Berita
GenBI UINSA: SEDEKAH DARAH UNTUK KEHIDUPAN

UINSA Newsroom, Rabu (23/11/2022); “Kita ingin mengangkat semangatnya para pahlawan yang berkorban darah, walau tidak bisa disamaratakan, tapi yang kita angkat adalah semangat kepahlawanannya untuk membantu kehidupan,”

Bertempat di Klinik Pratama UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Rabu, 23 November 2022 digelar acara Donor Darah yang diinisiasi Komunitas GenBI UINSA Surabaya. GenBI (Generasi Baru Indonesia) sendiri merupakan sebutan bagi Komunitas Penerima Beasiswa Bank Indonesia.

Di UINSA Surabaya, komunitas ini beranggotakan 75 mahasiswa dari berbagai prodi. Ainun Nadzifatur Rohmah, Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Semester 5 Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UINSA Surabaya selaku Ketua Pelaksana Kegiatan menjelaskan, kegiatan Donor Darah yang digelar GenBI ini merupakan salah satu program rutin Divisi Kesosma (Kesehatan Sosial Masyarakat), yang disebut GenDor (GenBI Donor Darah).

Mengusung tema ‘Give Blood, Give Live,’ GenBI UINSA Surabaya meyakini, bahwa selain kebaikan untuk diri sendiri, darah yang didonorkan juga bisa menjadi sedekah untuk orang-orang yang membutuhkan. “Mungkin bagi orang-orang sedekah itu berupa uang, tenaga. Enggak, kita bisa memberikan darah kita untuk sedekah ke orang-orang. Mungkin bagi kita setetes darah gak berarti, tapi bagi orang-orang yang membutuhkan, setetas darah itu berharga. Dari setetes darah, kita memberikan kehidupan,” ujar Ainun.

Ainun menjelaskan, bahwa kegiatan ini bekerjasama dengan Klinik Pratama UINSA dan UGD PMI Kota Surabaya. Sosialisasi kegiatan dilakukan melalui media sosial serta bekerjasama dengan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) pada UINSA Surabaya. “Target kita 50 kantong darah, tapi pihak PMI menyediakan 75 kantong barangkali ada tambahan yang OTS (On the Spot),”

Disampaikan Ainun, bahwa kegiatan ini sesuai dengan tiga pilar utama GenBI yakni menjadi Frontliners, Change Agents, dan Future Leaders. Sebagai Frontliners, GenBI UINSA tidak hanya memiliki tanggungjawab mengkomunikasikan kelembagaan dan berbagai kebijakan Bank Indonesia kepada sesama mahasiswa dan masyarakat umum. Tapi juga bertugas mengenalkan GenBI UINSA melalui kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan. “Kita bukan anak komunitas beasiswa yang hanya menerima beasiswa. Tapi kita juga terlibat aktif di kegiatan sosial salah satunya donor darah ini, yang diakuisisi oleh Program Kerja Divisi Kesosma,” ujar Ainun.

Selanjutnya pilar Change Agents atau menjadi role model di kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat. “Sebenarnya donor darah ini juga momentum hari pahlawan. Nah, pahlawan itu kan memberikan kehidupan, keberlanjutan,” imbuh Ainun.

Pilar selanjutnya yakni, Future Leaders atau menjadi pemimpin masa depan di berbagai bidang dan tingkatan. Dijelaskan Ainun, bahwa para penerima beasiswa GenBI tidak hanya diberikan bantuan dana pendidikan tapi juga dilatih leadership dan manajemen yang berguna bagi kehidupan.

Putri Rahmadia, salah seorang peserta donor darah mengaku ketagihan untuk mendonorkan darahnya karena merasakan manfaatnya. Kendati sempat merasa pusing tapi tubuhnya terasa lebih sehat setelah donor darah. “Seneng sih, bisa melakukan donor darah. Merasa lebih bermanfaat aja bisa membatu orang lain. Semoga kegiatan teman-teman GenBI sukses dan semakin banyak kegiatan semacam ini,” ujar Putri mengapresiasi.

Apresiasi juga diberikan pihak PMI Kota Surabaya serta Klinik Pratama UINSA selaku fasilitator kegiatan. dr. Ilma dari PMI Kota Surabaya misalnya, mengaku senang dengan kegiatan mahasiswa ini, khususnya GenBI UINSA Surabaya. Kegiatan ini dinilai dr. Ilma sangat baik dan membantu pertolongan pertama pada kebutuhan darah.

Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag., Kepala Klinik Pratama UINSA Surabaya juga memberikan support penuh pada kegiatan-kegiatan mahasiswa yang ingin bersinergi dengan Klinik Pratama UINSA Surabaya. Hal ini menurut Dr. dr. Nur Asiyah penting dalam rangka meningkatkan pengalaman dan kreatifitas mahasiswa.

“Mahasiswa saat ini sudah tidak eranya Kuliah Pulang-Kuliah Pulang (Kupu-Kupu). Karena kalau mereka hanya jadi mahasiswa kupu-kupu gak punya pengalaman apa-apa, dapatnya hanya teori-teori yang itu diajarkan di kelas,” ujar Dr. dr. Nur Asiyah. (Nur/Humas)