Berita

UINSA Newsroom, Sabtu (10/12/2022); Perth, Jumat (9/12) setelah menunaikan Shalat Jumat di kawasan Victoria Park, Rombongan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ikut serta dalam kegiatan feeding the hungry yang dipandegani seorang pegiat sosial dan tokoh masyarakat Indonesia di Perth bernama Ade Scaf. Setelah menumpang bus dan kereta, rombongan berjalan menuju lokasi parkiran antara Stasiun McIver dan Perth Royal Hospital. Turun dari kereta dan berjalan menuju lokasi, sudah tampak bahwa kawasan tersebut tidak lebih nyaman dan teratur dari kawasan lainnya. Tampak beberapa gelandangan sedang kongkow di pinggir parkiran, di antara mereka ada yang berjalan kelimpungan, tertatih-tatih, menggunakan kursi roda, alat bantu jalan, dan ada juga yang kerap berbicara sendiri tanpa kejelasan topik dan lawan bicara.

Tepat di taman belakang Perth Royal Hospital, tampak beberapa orang telah membuat arena non permanen dari meja sedang membagikan bingkisan pada orang-orang lain yang berdatangan. Kelompok tersebut dipandegani Ade Scaf, seorang perempuan berdarah Indonesia yang telah menetap cukup lama di Australia dan memilih jalan hidup sebagai pendamping dari homeless community di Negeri Kangguru ini.

Saat melihat rombongan UINSA, Ade Scaf menyambut dengan ramah layaknya perilaku orang Indonesia dan mempersilahkan rombongan ikut serta melakukan kegiatan sosial tersebut. Tampak cekatan Dr. Agus Afandi, Dr. Hammisy Syafaq, dan Dr. Room menyambut tawaran tersebut dengan membantu pendistribusian bingkisan pada para homeless yang datang. Bahkan Ade Scaf mengomentari keterampilan Dr. Agus Afandi dan Dr. Hammisy Syafaq melakukan pelayanan sudah seperti sangat terbiasa dengan itu semua. “Bapak-bapak itu sudah luwes banget ya melayani orang yang membutuhkan,” komentarnya. Di antara kami ada yang menimpalinya, “Beliau (Dr. Agus Afandi dan Dr. Hammisy Syafaq) memang ahlinya pendampingan masyarakat Bu, di samping juga sebagai akademisi dan tokoh agama.”

Sambil membantu Ade dan grupnya memberikan bantuan, kami melakukan obrolan singkat atas kegiatan tersebut. Bahwa apa yang dilakukan Ade dan komunitasnya itu menjadi semacam praktek social philanthropy pada komunitas yang memerlukan bantuan dalam konteks negara maju seperti Australia. Di mana dukungan social services dan social garanthy sangat baik dan visibel dalam menyokong homelessdrugs, dan alcoholic community tersebut. Problemnya bukan pada komunitas, tapi bersifat personal, maka tindakan yang cocok lebih bersifat personal treatment.

Berbeda dengan commonity organizercommunity development (CO-CD) dalam konteks negara berkembang yang lebih melihat problem sosial sebagai persoalan komunitas, sehingga yang dilakukan merupakan communal treatment. Tapi paling tidak, keikutsertaan rombongan UINSA dalam kegiatan feeding hungry yang dilakukan tiap pekan di Hari Jumat sore tersebut menjadi pengingat bahwa di manapun tempatnya, masih menyisakan persoalan kemanusiaan yang perlu disikapi dengan manusiawi, dan salah satu kelompok yang paling berkepentingan adalah kalangan perguruan tinggi.

Sepintas mencermati para homeless community yang mendapatkan bantuan sore itu, di antara mereka ada para manula yang hidup sebatang kara dan menderita sakit. Ada juga yang mengalami ketergantungan obat-obat, alcoholic, dan penyandang disabilitas. Menariknya, ada di antara mereka yang mengucapkan ungkapan-ungkapan seperti salam, tasbih, hamdalah, dan tahlil setelah menerima bantuan. Bahkan, ada dua orang yang datang dan berbincang akrab dengan Ade. Setelah ia berlalu, Ade menyampaikan bahwa dua orang tadi “alumni” komunitas penerima bantuan tersebut yang kini sudah berhasil mandiri dan memiliki penghasilan sendiri.

Menjelang pukul 17.45 waktu setempat, kegiatan tersebut usai. Di akhir perjumpaan, Ade menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya merupakan pilihan hidup yang bersandar pada panggilan hati dan ilahi. “Siapapun, mereka adalah mahluk Tuhan yang berhak menerima rahmatNya. Bila kita mengaku hambaNya yang diberi kelebihan dari yang lain, maka marilah sapa mereka dengan manusiawi, lalu pantulkan rahmat Tuhan pada mereka dengan kemampuan yang dianugerahkan pada kita,” ujar Ade dengan gayanya yang penuh semangat. (B5-lppm-22)