmu demi kepentingan duniawi, seperti mengumpulkan harta, berbangga diri dengan kedudukan dan kekuasaannya, menyombongkan diri karena banyaknya pengikut. Secara bersamaan dengan niat duniawi-nya itu mereka tetap merasa yakin bahwa dia merupakan orang yang baik dan dianggap mulia di sisi Allah. Sebab karena tampilan mereka secara dhohir seperti cara berpakaian yang berpenampilan seperti orang alim, cara berbicara yaang sangat agamis, padahal mereka sangat tamak dengan kenikmatan duniawi secara lahir dan batin. Karena ketidaksadaran mereka dan bahkan menganggap amalan buruk mereka sebagai amalan yang bernilai ibadah, susah sekali bagi kelompok ini untuk bertobat. Meskipun secara hakiki tidak tertutup bagi mereka untuk bertaubat jika Allah menghendaki. 

Karakter kelompok ketiga ini sekarang ini banyak kita jumpai, fenomena dukun pengganda uang, orang yang mengaku nabi atau menerima Wahyu serta mengaku sebagai imam Mahdi ataupun mengaku sebagai Jibril adalah bagian dari kelompok seperti ini. Mereka Hakekatnya orang jahil yang menyaru sebagai orang berilmu. Adapun jika mereka berilmu, mereka termasuk dalam kategori ulama Su’. Dimana dalam konteks hadist nabi dianggap sebagai orang yang lebih berbahaya dari Dajjal sekalipun. Karena kamuflasenya benar-benar bisa menipu orang-orang awam atau jahil. Dengan tampilan dan tindakan yang seolah-olah baik seperti ahli agama, mereka bisa menyesatkan ummat. Karena hakekat perbuatannya adalah mengajak pada kesesatan duniawi. #SeriPaijo