Berita
PROF. NGAINUN: INGATAN BISA LUPA, CATATAN MENGINGATKAN

UINSA Newsroom, Senin (14/11/2022);Panjenengan hadir di acara ini dalam rangka untuk mensinergikan gelombang akademis Panjenengan semuanya dengan gerak penelitian di kampus kita ini,”

Hal itu disampaikan langsung Kepala Pusat Penelitian pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Dr. Chabib Musthofa, M.Si., dalam kegiatan Penyusunan Proposal dan Laporan Hasil Penelitian pada Senin, 14 November 2022 di Hall Lantai 5 Gedung Greensa Inn, Jl. Raya Juanda Sidoarjo.

Hadir sebagai narasumber kegiatan adalah Prof. Dr. Ngainun Naim, S.Ag, M.H.L. (Ketua LPPM UIN Satu Tulungagung) yang menyampaikan materi terkait Desain Proposal dan Laporan Penelitian yang Kompetitif. Dilanjutkan paparan materi Menyusun Luaran Penelitian yang Publikatif bersama Dr. Sri. Harini, M.Si (Dekan Fak. Saintek UIN Malang).

Dr. Chabib Musthofa, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber yang telah berkenan meluangkan waktu dan berbagi ilmu serta pengalaman kepada segenap dosen yang hadir. Narasumber Prof. Ngainun misalnya, yang dalam kiprahnya telah berhasil menkonfersikan aktifitas pengabdian masyarakat menjadi karya akademik. “Seluruh proses KKN di Tulungagung, output-nya selain laporan, salah satunya yang belum bisa kita tiru adalah produknya buku,” ujar Dr. Chabib.

Dr. Chabib pun mengajak kepada segenap dosen yang hadir, untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar bersama narasumber. Terutama bagaimana menyusun atau menyiapkan proposal penelitian yang kompetitif. Serta laporan yang relevan berdasarkan proposal penelitian yang dimiliki.

Prof. Dr. Ngainun Naim, S.Ag, M.H.L., dalam paparan materi yang disampaikan pun menegaskan, bahwa setiap dosen memiliki kewajiban yang tidak boleh berhenti seumur hidup. Kewajiban itu adalah apa yang biasa disebut sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Dharma Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. “Yang kedua dan ketiga (Penelitian dan Pengabdian, red) yang saya kira paling membutuhkan persiapan kita karena paling tidak dipikirkan,” ujar Prof. Ngainun.

Kaitannya dengan pembuatan Proposal hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, lanjut Prof. Ngainun, dibutuhkan sedikitnya empat alat bantu. Yakni Metodologi Penelitian, Filsafat Ilmu, Bahasa, dan Bacaan. “Supaya kawan-kawan bisa bikin proposal sistematis dan rutin setiap tahun,” imbuh Prof. Ngainun.

Reviewer, menurut Prof. Ngainun, tidak mungkin membaca seluruh isi proposal yang direview. Sehingga perlu memastikan bagian-bagian dasar dari sebuah proposal seperti judul, abstrak, latar belakang penelitian yang memunculkan riset tersaji dengan sistematis.

“Maka saran saya kepada kawan-kawan yang mau riset, walaupun dosen metodologi penelitian, walaupun bukan dosen metodologi penelitian. Penelitian dalam kancah apa, dalam bidang apa yang ditekuni, itu yang harus dipelajari dengan matang dan tidak boleh berhenti sepanjang hidup,” saran Prof. Ngainun.

Prof. Ngainun secara khusus juga membagikan tips mengenai Proses Membuat Proposal. Yakni mencari dan menemukan topik, memantapkan topik, mengumpulkan referensi pendukung, membuat draft proposal, dan menulis proposal. Prof. Ngainun juga menegaskan pentingnya membaca serta membuat catatan dari apa yang dibaca sesuai dengan minat yang dimiliki. “Ingatan bisa lupa, catatan mengingatkan,” tegas Prof. Ngainun. (Nur/Humas)