Literasi digital diperkenalkan oleh KBBI sebagai kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer. Di zaman kiwari yang serba canggih ini, kemampuan itu menjadi suatu keharusan untuk dimiliki oleh setiap pribadi, terutama para akademisi. Manfaatnya sungguh besar, yakni dapat menghemat waktu dalam mencari referensi karena dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, cukup melalui jaringan internet.
Pada Rabu (15/5) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) menyelenggarakan pelatihan literasi digital. Pelatihan ini merupakan rangkaian agenda dari kegiatan rutin tahunan yang bertajuk “Pendampingan Submisi Artikel Mahasiswa”. Dalam momen kali ini, FUF mendatangkan narasumber yang ahli di bidangnya, yakni Ummi Rodliyah, S.Ag, S.I.P.I, M.Hum, seorang pustakawan di Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan sangat intensif. Diawali dengan penyampaian beberapa materi. Materi yang disampaikan, meliputi manajemen referensi, pengenalan situs-situs referensi artikel jurnal dan buku, serta cara pemanfaatan fitur-fitur artificial intellegence (AI). Di samping penyampaian materi, peserta diarahkan untuk melakukan praktik secara langsung. Sebab, ilmu tanpa amal tentu hanyalah sebuah angan-angan belaka.
Terkait manajemen referensi, Ummi Rodliyah menyampaikan bahwa para mahasiswa bisa memanfaatkan beberapa aplikasi yang berguna dalam membantu proses kutip-mengutip atau sitasi, seperti Mendeley dan Zotero. Syahdan, ia (juga) menyebutkan beberapa situs yang dapat dipergunakan secara maksimal oleh mahasiswa dalam mencari referensi, antara lain seperti DOAJ, Moraref, Garuda, DOAB, Scopus, dan lain sebagainya.
“Ada beberapa situs web yang dapat dieksplor untuk mencari referensi-referensi, seperti DOAJ, Moraref, Garuda, DOAB, OAPEN,” ujarnya.
“Mahasiswa juga bisa mengeksplor jurnal-jurnal yang terindeks internasional, seperti Scopus, Springer, Wiley, Ebsco, Cambridge Core, Taylor & Francis, insyaallah sebagian besar artikelnya sudah dilanggan oleh pihak Perpustakaan UINSA,” imbuhnya.
Pustakawan ahli itu juga memberi tahu fitur-fitur AI apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa. Antara lain seperti ChatGPT, SCI Space, Connected Papers, Elicit, VOSviewer, dan lain sebagainya.
“Ada beberapa AI yang dapat dimanfaatkan, seperti ChatGPT, kalau bingung mau mulai menulis tapi lagi tidak ada inspirasi bisa minta tolong dibuatkan garis besarnya. Selain itu ada juga Elicit sama VOSviewer yang layak dimanfaatkan. Untuk literature review bisa memanfaatkan SCI Space, Connected Papers, dan lain sebagainya yang serupa,” jelasnya.
Sesi praktik dengan didampingi langsung oleh narasumber. (Sumber: dokumentasi pribadi)
Saya, Ahmad Fariza Abdullah, salah satu peserta pelatihan merasa sangat bersyukur bisa turut serta dalam pelatihan tersebut. Banyak asupan ilmu yang saya dapatkan di sini. Agenda semacam ini bagaikan makanan yang datang saat seseorang sedang lapar. Boleh dikatakan, pelatihan tersebut adalah solusi dari berbagai masalah mahasiswa soal tulis-menulis, utamanya terkait referensi. Dalam pelatihan itu, saya belajar untuk melakukan kerja cerdas, bukan kerja keras.
Kegiatan ini memberikan dampak yang cukup besar bagi para mahasiswa dalam mencari dan mengolah data-data referensi. Dari yang sebelumnya mengalami kegelisahan dan kebingungan, sedikit demi sedikit mulai tercerahkan. Sehingga ini menjadi angin segar untuk menyambut kader-kader penulis baru yang lihai dalam mengolah diksi dan data. Lebih lanjut, pelatihan ini layak disebut sebagai solusi cerdas dalam mengatasi masalah referensi mahasiswa saat akan beranjak membangun sebuah tulisan.
Akhirnya, semoga agenda semacam ini dapat berjalan konsisten di setiap tahunnya tanpa halangan sesuatu apapun. Sebab, menguasai literasi digital menjadi suatu keniscayaan yang tak dapat terelakkan. Dengan begitu, dunia (seakan) ada dalam genggaman kita, melalui spirit slogan, “Genggam duniamu dengan berkarya”. (Ahmad Fariza Abdullah – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)