UIN Sunan Ampel Surabaya
Tuesday, 27 September 2022
Oleh: Prof. Dr. Wiwik Setiyani, M.Ag.,Wakil Rektor Bidang AUPK UINSA Surabaya
Salah satu upaya meningkatkan pendapatan Non UKT UINSA adalah memaksimalkan layanan ruang-ruang kegiatan di GreenSA Inn. Mempercantik ruangan dan kenyamanan kamar-kamar tidur para tamu, menjadi pilihan untuk mendongkrak konsumen. Upaya ini dilakukan terus menerus oleh Kepala pusat bisnis UINSA meskipun, baru 3 bulan pasca dilantik (Juli-September).
Selaras dengan pilar UINSA as an sochiophreneur Islamic university, pusat bisnis terus berinovasi dengan membuat beragam karya yang mampu meningkatkan fiskal non UKT. Hotel yang dilengkapi dengan berbagai ruang kegiatan untuk seminar, FGD (focus group discussion), rapat terbatas dan pelatihan, menjadi skema menarik untuk memperbaiki layanan tersebut. Fasilitas yang tersedia dilengkapi akomodasi seperti; ruang pelatihan, layanan konsumsi dan kamar agar, lebih efektif dan efisien dalam bentuk paket.
GreenSA Inn, menjadi pusat layanan kegiatan bagi fakultas-fakultas di lingkungan UINSA lengkap dengan paket hemat. Ruang kegiatan tanpa sewa tetapi, ada layanan konsumsi untuk kegiatan dengan anggaran dari masing-masing unit. Layanan ini sangat menguntungkan bagi pengguna karena, dapat uang transport setiap kali hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan. Namun, kondisi ini tidak memberikan pendapatan signifikan bagi GreenSA Inn yang telah beroperasi sejak tahun 2012 khususnya, pengguna internal UINSA.
Rizki datang tanpa diundang, berkah UINSA memang luar biasa. Sebagaimana, ajaran Al-Quran Surah At-Talaq Ayat 3 wajib dijadikan pedoman bagi umat Islam dalam menggapai keberkahan rizki duniawi. Semangat bekerja dengan hati dan kesabaran yang ikhlas serta gerak cepat tim kerja yang solid membuahkan hasil jauh dari ekspektasi. Hari Minggu, 25 September 2022 GreenSA Inn, menjadi hotel bergensi karena, Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Yaqult Cholil Qoumas secara tiba-tiba berkenan transit di ruang lobby dan menikmati indahnya kamar nomor 201.
Surabaya sebagai kota metropolis memiliki beragam hotel berbintang dengan fasilitas mewah tidak menjadi referensi bapak Menteri. Salah satu hotel bintang 5 ternama yang sudah dipesan terpaksa harus dibatalkan. GreenSA Inn, menjadi pilihan bapak Menteri karena itu, kita patut bangga bahwa, property UINSA sudah berasa bintang 5. Kehadiran beliau adalah anugerah terindah yang dapat memancarkan sinar rizki untuk pendapatan non UKT UINSA. Green Sa inn, hotel sederhana jauh dari kesan mewah tetapi, dapat bernilai mewah bagi yang singgah. Kesederhanaan fasilitas yang dihiasi dengan keramahan dan kecantikan ruangan melahirkan kesan mendalam bagi pengunjung dan kebanggaan bagi pengelola.
Pengelola UINSA menyakini bahwa, kiat sukses dalam Islam selalu dikaitkan dengan nilai-nilai moral, sebagaimana Siddiqi (1986) mengatakan “keberhasilan terletak dalam kebaikan. Umat Islam hendaknya secara positif menggunakan kemampuannya dan sumber daya alam yang diberikan Allah agar, dimanfaatkan untuk hal-hal kebaikan. Sebaliknya, tidak diperbolehkan melakukan eksploitasi terhadap makhluk Allah. Dan setiap kebaikan yang dilakukan manusia berdampak pada nilai ibadah termasuk dapat menyenangkan orang-orang yang ada di sekitar kita.
Kehadiran tamu istimewa orang nomor satu Kementerian Agama di GreenSA Inn, direspon cepat oleh Rektor dan seluruh pimpinan rektorat juga pengelola pusat bisnis. Pertemuan tersebut ada dialog yang diajukan Gus Menteri; ‘ada berapa kamar dan mulai kapan beroperasi?’ Dengan sigap pak Rektor menjawab terdapat 60 kamar dan beroperasi sejak tahun 2012. Pertanyaan dilanjutkan dengan berapa harganya? Untuk menjawab ini memerlukan energi, namun spontan dan pasti salah satu wakil rektor menjawab harganya Rp. 300 ribu. Jawaban ini membuat terkejut seluruh yang hadir dan bikin senyum-senyum. Keramahan dan kesholehan pak Menteri semakin membuat suasana semakin hangat dan tak terasa beliau berkenan transit di ruang kamarnya. Selama kurang lebih 1,5 jam menghabiskan waktu, berada di GreenSA Inn, sembari menunggu perjalanan berikutnya ke Jakarta.
Sungguh kemewahan GreenSA Inn tidak ada tetapi, kemewahan sebenarnya terletak pada pelayanan yang ramah dan berkesan bagi semua pengunjung. Salah satu fenomena unik dan menarik dalam menyiapkan kudapan untuk tamu Menteri dan rombongan, ketua pusbis memotong kue brownis menggunakan sotil (alat penggorengan) karena, ‘saking gupuhnya’ mencari pisau tidak ketemu. Kata pepatah “tak ada rotan akarpun jadi,” benar saja hasil potongan kue tersebut sangat rapi dan cantik untuk disajikan. Kesiapsiagaan dan respon cepat dalam menjamu tamu tidak terbentur oleh waktu (hari libur) dan keterbatasan peralatan yang dimiliki tetapi, kemampuan memaksimalkan potensi di sekililing kita menjadi sumber inspirasi.
GreenSA Inn, sebagai warisan para pendahulu pengelola manajemen UINSA yang memiliki cara pandang yang arif dan bijaksana dalam menyongsong UINSA menjadi BLU (badan layanan umum). Kerja keras dan kerja hebat tersebut terus dilanjutkan seiring dengan perubahan dan perkembangan serta tuntutan untuk memasuki era baru menuju PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum).
Mindset pegawai UINSA harus mampu berpikir besar, bekerja dengan cepat dan tepat sasaran guna merealisasikan mimpi hebatnya. Jadi, GreenSA Inn, sebagai salah satu asset yang terus diupayakan menjadi sumber pendapatan non UKT harus ditingkatkan pelayanannya setara dengan bintang lima. Jika, Ndak percaya….berarti belum berpikir besar untuk mewujudkan PTN-BH.
Aset berharga yang dimiliki UINSA menjadi sarana untuk mewujudkan lembaga yang mandiri, kerja cepat, kerja hebat menjadi solusi praktis untuk mengejar ketertinggalan. Searah dengan pengarahan Rektor pada setiap pelantikan dan pelatihan untuk menggunakan prinsip kerja GPL (Gak Pakai Lama). Dan yang terpenting dari prinsip kerja tersebut harus bahagia dimanapun bekerja. Rektorat dan Fakultas sebagai sarana unit kerja untuk semangat mengabdi dan mendedikasikan diri untuk kejayaan UINSA menuju universitas 10 terbaik se-Asia. (Wise)