SURABAYA- Laboratory of Integrative Political and Social Studies Research (LIPSSearch) FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan forum akademik kedua yang bertajuk “Islamic Endowments and Global Development: A Comparative Perspective”. Tujuannya adalah untuk menjabarkan makna wakaf menurut ajaran islam, mengkaji perbedaan karakteristik antara skema masyarakat Indonesia dan Ghana dalam konteks optimalisasi wakaf, serta mengulik realisasi ekonomi politik islam di dunia kontemporer. Forum ini menghadirkan Muhammad Qobidl ‘Ainul Arif selaku Head of LIPSSearch, Hasbi Aswar selaku Chairman of The Indonesian Islamic Studies and International Relations Association (INSIERA), serta Mohammed Fawzi A. Amadu selaku General Manager Ambassadors dari Ghana.
Forum akademik bersama tiga fasilitator ini dilaksanakan secara hybrid (online-offline) pada hari Jum’at 09 Desember 2022, tepatnya pukul 01.30 hingga 04.00 p.m. Untuk forum offline bertempat di Center for Integrative International Studies (CIIS) FISIP lantai 4, sedangkan forum online diselenggarakan melalui zoom meeting. Forum berbahasa Inggris ini dimulai dengan pembukaan oleh dua orang MC dari perwakilan mahasiswa/i, menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian disambung pemberian sambutan oleh Bu Aniek Nurhayati selaku Wakil Dekan 2. Terdapat sekitar 40 peserta mahasiswa/i yang mengikuti serangkaian agenda dalam forum, baik secara langsung maupun daring.
Materi pertama yang disampaikan oleh Mr. Fawzi membahas seputar pengertian, mekanisme, hingga implementasi wakaf secara riil di Ghana. Wakaf (waqf) dapat diartikan sebagai tindakan inisiatif-religius untuk menolong orang lain dalam koridor sosial ekonomi dengan mendermakan suatu atau beberapa barang yang bernilai ekonomis atas nama Allah SWT. Melalui aksi wakaf tersebut, para penderma boleh jadi akan mendapatkan karunia dari Allah SWT. Produktivitas wakaf dalam perspektif masyarakat Ghana dapat diraih dengan mengoptimalkan aksesibilitas antar struktur-struktur penting yang terdiri dari facilitating partner, land owner, investor, dan waqf manager. Adapun karakteristik Ghana, negara dengan tingkat komposisi penduduk muslim yang relatif rendah, menyangkut implementasi wakaf adalah tidak adanya hukum wakaf, tidak memerlukan persetujuan formal, membutuhkan solusi untuk wakaf, serta tidak diperkenalkan secara syariat. Di sisi lain, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama islam memiliki karakteristik yaitu adanya pemberlakuan hukum wakaf, diperkenalkan secara syariat, tidak membutuhkan solusi untuk wakaf, serta persetujuan formal bersifat penting untuk diadakan.
Selanjutnya materi kedua yang dibawakan oleh Mr. Hasbi membahas tentang ekonomi politik islam secara global dewasa ini, baik secara teoretis maupun aplikatif. Perkembangan signifikan dalam tatanan ekonomi islam global tak terlepas dari pengaruh sejumlah faktor seperti banyaknya masyarakat yang beragama islam, terjadinya economic insecurity terhadap sistem ekonomi arus utama, adanya kemajuan teknologi, serta peningkatan islamisasi pada berbagai sektor kehidupan. Beberapa konsep yang mewarnai kancah ekonomi politik secara umum terdiri dari empat ragam, yaitu merkantilisme/ ekonomi sentral, liberalisme/ ekonomi pasar bebas, sosialisme/ ekonomi kolektif, dan islam/ ekonomi berbasis keislaman. Realisasi prinsip ekonomi islam di dunia kontemporer pun dapat dilihat dari berbagai dinamika yang terjadi dalam masyarakat, salah satunya adalah hadirnya negara Malaysia, Saudi, United Arab Emirates, Indonesia, dan Turkey sebagai 5 negara islam terbaik menyangkut kontribusi keislaman.
Pada akhir sesi penyampaian materi, Mr. Hasbi menyampaikan beberapa kalimat konklusif dan inspratif kepada seluruh peserta forum sebagai berikut, “the future of Islamic economy is bright and promising. Bottom-up process. Muslim has big opportunities and potentially taken over by major countries. But don’t be pessimist! We can try day by day with optimistic. We walk together.”
Editor: Ajeng Widya P
Publisher: Irena Dyah Kristina