Tiga mahasiswa Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT)Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), Mumtaza Nur Annisa, Nur Maliyah Nisa Mardiyah, dan Ahmad Fariza Abdullah, berhasil mengukir prestasi membanggakan dengan meraih juara 2 dalam ajang lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIA) tingkat nasional yang diselenggarakan di Uiniversitas Gadjah Mada (UGM). Lomba ini merupakan bagian dari rangkaian acara Ramadhan Di Kampus (RDK) UGM 1446 H.
Meski ditengah kesibukan menyelesaikan skripsi dan berbagai aktivitas lainnya, ketiganya tetap menyempatkan diri untuk berpartisipasi dalam kompetensi bergengsi ini. Berbagai rangkaian tahapan ketat berhasil mereka lewati, mulai dari seleksi abstrak yang diikuti lebih dari 100 tim dari seluruh Indonesia, hingga akhirnya berhasil lolos ke 20 besar. Dalam kurun waktu sekitar 10 hari, mereka menyelesaikan penulisan full paper dan kembali mencapai prestasi dengan masuk babak 3 besar.
Melalui wawancara penulis dengan salah satu dari mereka, Mumtaza Nur Annisa, dia menceritakan bahwa selama proses penulisan, pengerjaan paper dilakukan sepenuhnya secara daring melalui Google Meet, tanpa pertemuan tatap muka. Meskipun menghadapi tantangan komunikasi yang kurang efektif dan waktu yang terbatas untuk bertemu, mereka tetap megupayakan kinerja yang optimal.
Malam sebelum final presentasi di UGM pada tanggal 20 Maret 2025, ketiganya baru bisa bertemu langsung untuk menyiapkan pemaparan. Dengan waktu yang terbatas, mereka menyusun strategi presentasi agar pembahasan setiap anggota runtut dan sesuai durasi yang telah ditentukan.
Performa mereka mendapatkan apresiasi tinggi dari dewan juri atas gagasan dan kedalaman analisis yang diangkat dalam karya tulis. Kendati demikian, para juri juga memberikan kritik dan masukan berharga untuk peningkatan ke depan. Bahkan, salah satu juri sempat menyampaikan bahwa karya mereka berpeluang meraih juara 1 jika performa presentasi mereka lebih maksimal.
“Rasanya tentu sangat luar biasa dan penuh syukur bisa mendapatkan kesempatan mengikuti lomba KTIA di salah satu kampus terbaik di Indonesia. Kami bersyukur dan bangga bisa meraih Juara 2. Di balik segala keterbatasan, kerja keras, doa, dan semangat pantang menyerah membawa hasil yang luar biasa,” ungkap Mumtaza.

Penerimaan Hadiah dan Piagam Penghargaan Para Pemenang Lomba KTIA UGM (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dalam lomba KTIA ini, mereka menekankan bahwa motivasi utama mengikuti lomba ini bukan semata-mata mengejar kemenangan dan menjadi juara, melainkan untuk mengasah kemampuan menulis, berpikir kritis, serta berdiskusi tentang isu-isu keislaman yang relevan dengan zaman.
Mumtaza, berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak ragu mencoba, meski di tengah kesibukan dan keterbatasan. “Jangan ragu untuk mencoba. Meski sibuk, meski terbatas, jika ada niat dan tekad, pasti selalu ada jalan. Manfaatkan posisi sebagai mahasiswa ini untuk terus berkembang, mencari pengalaman, dan relasi seluas-luasnya. Lomba bukan soal menang atau kalah, tapi tentang belajar, berkembang, dan memperluas wawasan. Beranilah melangkah, karena dari langkah-langkah kecil itulah bisa menjadikan kita mencapai hal-hal besar,” tutupnya.
Penulis: Dwi Ayu Zafira Amatilla