Berita
FDK Newsroom, Rabu (19/10/2022); Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menyelenggarakan 4th International Conference On Da’wa and Communication (ICONDAC) yang dilaksanakn semala dua hari, 18-19 Oktober 2022. Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dan puluhan presenter yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Pada konferensi internasional yang diselenggarakan keempat kalinya ini mengusung tema “Da’wa and Communication in the Era of Society 5.0: The Co-Exixtence of Humanism Values”.
Pada konferensi internasional ini, FDK UINSA menghadirkan tiga narasumber internasional yaitu Assoc. Prof. Huey Rong Chen dari Chinese Culture University Taiwan, Prof. Dr. Rusli bin Ahmad dari Universiti Malaysia Serawak, dan Syekh Essam Youssef dari Nurul Bayan International Egypt. Selain tiga narasumber internasional, hadir pula dua narasumber dari Indonesia yang menyampaikan gagasan dan penelitiannya terkait isu yang diangkat, yaitu Prof. Dr. Nur Syam, M.Si. dan Dr. Ahmad Murtafi Haris, Lc., M.Fil.I. dari UIN Sunan Ampel.



Pada ICONDAC hari pertama, Prof. Dr. Rusli asal Malaysia membahas mengenai kepimpinan ‘servant’, konsep kerohanian, kesediaan da’i dalam institusi dakwah. Ia menerangkan kajian ini sangat penting dibawakan untuk kita seorang khalifah dan hamba Allah.
“Kajian ini amat penting, karena sebagai khalifah dan hamba Allah, pemimpin memainkan peranan dan tanggungjawab yang besar dalam aktivitas dakwah dan untuk memakmurkan dunia.,” jelasnya.
Pada sesi yang sama, Dr. Ahmad Murtafi Haris Lc., M.Fil.I. menyampaikan gagasannya tentang humanisme di dalam masyarakat. Dosen FDK UINSA ini menyebutkan beberapa nilai dari gekaran humanis, salah satunya menegaskan kesetaraan semua individu dan mengakui keragaman pribadi dan budaya.



Sesi kedua pada ICONDAC hari pertama diisi oleh Assoc. Prof. Huey Rong Chen dan Prof. Dr. Nur Syam, M.Si. Pada kesempatan tersebut, Assoc. Prof. Huey Rong Chen dari Departement of Journalis menyampaikan judul Authenticity in Communication: Beyond Strategy and Technology. Sementara pada panel yang sama, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si. membawakan materi dengan judul Humanist Proselytizing in Disruptive Era. Pada kesempatan tersebut, guru besar Sosiologi UIN Sunan Ampel ini menjelaskan tentang dakwah di era disruptif yang sangat relevan untuk bisa menyebarkan nilai-nilai humanism.

“Beruntunglah masyarakat Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai landasan bersama yang dijadikan dasar negara. Pancasila didirikan, ditegakkan, dan dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Negara mengatur hubungan antar umat beragama untuk menciptakan kerukunan, dan keamanan dalam bangsa dan negara. Di bawah konsep hubungan antara agama dan negara di Ketuhanan Yang Maha Esa, negara tidak ikut campur dalam urusan internal agama,” lanjut Prof. Dr. Nur Syam, M.Si.



Pada hari kedua, ICONDAC diisi oleh narasumber dari Nurul Bayan International, Syekh Essam Youssef. Pada kesempatan tersebut narasumber dari Mesir tersebut memaparkan materinya dengan asik sekali mengenai cara termudah untuk mengajar membaca al-Qur’an dengan tajwid yang memakai motodenya, Nurul Bayan dan al-Fath al-rabbani.

Setelah materi dari Syekh Essam, acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang presentasi pemakalah yang sudah mengirimkan hasil penelitiannya. Sesi paralel ini diikuti oleh lebih dari 25 judul artikel dari akademisi Indonesia dan internasional, mulai dari Universitas Islam Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Malang, IAIN Kendari, hingga akademisi asal Pakistan.

Penulis: Nur Alifia
Editor: Nur Romdlon M. Adi.