Berita

(Sumber: Pribadi B2’2022)

Mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama (SAA kelas B2 berkesempatan untuk melakukan wisata religi yang ada di Mojokerto tanggal 26 November 2024. Kami mengunjungi dua destinasi sekaligus yakni Museum Majapahit dan Buddha Tidur Mojokerto. Kunjungan ini tidak serta-merta healing, melainkan juga sebagai bentuk pembelajaran bagi mahasiswa semester 5 di mata kuliah Agama dan Pariwisata. Tentu saja kami didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah yakni Mundiro Lailatul Muawaroh, M.Hum. 

Kunjungan ini menjadikan mahasiswa dapat memahami bagaimana memberikan pelayanan terhadap pengujung dan pengelolaan di kedua wisata ini. Buddha Tidur Mojokerto menjadi wisata religi terutama bagi umat Buddha, sebab di sana terdapat beberapa tempat bersembahyang bagi umat Buddha. Untuk Museum Majapahit sebenarnya bukan tergolong wisata religi, tetapi di sana disimpan penemuan arca-arca peradaban agama Hindu-Buddha dari Kerajaan Majapahit.

Kunjungan ke Museum Majapahit dan Maha Vihara Mojokerto. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kami saat itu berkunjung ke Museum Majapahit terlebih dahulu dan disambut oleh pemandu wisawatan/tourguide yakni Tomy Raditya Dahana, S. Hum. Beliau mengajak kami untuk keliling Museum Majapahit serta menjelaskan sejarah dan peninggalan-peninggalan yang ada di sana. Ternyata, peninggalan ini tidak semua asli, ada juga sebuah replika yang dibuat semirip mungkin. Di museum Majapahit juga disediakan penjelasan berupa tulisan di tiap artefaknya, jadi misal pun tidak didampingi oleh tourguide, pengunjung dapat membaca di tiap-tiap penjelasan. 

Salah satu yang paling menarik perhatian ialah sebuah sumur kuno yang dipercaya berasal dari era Majapahit. Sumur ini tidak hanya menjadi saksi bisu peradaban lampau, tetapi juga menjadi objek tradisi unik. Kami antusias melempar uang koin ke dalam sumur sambil memanjatkan harapan. Selain itu adanya replika rumah penduduk di masa Majapahit, tentu dengan hal ini kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil potret bersama.

Suasana di sana juga tidak begitu ramai, disebabkan kami datang di saat weekdays. Pelayanan di sana sangat baik, dari mulai penjaga gerbang, resepsionis, hingga tourguide pun ramah-ramah. Pak Tomy menjelaskan dengan sangat detail, hingga ia menjawab semua pertanyaan yang kami lontarkan. 

Setelah menyelesaikan ekplorasi di Museum Majapahit, kami rombongan memutuskan untuk menjalankan ibadah sholat dzuhur di masjid terdekat dan dilanjut untuk berangkat ke Maha Vihara Majapahit (Buddha Tidur) dengan menemui Romo U.P. Dharmapolo Saryono. Sesampainya di sana, Romo kemudian memberikan penjelasan dari sudut pandang keagamaan mengenai sebuah warisan Majapahit.

Pemberian kenang-kenangan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Romo mengaku pihaknya tidak mempromosikan wisata Buddha Tidur, tetapi pengunjunglah yang mendengar dari mulut ke mulut bahwa Buddha Tidur Mojokerto menyediakan beberapa tempat layanan untuk pengunjung, seperti perpustakaan, penginapan, dan yang paling uniknya adanya Balai Kenangan Rumah Kebahagiaan merupakan tempat penyimpanan abu jenazah umat Buddha dan Kristiani. Kami diajak berkeliling disana hingga dilihatkan guci penyimpanan abu. Tidak lupa kami juga untuk berfoto di depan patung Buddha Tidur yang terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Kunjungan ke dua destinasi religi ini menawarkan pengalaman belajar yang berharga, terutama dalam mengembangkan wawasan agama dan pariwisata. Dengan sebuah pengalaman yang kami dapatkan tentu tidak hanya sekedar ilmu saja, melaikan akan membentuk nilai torelansi terhadap diri kami. Di penghujung pertemuan yang penuh makna dan pembelajaran ini, Bu Ela selaku dosen pengampu memberikan sertifikat dan buah tangan dari Surabaya untuk tour guide dan Romo yang memberikan wawasan mengenai sejarah tempat dan pelayanan wisata.

Penulis: Nur Lailatus Sholikhah