Column UINSA

MELATIH HIDUP SEHAT DI BULAN RAMADHAN

OLEH:Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag

Kepala Klinik Pratama UINSA Surabaya

Ramadhan adalah bulan yang dinanti kehadirannya oleh orang-orang yang beriman. Bahkan sebagian mukmin berharap agar seluruh bulan dalam satu tahun, dijadikan bulan Ramadhan, karena keagungan dan kemuliaannya. Ramadhan adalah kesempatan bagi mukmin untuk mendapatkan banyak keutamaan dan keberlimpahan pahala. Ibadah sunnah berpahala sama dengan ibadah wajib di luar Ramadhan, dan ibadah wajib berlipat tujuh puluh kali pahalanya, ketika dilakukan di bulan Ramadhan. Keutamaan-keutamaan inilah yang mendorong sebagian besar umat Islam memperbanyak ibadah wajib maupun ibadah sunnah di bulan Ramadhan.

Kemuliaan Ramadhan juga menjadi momen pelatihan bagi umat Islam untuk melakukan introspeksi diri, pengendalian diri, pengembangan diri dan penyehatan diri. Rasulullah SAW bersabda “Berpuasalah, maka kamu akan sehat” (Hadis diriwayatkan Ath Thabrani dalam Mu’jam al Awsath). Hadis ini menyampaikan pesan bahwa puasa tidak hanya bernilai ibadah, akan tetapi banyak manfaat lain yang bisa diperoleh dari ibadah puasa, salah satunya adalah manfaat pada sisi kesehatan. Dalam hal ini, kesehatan yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik. Organisasi kesehatan dunia, WHO (World Health Organization) memberikan pengertian sehat meliputi sehat fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya suatu keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan ( WHO, 1974). Sedangkan menurut Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa sehat itu meliputi aspek fisik, mental, sosial dan spiritual. Semua aspek sehat ini dapat dilatihkan secara optimal selama ibadah Ramadhan untuk mencapai kondisi kesehatan yang komprehensif.

Dari sisi kesehatan fisik, puasa tentu memiliki manfaat yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas hidup, mempertahankan kondisi sehat, maupun mencegah terjadinya keparahan suatu penyakit. Puasa Ramadan diketahui memberi efek positif pada metabolisme tubuh seperti meningkatkan sensitifitas insulin, menurunkan berat badan, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan tekanan darah dan mengubah profil lipid. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pola dan jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh selama berpuasa. Puasa Ramadan juga dapat menurunkan faktor resiko gangguan kardiovaskular seperti penurunan kadar kolesterol, LDL, trigliserida, tekanan darah, indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan HDL, sehingga puasa dapat memberikan perlindungan terhadap jantung. Puasa juga bisa membantu tubuh dalam proses penyembuhan terhadap suatu penyakit dengan menghilangkan sel-sel yang menyebabkan rasa sakit.

Selain bermanfaat pada kesehatan fisik, puasa juga memberikan nilai manfaat untuk kesehatan mental. Puasa Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk berlaku disiplin, khususnya dalam hal pengaturan jadual makan. Keteraturan hidup ini akan membantu mengurangi stress psikologis yang juga berdampak pada kesehatan fisik. Puasa juga mengajarkan untuk tidak hanya menahan diri dari lapar dan dahaga, namun juga melakukan pengendalian diri terhadap pikiran, afeksi maupun perilaku negatif. Misalnya, mengendalikan diri untuk tidak mudah marah, tidak berbohong, tidak membicarakan kejelekan orang lain dan tidak memicu terjadinya konflik.

Pengendalian diri ini akan membawa individu pada kebiasaan berpikir dan berperilaku positif, serta membangun kemampuan untuk beradaptasi dengan dirinya sendiri, beradaptasi dengan orang lain, dan beradaptasi dengan masyarakat. Kondisi ini mengindikasikan mental yang sehat.

Ramadhan juga melatih umat Islam untuk memiliki kepedulian sosial, membangun kebersamaan dan membangkitkan empati kepada orang lain. Anjuran untuk salat tarawih secara berjamaah, memberikan takjil, memberikan santunan kepada anak yatim dan fakir miskin, merupakan upaya untuk melatih diri dalam membangun kehidupan social. Demikian pula dengan upaya pengendalian diri terhadap pikiran negatif kepada orang lain, selain bermanfaat untuk mengurangi stress dan menjaga kesehatan mental, juga bermanfaat untuk membangun interaksi social yang baik dalam rangka menciptakan kesehatan sosial.

Manfaat lain yang tidak boleh terlupakan dari ibadah Ramadhan adalah membangun kesehatan spiritual. Kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan, saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan kehidupan yang tertinggi (Hungelmann,1985 dalam Potter & Perry, 2005). Puasa Ramadhan serta ibadah-ibadah lain yang diyakini sebagi perintah Alloh SWT, membangun kedekatan dan keharmonisan hubungan antara makhluk dan Tuhannya. Sedangkan pengendalian diri terhadap pikiran dan perilaku negative terhadap orang lain, serta anjuran untuk bersedekah, berempati kepada orang lain merupakan upaya untuk membangun keharmonisan hubungan antar sesame. Keharmonisan dan keselarasan antara hubungan kepada Alloh (hablum minallooh) dan hubungan kepada sesama (hablum minannaas) inilah yang akan membangun kesehatan spiritual. Dengan demikian ibadah Ramadhan memberikan kontribusi positif dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan secara komprehensif.