Berita

Mahasiswa dari prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) telah membantu mengembangkan pembelajaran yang lebih menyenangkan di TK Unggulan An-Nur melalui Media Pembelajaran berupa APE yang mreka kreasikan sendiri. APE yang mereka buat berhasil menarik perhatian peserta didik hingga memunculkan rasa ingin tahu yang besar pada setiap media yang peserta didik lihat.

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah benda atau permainan yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak belajar sambil bermain. Tujuannya adalah untuk merangsang perkembangan berbagai aspek kemampuan anak, seperti kognitif (berpikir), motorik (gerakan), sosial emosional, moral agama, bahasa dan bisa juga dalam perkembangan seni. Penggunakan APE dalam pembelajaran membuat pembelajaran menyenangkan dan lebih interaktif untuk anak anak, dari pada hanya sekedar menggunakan lembar kertas untuk tugas anak dalam kelas, media APE lebih berfokus pada perkembangan.  APE yang dibuat oleh Mahasiswa dari prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) di TK Unggulan An-Nur Surabaya beragam menyesuaikan tema pembelajaran pada saat itu. Dari mulai APE “Roda profesi”, APE  “Wayang Kisah” , APE “Damkar cilik” , dan lain lain.

APE Roda Profesi, Pada Praktik ini mahasiswa membuat kreasi media pembelajaran yang berfokus pada perkembangan kognitif anak terutama “Problem Solving” nya. Perkembangan kognitif anak merupakan proses bertahap dalam meningkatkan kemampuan berpikir, mengingat, memahami informasi, serta menyelesaikan masalah. Proses ini mencakup berbagai aspek seperti konsentrasi, daya ingat, keterampilan berbahasa, kemampuan dalam memecahkan masalah dan fungsi eksekutif lainnya. Setiap anak mengalami perkembangan ini secara unik, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan sekitar dan jenis stimulasi yang diterima. Pada Alat permainan edukatif ini, Mahasiswa berhasil mengajak anak untuk melatih kemapuan dalam memecahkan masalah dengan sangat baik seperti menebak apa saja alat kerja yang digunakan profesi yang sesuai dengan tebak tebakan pada alat permainan edukatif tersebut dan dimana tempat kerja profesi tersebut. Alat permainan edukatif ini ternyata tak hanya melatih kemampuan pemecahan masalah pada anak, akan tetapi juga berhasil melatih kemampuan berpikir kritis Anak.

Inovasi yang muncul dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran adalah pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) yang tidak hanya bersifat rekreatif, tetapi juga edukatif. APE “Wayang Kisah” sebuah alat permainan yang dikreasikan secara khusus dalam pengembangan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa sekaligus membentuk pemahaman nilai-nilai keagamaan anak

Dalam praktiknya, APE “Wayang Kisah” mengangkat tema turunnya perintah berpuasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari sejarah penting dalam Islam. Dengan tampilan visual yang menarik, penuh warna, serta desain yang jelas dan ramah anak, media ini tidak hanya menjadi alat bantu cerita semata, tetapi juga menjadi sarana transformatif yang menghubungkan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Penggunaan Wayang Kisah menjadi sangat relevan mengingat anak usia dini berada dalam tahapan berpikir pra-operasional dimana anak cenderung berpikir secara egosentris, konkret, dan memiliki keterbatasan dalam memahami konsep abstrak seperti sejarah, agama, atau moralitas. Oleh karena itu, penyampaian cerita melalui media visual dan aktivitas bermain menjadi kunci utama dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Melalui APE ini, anak-anak tidak hanya mendengarkan kisah secara pasif, tetapi terlibat langsung dalam proses bermain peran dengan memegang tokoh wayang, menghidupkan cerita, dan mendiskusikan isi kisah dengan guru serta teman sebaya. Pendekatan ini menciptakan ruang belajar yang interaktif, dialogis, dan mendorong keterlibatan emosional anak terhadap nilai yang disampaikan. Anak-anak menjadi lebih mudah memahami konteks turunnya perintah Ramadhan, mengetahui lokasi di mana Rasulullah menerima wahyu, dan membayangkan seperti apa praktik ibadah puasa pada masa Rasulullah SAW. Tidak hanya itu, kegiatan ini secara simultan melatih keterampilan berbahasa anak. Kemampuan menyimak, berbicara, merangkai kalimat, serta mengekspresikan ide berkembang melalui interaksi dengan tokoh-tokoh cerita. Kegiatan ini juga mendorong tumbuhnya kepekaan sosial dan empati, karena anak diajak untuk merenungkan pesan moral dalam kisah yang disampaikan

  APE “Wayang Kisah” tidak sekadar alat bermain, tetapi simbol dari upaya mendekatkan anak kepada nilai-nilai luhur agama Islam melalui media yang sesuai dengan perkembangan mereka. APE “Wayang Kisah” menjadi contoh bagaimana pembelajaran agama dapat dikemas secara menyenangkan, kreatif, dan efektif. Di tengah tantangan digitalisasi dan arus informasi yang serba cepat, pendekatan seperti ini justru menjadi alternatif yang kuat untuk memperkuat fondasi karakter anak sejak usia dini. Ke depan Ketiga APE Damkar Cilik, Damkar Cilik merupakan alat permainan edukatif yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi anak-anak. Dalam permainan ini, anak dapat berlatih berperan sebagai petugas pemadam kebakaran dengan aman, sehingga mengurangi potensi terjadinya kecelakaan saat kegiatan berlangsung.  Permainan ini dilengkapi dengan berbagai media pendukung seperti jas pelindung agar anak tidak basah, potongan kertas berbentuk api sebagai target, serta botol bekas berisi air dengan tutup yang telah dilubangi untuk menyemprotkan air.

APE ini dirancang menyerupai bangunan rumah dan hotel sebagai bagian dari simulasi kebakaran. Permainannya sangat mudah dipahami dan menyenangkan. Anak hanya perlu menyemprotkan air ke arah kertas bergambar api hingga kertas tersebut jatuh. Penggunaan APE ini dilakukan diruang terbuka, sehingga tidak membatasi ruang gerak untuk anak-anak.

Kegiatan ini dilakukan dalam dua kelompok, yang juga berfungsi untuk melatih kerja sama tim di antara anak-anak. Selain mengenalkan peran sebagai pemadam kebakaran, permainan ini juga membantu menstimulasi perkembangan motorik halus. Aktivitas menyemprotkan air mampu melatih otot kecil pada tangan dan jari serta koordinasi antara tangan dan mata. Dengan begitu, APE Damkar Cilik menjadi media pembelajaran yang tidak hanya edukatif tetapi juga menyenangkan.

Melalui pemanfaatan berbagai APE, seperti APE “Roda Profesi”, APE “Wayang Kisah”, APE “Damkar Cilik”, dan lain-lain, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dapat berkontribusi dalam meningkatkan perkembangan anak melalui metode yang menyenangkan dan menarik. Beragam APE tersebut tidak hanya memberikan pengalaman bermain yang bermakna, tetapi juga mendukung perkembangan motorik halus, kognitif, serta keterampilan sosial anak melalui aktivitas yang bersifat kolaboratif. Dengan demikian, penggunaan APE menjadi salah satu media pembelajaran alternatif yang efektif dalam membentuk karakter dan kemampuan dasar anak sejak usia dini, yang dipilih oleh siswa sebagai sarana pembelajaran yang tepat.  Melalui kreativitas dan kolaborasi antara mahasiswa PIAUD FTK UINSA dan pihak sekolah, berbagai inovasi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk APE terbukti mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi anak usia dini. Setiap APE yang dikembangkan tidak hanya menjadi sarana bermain, tetapi juga sebagai media edukatif yang menyentuh berbagai aspek perkembangan anak. Dari kognitif, bahasa, motorik, sosial emosional, hingga nilai-nilai spiritual, semua dirancang secara kontekstual dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dengan pendekatan yang menyenangkan ini, diharapkan pembelajaran anak usia dini dapat terus ditingkatkan, serta menjadikan anak tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara sosial dan emosional. Ke depan, semoga praktik mengajar seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya dalam menciptakan pembelajaran yang menyeluruh dan humanis sejak usia dini.