Berita

Kontributor : Tuan Arief Encing
Sekretaris PCI NU Malaysia

“mahasiswa uinsa terciduk”. Begitu kira-kira ungkapan saya pada malam hari, sewaktu mendapat undangan untuk hadir di acara Rutinan Yasinan Malam Jum’atan Masyarakat Madura di Kampung Sungai Ramal Dalam, Kajang, Selangor.

Seperti biasa saya hadir setelah Sholat Magrib. Namun sesampainya di lokasi, saya sedikit kaget karena sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tengah hadir di acara rutin warga Madura di Selangor. Mereka adalah para peserta Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) international Fisip UINSA di Malaysia. Sedikit berguman “eh ternyata mahasiwa UINSA terciduk sedang berbaur dengan masyarakat yang ada di sini, hebat.”

Rasa terharu, bercampur haru karena begitu antusiasnya masyarakat Madura yang ada di kampung Sungai Ramal ini menyambut para adik adik dari UINSA ini.

Sebelum acara pembacaan tahlil di mulai, salah satu tokoh masyarakat Madura yang biasa dipanggil Ustad Sudahlah menyampaikan kepada para jamaah yang hadir jika malam ini acara juga dihadiri oleh adik adik dari Uinsa.
“alhmdulillah malamsemangken acarapanikah e hadiri sareng teman teman PkM Universitas Sunan Ampel Surabaya, yang sedang mendapat tugas dari kampusnya untuk berbaur dengan kita,” katanya dengan menggunakan bahasa Madura campur Indonesia.

Kemudian, acara dimulai dengan pembacaan yasin dan tahli. Kuperhatikan satu persatu para jamaah dan adik mahasiswa sedang khusuk membaca surah yasin yang dipimpin oleh Ustad yang bernama Murak’i.

Namun ketika pembacaan tahlil hampir selesai, ustad Sudahlah berbisik , “ Mas malam ini kita akan minta sumbangan kepada para jemaah untuk sedikit membantu para mahasiswa dalam memenuhi kebutuhannya di Malaysia, alias mau minta sumbangan ke para jemaah,” bisiknya.

Saya sedikit kaget mendengar bisikan itu, tanpa banyak berkata, saya hanya mengangguk dan menjawab, “silahkan ustad jika berkenan dan tidak memberatkan.”

Setelah pembacaan tahlil selesai, kemududian salah satu ustad yang memimpin tahlil meminta mahasiswa UINSA untuk memimpin doa.
Alhmdulillah ada salah satu mahasiwa yang siap dan berani memimpin doa, meskipun dipertengahan jalan ia sedikit lupa bacaan doanya, sehingga sampai diulang tiga, namun tetap juga belepotan. Tapi saya yakin mereka bukan tidak hafal kalimat doanya, mungkin hanya sedikit grogi karena masih belum terbiasa terjun ke masyarakat, gumam saya dalam hati.

Seusai pembacaan doa, kemudian Ustad Sudahlah meminta para jamaah untuk memberikan sedekah seihlasnya kepada para mahasiswa yang statusnya sedang belajar ini.

Dengan harapan sedikit bisa mengurangi beban perbelanjaan mereka selama di malaysia. “mari kita bersedekah kepada para mahasiswa ini, karena mereka ini bagi kita ibaratkan malaikat yang doanya langsung dikabulkan oleh Allah,” imbaunya kepada para jamaah.

Alhmdulillah, dari sedekah para jemaah terkumpul sebanyak RM 414.

Sebelum acara selesai, para tokoh Madura juga meminta para mahasiswa untuk tidak berbelanja bahan pokok sendiri. “Kalian jangan belanja sendiri, biarkita nanti yang belikan, ngomong saja sama saya kalau ada Barang makannya sudah habis, nanti kita yang belikan,” Kata Ustd yang juga menjadi Bilal di Masjid Alhasanah Kampung Sungai Ramal ini.

Sungguh luar biasa sambutan dan bantuan mereka ini kepada adik adik dari UINSA semoga Allah menggantinya Sedekah mereka dengan kelipatan 700 kali ganda, Amin.

Terimkasih untuk semua masyarakat Madura yang sudah menerima adik adik dari UINSA dengan sambutan yang hangat. Dan juga menerima mereka menjadi bagian dari mereka.

Pesanku kepada adik adik mahasiswa UINSA setelah kalian kembali ke Kampus, jangan lupakan kami, yang sedikit mewarnai dalam perjalan kalian dalam mencari ilmu.

Mungkin kita tidak akan bersua kembali, cukuplah doa kalian yang menjadi kenangan terindah bagi kami disini.

KAJANG MALAYSIA

Kamis, Malam Jumat 07 September 2023