Ashil Falih Kes Foh Al Ghozali, mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, berhasil lulus dengan IPK 3,74 dan menjadi wisudawan terbaik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UINSA Surabaya pada Yudisum ke-14 periode Agustus tahun 2021. Ketika diminta menceritakan bagaimana kiat-kiat hingga mampu meraih prestasi tersebut, mahasiswa yang akrab dipanggil Ashil ini memulai dengan pengalamannya ketika menjadi mahasiswa baru di UINSA. Seperti kebanyakan mahasiswa baru, di awal perkuliahan Ashil masih mengira-ngira akan seperti apa kedepannya sebagai seorang mahasiswa. “Apalagi masuk di Prodi Ilmu Kelautan yang notabene merupakan jurusan umum tetapi di kampus Islam. Banyak sekali pertanyaan yang ada di benak saya, namun akhirnya terjawab seiring berjalannya waktu”, ujar anak pertama dari 8 bersaudara ini.
Di semester pertama, idealisme dan harapan yang tinggi membuat Ashil fokus hanya pada kegiatan perkuliahan. “Sebenarnya awalnya banyak opsi organisasi yang dipilih, sampai akhirnya tidak ada satu pun organisasi yang saya ikuti di awal perkuliahan”, ujarnya sambil tertawa kecil. Namun di akhir semester 1 Ashil mendaftar dan diterima menjadi asisten peneliti ichtiologi mengenai pengaruh toksisitas deterjen dan logam berat terhadap ikan.
Berawal dari asisten peneliti tersebut, selanjutnya Ashil mulai aktif di Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMAIKLA). Mulai bergabung dengan departemen PSDM (Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa) sebagai staf dan selanjutnya menjadi Kepala Departemen Hubungan Masyarakat hingga ditunjuk menjadi Ketua SC (Steering Committee) atau konseptor kegiatan OMBAK (Orientasi Mahasiswa Baru Ilmu Kelautan). Ashil juga aktif sebagai anggota Senat Mahasiswa FST UINSA dan ditunjuk menjadi Pemandu LKMM (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa) FST UINSA. Tidak berhenti sampai di situ, Ashil juga mengabdikan diri di Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah sebagai ketua santri. Ashil memahami betul bahwa aktif berorganisasi harus dibarengi dengan manajemen diri yang baik. “Syukur alhamdulillah ilmu manajemen diri saya dapatkan di awal kuliah saat mengikuti LKMM Pra-TD (Tingkat Dasar)”, tambahnya.
“Saya juga mulai menemukan cara belajar terbaik menurut versi saya sendiri di sela tambahan kesibukan lain, yaitu ketika perkuliahan sedang berlangsung”, ungkap putra dari Moh Ghozali dan Zaidatul Badriyah. Menurut Ashil, kuliah sangat berbeda dengan sekolah. Ketika perkuliahan berlangsung, mahasiswa bisa dengan bebas memberikan pertanyaan sekaligus berdiskusi dengan dosen. “Penjelasan dosen harus saya pahami saat itu juga”, tambahnya. Ashil menunjukkan hasil catatan di tiap-tiap perkuliahan yang hanya beberapa kalimat saja tapi mencakup poin-poin penting materi perkuliahan. Catatan tersebut menurut Ashil sangat berguna sebagai pengingat untuk belajar mandiri ketika akan menempuh ujian. “Model belajar seperti itu memudahkan saya untuk mengalokasikan waktu untuk kegiatan himpunan dan lainnya”, jelas Ashil.
Selama kuliah di Prodi Ilmu Kelautan UINSA, mahasiswa kelahiran Gresik, 17 Februari 1997 ini juga aktif menjadi asisten dosen di Mata Kuliah Pemrograman Komputer, Akustik Instrumentasi Kelautan, Survey Hidrooseanografi, dan Project Survey Kelautan. Perlombaan karya tulis ilmiah di tingkat fakultas hingga asisten peneliti juga pernah diikuti Ashil guna meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan serta memperkaya pengalaman. “Alhamdulillah juga bisa magang di PBAT Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan. Sebenarnya berkesempatan magang lagi di Pusat Hidro-oseanografi TNI AL, tetapi karena pandemi, maka rencana tersebut gagal”, ujar Ashil sedikit kecewa. “Tapi untuk mengisi waktu luang di awal pandemi waktu itu, saya menulis untuk majalah Al Haromain Surabaya dan membuka les privat untuk SD dan SMP”, tambahnya.
Saat ini Ashil telah menyelesaikan studinya di Prodi Ilmu Kelautan UINSA dengan predikat cumlaude. Ashil mengucap syukur luar biasa atas capaiannya tersebut. “Di semester akhir kemarin saya diterima di Lembaga Amil Zakat Al Haromain sebagai staff Humas sampai akhirnya saya putuskan berhenti untuk fokus mengerjakan skripsi, dan alhamdulillah penelitian skripsi saya selesai tepat waktu”, ujar Ashil yang menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Indeks Risiko Multi Bencana di Wilayah Pesisir Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik. Mahasiswa yang bercita-cita bergabung dengan perusahaan multinasional Schlumberger ini mengungkapkan banyak sekali wawasan dan kenangan yang tercipta selama kuliah di Program Studi Ilmu Kelautan UINSA yang tidak bisa diceritakan satu per satu. “Prinsip hidup saya, dimanapun kita berada tetaplah menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang banyak”, pungkas Ashil menutup wawancara. Selamat, Ashil!