Manajemen Pendidikan Islam
Tuesday, 9 August 2022
Dua dosen Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Sunan Ampel Surabaya, yakni Dr. Sulanam, M.Pd dan Muhammad Nuril Huda, M.Pd. beberapa bulan terakhir cukup intens melakukan riset aksi guna mengawal proses internalisasi ajaran Samin melalui kurikulum pendidikan. Lokus kegiatan berada di Dusun Jepang Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo, sebagai pusat komunitas Samin Bojonegoro. Ajaran Samin tentang nilai-nilai humanis awalnya dibawa oleh Ki Samin Surosentiko alias Raden Kohar (tahun 1859-1914) yang dikenal sebagai tokoh pejuang melawan kolonial tanpa kekerasan. Pemerintah pun telah mengapresiasi nilai luhur tersebut dengan menetapkan Ajaran Samin Surosentiko Bojonegoro sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2019.
Aksi partisipatori yang masuk dalam klaster Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Program Studi pada agenda riset UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2022 ini dimaksudkan untuk turut menjaga dan mentransformasikan ajaran luhur Samin kepada generasi mendatang. Dr. Sulanam, M.Pd. selaku Ketua Tim Peneliti mengatakan bahwa seiring perkembangan arus teknologi informasi yang kian deras, keberadaan ajaran luhur Samin menjadi cukup rentan. Generasi muda akan mudah terbawa oleh perubahan teknologi, sementara di saat bersamaan nilai ajaran luhur semakin mudah ditinggalkan. “Untuk itu, kami dari Prodi Manajemen Pendidikan Islam mencoba melakukan langkah secara partisipatif dalam upaya mentransformasikan ajaran Samin kepada generasi penerus. Salah satunya dengan insersi nilai Samin melalui kurikulum satuan pendidikan, khususnya pada mata pelajaran PAI dan PPKn”, imbuhnya.
Proses telaah dan perumusan kurikulum melibatkan guru-guru PAI dan PPKn dari lima sekolah di wilayah Desa Margomulyo, mulai tingkat dasar hingga menengah. Mereka secara bersama-sama melakukan pemetaan nilai Samin sesuai standar kompetensi yang ada pada peraturan yang berlaku. Ada lima poin ajaran Samin Bojonegoro sebagai basis muatan nilai lokal dalam kurikulum, antara lain: laku jujur, sabar, trokal lan nrimo (berperilaku jujur, sabar, berusaha secara sungguh-sungguh dan menerima dengan ikhlas); ojo dengki, srei, dahwen, kemeren, pekpinek barange liyan (jangan dengki, iri, mencela, mengambil milik orang lain tanpa izin); ojo mbedo mbedakne sepodo padaning urip, kabeh iku sedulure dewe (jangan membeda-bedakan sesama makhluk hidup, kita semua saudara); ojo waton omong, omong sing nganggo waton (jangan asal bicara, bicaralah yang bernilai); serta biso roso rumongso (bisa merasakan perasaan orang lain).
Kegiatan ini melibatkan partisipasi dari berbagai kalangan, mulai dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, NGO, pihak desa, tokoh masyarakat, komunitas Samin, mahasiswa Prodi MPI, hingga kepala sekolah dan guru di wilayah sekitar. Nuryanto, Kepala Desa Margomulyo mengaku senang dan mendukung penuh adanya program pendampingan dari kampus UIN Sunan Ampel Surabaya untuk ikut uri-uri (merawat) ajaran Samin agar tetap lestari. Hal senada disampaikan Siti Nurhayati, Guru SDN Margomulyo II, ia mengaku mendapat pengalaman berharga dalam mengembangkan kurikulum, terutama berbasis kearifan lokal di daerahnya. Hasil dari kegiatan ini nantinya akan didiseminasikan dalam bentuk laporan riset, artikel ilmiah, buku pedoman kurikulum, serta video pendek agar publik dapat lebih memahami tentang substansi ajaran Samin sehingga dapat turut serta merawat dan menjaganya.