
Malang, 24 April 2025 — Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional FISIP UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang tengah melaksanakan program magang di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang mendapatkan kesempatan berharga untuk mewawancarai salah satu tokoh pembangunan desa, Bapak Samsul Arifin. Beliau merupakan Direktur BUMDes Kerto Raharjo Desa Sanankerto periode 2017–2022, sekaligus sosok penting di balik transformasi Desa Sanankerto dari desa tertinggal menjadi desa wisata unggulan.
Dalam wawancara eksklusif tersebut, Bapak Samsul Arifin membagikan kisah inspiratif tentang perjalanan panjang Desa Sanankerto menuju kemajuan. Pada era 1990-an, desa ini termasuk dalam kategori desa tertinggal dan menjadi bagian dari Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
Perubahan signifikan mulai terjadi pada tahun 2017 ketika Bapak Samsul dipercaya memimpin BUMDes Kerto Raharjo. Dengan mengusung visi untuk menggali dan mengembangkan potensi lokal, ia memulai inisiatif strategis yang mengangkat potensi hutan bambu di wilayah desa. Dari sinilah lahir Boonpring Sanankerto, sebuah destinasi wisata edukasi berbasis alam yang tidak hanya menampilkan keindahan ekosistem bambu, tetapi juga menawarkan nilai edukatif bagi pengunjung dari berbagai kalangan pendidikan.
Transformasi ini tidak terjadi sendirian. BUMDes Kerto Raharjo di bawah kepemimpinan Bapak Samsul aktif menjalin kerja sama lintas sektor—mulai dari dunia pendidikan hingga pemerintah daerah—untuk memperkuat infrastruktur dan meningkatkan daya tarik Boonpring Sanankerto. Kolaborasi yang solid ini berhasil membawa nama Desa Sanankerto ke panggung nasional bahkan internasional.
Puncak keberhasilan ini ditandai dengan diraihnya penghargaan prestisius tingkat ASEAN, yakni The 5th Rural Development and Poverty Eradication Award. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas inovasi pembangunan desa berbasis potensi lokal yang berkelanjutan dan inklusif.
Wawancara ini menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa FISIP UINSA dalam memahami langsung praktik pembangunan masyarakat berbasis kolaborasi dan pemberdayaan. Selain itu, kisah Bapak Samsul menjadi inspirasi bahwa dengan visi, kerja keras, dan sinergi, desa yang tertinggal pun dapat bangkit dan menjadi teladan pembangunan.
FISIP UINSA terus mendorong mahasiswanya untuk terlibat aktif dalam program-program pengabdian dan magang yang relevan dengan bidang ilmu, serta membuka wawasan terhadap praktik pembangunan di lapangan. Wawancara ini membuktikan pentingnya keterlibatan akademik dalam mendukung narasi perubahan dan pembangunan berkelanjutan. (FyP)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.