Kegiatan MBKM yang dilaksanakan sejak dua bulan lalu menjadi ajang bagi mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) untuk mencari pengalaman dengan terjun dalam dunia kerja. JTV sebagai jaringan televisi swasta terbesar di Indonesia menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan tempat magang mahasiswa. Begitu juga Jawa Pos yang notabene perusahaan media tertua di Jawa Timur.
Stasiun televisi JTV menjadi salah satu pilihan magang mahasiswa yang sedang melaksanakan program MBKM. Stasiun televisi ini berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Ketintang, Surabaya. Salah satu mahasiswa magang, Reza Muara menceritakan pengalamannya selama magang di JTV. Ia mendapat tugas sebagai translator untuk menulis beberapa naskah program Pojok Kampung dengan bahasa ala-ala Surabaya.
“Tujuan memilih magang di JTV untuk grow up skill dalam kepenulisan khususnya pemberitaan, meski ini adalah langkah awal. Kesan yang didapat untuk beberapa minggu magang di posisi ini tentunya banyak belajar hal yang belum pernah dijajaki, enjoy aja sih sebenernya, let it flow,” begitu tutur mahasiswa yang kerap dipanggil Reza tersebut.
Proses syuting salah satu program stasiun TV JTV (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagi mahasiswa yang sering berkecimpung dalam dunia kepenulisan tentunya relate dalam bidang ini. Mengasah skill kepenulisan di dunia kerja menjadi kelanjutan dari keseharian mahasiswa yang notabene tidak lepas dari makalah dan tugas menulis lainnya.
Di sisi lain salah satu mahasiswa AFI bernama Faiz memilih untuk melakukan magang di Jawa pos. Jawa Pos sendiri merupakan perusahaan surat kabar harian yang merupakan perusahaan tertua yang masih beroperasi hingga saat ini. Berpusat di Surabaya tepatnya di Gedung Graha Pena, Jl. Ahmad Yani, No. 88, Surabaya.
Faiz sendiri mulai melaksanakan magang sejak 22 Januari yang lalu hingga 22 Mei mendatang. Ia ditugaskan di bagian Jawa Pos Event Organizer, yakni membantu agar event yang diselenggarakan oleh Jawa Pos maupun klien berjalan dengan baik.
Ia memberikan kesan magang yang seru dan tidak monoton di Jawa Pos karena sering berkolaborasi dengan klien luar. Jawa Pos sebagai media terbesar tentunya memiliki jaringan koneksi yang sangat luas sehingga sering bekerjasama dengan perusahaan atau institusi lain.
“Jadi magangnya seru sih nggak melulu di kantor, kadang ya ikut event-nya Jawa Pos , semisal event di kampus UPH Surabaya yang berkolaborasi dengan Honda Center, jadi lebih tau dengan dunia per-event-an,” ulas mahasiswa Aqidah & Filsafat Islam tersebut.
“Walaupun nggak sejalan dengan jurusan kuliah tapi over all perlu banget sih untuk belajar skill baru ya salah satunya di dunia event ini, makanya itu aku tertarik sih magang di sini,” tambahnya.
Dengan mengikuti event di luar kampus khusunya di dunia kerja kiranya dapat membuka mata kaum intelek lebih luas. Sehingga menjadi lebih peka terhadap lingkungan serta memahami problem-problem secara langsung bukan hanya melalui media seperti biasanya.
Banyak mahasiswa yang begitu antusias mengikuti program MBKM, untuk meniti kehidupan di dunia karir. Selain merupakan kewajiban dari pihak kampus, mencari pengalaman serta koneksi di dunia luar kampus dirasa sangat penting untuk selanjutnya berproses di dunia kerja. Program yang dicetuskan oleh Nadiem Makariem ini dirasa perlu untuk tetap berlanjut kedepannya atau bahkan dikembangkan lagi. (Lailatul Arifah – Mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat Uin Sunan Ampel Surabaya)