AKSI MAHASISWA KKN 25 UINSA DALAM MEWUJUDKAN DESA TANGGUH BENCANA (DESTANA)
Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah sebutan bagi desa yang sudah memiliki lisensi untuk menghadapi suatu bencana, dalam artian memiliki kemampuan mengantisipasi dan memanfaatkan sumber daya untuk menekan dampak bencana. Hal inilah yang akhirnya memunculkan ide bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 25 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya untuk membantu Desa Pasirian agar terverifikasi secara resmi sebagai Destana.
Sejalan dengan tema program kerja tim KKN 25 UINSA Surabaya yang bertema Desa Tangguh Bencana, program ini bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan desa terhadap ketanggapan bencana di Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Program yang diselenggarakan oleh tim KKN 25 UINSA pada Kamis, (11/7) ini berupa forum edukasi dalam bentuk seminar yang ditargetkan pada warga Desa Pasirian.
“Ketika ada bencana, Desa Pasirian itu biasanya didatangi warga-warga terdampak bencana untuk mengungsi, bahkan sebelum Desa Pasirian ditunjuk sebagai tempat pengungsian oleh BPBD,” ujar Ir. Sugeng selaku Kepala Desa Pasirian. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Pasirian memiliki peran dalam ketanggapan bencana.
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh tim BPBD ini juga mendapat respon baik dari warga desa, setidaknya terdapat 115 warga yang hadir. Mulai dari Ketua RT, Karang Taruna, hingga Kepala Desa hadir dalam kegiatan ini. Sorak-sorakan kerap kali terdengar dari bangku warga sebagai bentuk antusiasme warga terhadap materi yang disampaikan oleh BPBD.
“Sangat bagus, kalau kalian bisa mengajukan Desa Pasirian untuk terdaftar secara resmi menjadi Desa Tangguh Bencana. Kami juga sangat terbantu, karena Desa Pasirian memiliki peran sebagai Desa Penyangga ketika terjadinya bencana, dan juga memang belum terdaftar sebagai Desa Tangguh Bencana,” ujar ibu Amni Selaku petugas BPBD ketika tim KKN 25 UINSA berkunjung ke kantor BPBD. (1/6).
“Kami berharap usaha tim KKN 25 UINSA dapat memberikan manfaat dan menjadi batu loncatan bagi Desa Pasirian agar memiliki kesiapan matang sebagai desa penyangga apabila terjadi bencana,” ujar Muhammad Labib Naufal, salah satu mahasiswa dari tim KKN 25 UINSA prodi Ilmu Al-Qur’an dan tafsir.
Penulis: Muhammad Labib Naufal
Editor: Nadya Saadah