Column UINSA

PARTNERSHIP UINSA DENGAN SEAMEO SEAMOLEC

SEAMEO SEAMOLEC adalah sebuah institusi yang bernaung dibawah Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se Asia Tenggara yang bertanggung jawab untuk mengembangkan Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh di Asia Tenggara. Seamolec merupakan salah satu mitra strategis UINSA dalam upaya mendorong penguatan kualitas pembelajaran dan juga, mengingat natur organisasi-nya, dalam upaya menguatkan dan mempeluas jejaring kemitraan.

Seamolec jelas memiliki peran dan posisi strategis serta keunikan yang menawarkan peluang banyak untuk dapat memeberi manfaat dalam Penguatan UINSA. UINSA telah memiliki kerjasama secara resmi dan institusional, ditandai dengan adanya MoU yang masih akan berlaku sampai tahun depan dan telah dipastikan untuk dilanjutkan dalam jangka panjang.

Selain itu, kerjasama secara riil dan substantif juga telah dan sedang berlangsung antara SEAMOLEC dengan UINSA. Diantara kegiatan pada masa lampau adalah kegiatan pendampingan penguatan model digital metaverse yang telah di laksanakan di Fakultas Sains dan Teknologi UINSA Tahun 2022. Selain itu, pada akhir tahun 2022 SEAMOLEC juga telah melakukan beberapa kali kunjungan ke UINSA demi membuka diskusi akan berbagai peluang kegiatan bersama atau kerjasama kedepan.

Menguatkan secara ajeg peluang kemitraan dengan Seamolec, di awal 2023 IO UINSA mengadakan rapat koordinatif melalui zoom meeting. Tujuan dari rapat adalah untuk dapat merumuskan langkah strategis penguatan kemitraan dan perluasan Jejaring UINSA dengan berbagai kampus di berbagai negara di ASEAN, khususnya Negara yang diketahui belum memiliki kerjasama kemitraaan official dengan UINSA; Filipina, Singapura, dan Vietnam.

Rapat zoom yang berlangsung selama 2 jam lebih itu diawali dengan pembahasan tentang alasan mengapa penting bagi UINSA untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara tersebut. Di antara alasan pragmatis adalah fakta bahwa ada beberapa dosen dan mahasiswa UINSA yang memperoleh undangan konferensi di Negara tersebut.

Sayangnya capaian tersebut tidak bisa didukung secara budget atau keuangan terutama karena kegiatan tersebut tidak ada dalam perencanaan anggaran. Lebih lanjut, perencanaan ke depan pun juga tidak akan bisa meliputi kegiatan di negara-negara tersebut ketika UINSA belum memiliki kemitraan institusional-official yang ditandai dengan adanya dokumen/data dukung seperti MoU, MoA atau bahkan letter of intent.

Oleh karena itu, IO UINSA melihat urgensi yang sifatnya praksis pragmatis terhadap perluasan jejaring dengan berbagai mitra kerja yang potensial di negara-negara ASEAN tersebut. Harapannya, berbagai peluang ke depan bisa ditangkap dan dioptimalkan manfaatnya oleh civitas akademik UINSA.

Tentu saja, ada banyak alasan-alasan substantif lain dibalik urgensi penguatan dan perluasan jejaring kemitraan UINSA dengan berbagai negara ASEAN seperti Filipina, Singapura, Vietnam dan lain sebagainya. Diantara alasan dan pertimbangan adalah posisi strategis negara-negara ASEAN, berbagai potensi dan aset sekaligus juga tantangan yang ada di masing-masing negara yang penting untuk dimitrakan dengan potensi, asset serta posisi strategis UINSA, Indonesia.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, UINSA melihat posisi strategis SEAMOLEC. Dari hasil diskusi dalam rapat, Seamolec berkomitmen untuk mendampingi UINSA dalam upaya memperluas jejaring ini. Ada beberapa langkah-langkah strategis teknis yang diperlukan diantaranya pemetaan calon mitra yang sesuai dengan UINSA. Dalam hal ini, IO memaparkan secara singkat dan padat Profil UINSA yang terdiri dari 9 fakultas dan 1 pasca dengan berbagai varian keilmuan yang tentunya semakin mempermudah pihak seamolec dapat menjodohkan (dengan kampus-kampus potensial terbaik) di Negara tersebut.

Langkah teknis strategis lainnya adalah merumuskan peta keahlian atau expertise dan juga peluang kerjasama dan program kolaboratif yang dimungkinkan akan dilaksanakan para mitra. Program itu bisa sifatnya low hanging fruit (Lihat buku ABCD) yaitu program sederhana yang segera bisa dilaksanakan tanpa butuh resources dan persiapan terlalu banyak dan kompleks.

Baby step adalah istilah lainnya; yang penting segera ada dan jalan untuk menstimulasi program lanjutan. Diantara program jangka pendek ini joint online conference/join seminar atau lecturer exchange. Sementara itu, program yang sifatnya long term atau bersifat high hanging fruit bisa berupa student exchange dan lain sebagainya.

Menariknya, diskusi yang cukup intensif ini ternyata juga membuka ruang pembahasan intensif tentang peluang-peluang short course atau workshop yang bisa dijual dan atau diinisiasi oleh IO (dalam hal ini bisa didampingi oleh SEAMOLEC). Diantara program potensial yang teridentifikasi adalah workshop atau course on partnership.

Tentu membanggakan dan patut disyukuri, bahwa SEAMOLEC melihat International office of UINSA menunjukkan potensi dan capaian yang cukup signifikan terkait kemitraan dan hendaknya-idealnya bisa dijual dalam bentuk program pelatihan pendampingan partnership ke kampus-kampus lainnya.

Selain itu, berbagai pembahasan terkait strategi branding dan marketing, khususnya mengingat uinsa sendiri telah berkomitmen untuk dapat segera menjadi PTNBH, juga dibahas dengan serius tapi juga menyenangkan di dalam forum yang akhirnya menghabiskan waktu sekitar 3 jam tersebut.

Pada ujungnya, pembahasan yang penuh dengan manfaat ini akan memberikan harapan realisasi perluasan jejaring dan kemitraan uinsa skala internasional dan juga harapan akan perumusan beberapa program short course yang bisa dikembangkan oleh UINSA yang khususnya dilaksanakan oleh International Office UINSA.

Semoga. (NN, RI)