@adminuinsa
Thursday, 2 June 2022
UINSA Newsroom, Kamis (02/05/2022); Seiring dengan akan berakhirnya masa jabatan Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Ketua Senat Universitas secara khusus mengundang anggota senat dan Tim Drafting Statuta pada Kamis-Sabtu, 2-4 Juni 2022. Bertempat di Hall lt.5 Gedung GreenSA Inn Sidoarjo.
Adapun agenda acara pada kesempatan ini antara lain: Grand Launching Buku “Membaca Islam Indonesia, Perspektif Integrated Twin Towers); Pembahasan Rancangan Perubahan Statuta; serta Pertimbangan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Rektor Masa Jabatan 2018-2022.
Sekretaris Senat UINSA Surabaya, Drs. H. Muhammad Syarief, M.H., yang memandu langsung acara menjelaskan, bahwa kegiatan ini juga menjadi salah satu amanat statuta UINSA Surabaya, bahwa LPJ Rektor membutuhkan pertimbangan dari Senat Universitas.
Selain itu, Sekretaris Senat juga menjelaskan, bahwa pada Sidang Senat kali ini juga melibatkan selain anggota Senat. Antara lain tim penyusun Buku “Membaca Islam Indonesia, Perspektif Integrated Twin Towers). Buku ini berisi Kumpulan Orasi ilmiah Guru Besar Periode 2018-2022. Diundang pula dalam kesempatan ini, Tim Legal Drafting Revisi Statuta.
Prof. Dr. H. Burhan Djamaluddin, M.A., Ketua Senat UINSA Surabaya dalam sambutannya pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun buku yang telah bekerja siang dan malam untuk mengoreksi Kumpulan Orasi ilmiah Guru Besar yang dibukukan.
Tim penyusun, menurut Prof. Burhan, bertugas merapikan orasi ilmiah agar lebih layak cetak menjadi sebuah buku. Baik dari bahasa, teknik penulisan, dan lain-lain tanpa merubah subtansi.
“Kami ingin menerbitkan untuk umum. Bukan hanya untuk kita anggota Senat, orang-orang UIN sendiri, tapi layak untuk dijual di pasaran,” ujar Prof. Burhan.
Prof. Burhan juga menegaskan, pembukuan Buku Orasi Guru Besar periode 2018-2022 ini sekaligus menandai akan berakhirnya masa periode Bhakti Senat pada Agustus 2022 nanti.
Sementara itu, Rektor UINSA Surabaya, Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak khususnya Senat Universitas, yang dinilai telah menjadi mitra produktif dan konstruktif. “Dalam rangka sama-sama bekerja untuk mengamati, menyelesaikan, dan melaksanakan segenap kebijakan-kebijakan kelembagaan yang kita laksanakan secara bersama-sama,” ujar Prof. Masdar.
Relasi yang akrab, penuh silaturrahim, dan berlangsung secara kekeluargaan antara Senat dengan pimpinan universitas, menurut Rektor, menjadi konsen dalam kepemimpinannya. “Kami sungguh sangat berharap, situasi semacam ini jangan sampai pudar, jangan sampai berubah, siapapun nanti yang akan menjadi Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya kedepan,” harap Prof. Masdar.
Mengingat, relasi yang baik dan akrab antar berbagai pihak, akan menjadi pertaruhan besar bagi keberlangsungan dan Reputasi UINSA Surabaya. Hal ini juga dalam rangka akselerasi kinerja kelembagaan, akademik, manajerial, serta lainnya. “Tradisi yang sangat baik ini, mari kita lanjutkan, kita teruskan, kalau bisa kita tingkatkan. Dalam rangka mengembangkan inovasi-inovasi yang bisa dimunculkan dari Senat dan kemudian bisa dilaksanakan oleh jajaran pimpinan,” terang Prof. Masdar.
Rektor yakin, bahwa jika pimpinan kurang memberikan aksentuasi terhadap program-program yang bisa dilaksanakan secara sinergis berdampak pada pengembangan kolaborasi kemitraan yang produktif. “Konstelasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Jawa Timur saat ini sungguh luar biasa besar. Kita mewarisi nama besar IAIN Sunan Ampel Surabaya yang dulu menjadi episentrum dari seluruh PTKIN yang ada dibawah Kementerian Agama tapi sekarang ini kondisinya jauh berbeda,” terang Prof. Masdar.
Adanya desentralisasi, distribusi, dan diversifikasi pelaksanaan pendidikan keagamaan Islam Negeri melalui PTKIN cabang yang ada di daerah, lanjut Rektor, sehingga dapat melakukan akselerasi dan menyamai bahkan melampaui induknya. “Oleh karena itu ke depan, ada banyak kerja-kerja yang sungguh membutuhkan perhatian kita semuanya. Seluruh komponen yang ada di universitas ini. Dalam rangka merespon, menyikapi, kemudian melahirkan inovasi-inovasi kerja yang bisa mengimbangi akselerasi perkembangan UIN-UIN di Jawa Timur,” tutur Prof. Masdar.
“Sekalipun dilanda pandemi kurang lebih dua tahun, 24 orang Guru Besar ini memberikan bukti bahwa kita tetap bekerja dalam senyap. Kita tetap bekerja dalam masa-masa yang sangat sulit ini,” tukas Prof. Masdar mengakhiri sambutan.
Rektor berharap, bahwa ke depan UINSA akan semakin melesat, produktif, dan semakin banyak hal yang bisa dilakukan dengan tetap mempertimbangkan sinergitas kerja antar berbagai komponen di kampus. (Nur-Chy/Humas)