
Suasana siang hari di SD Yapita Surabaya terasa berbeda dari biasanya. Setelah sholat Dhuhur dan istirahat siang, siswa-siswi kelas 5A kembali ke kelas dengan semangat yang tak biasa. Hari itu, mereka akan mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi “Informasi dalam Infografik”. Tapi, ada yang spesial pembelajaran kali ini menggunakan model TGT (Teams Games Tournament). Ya, belajar sambil bermain!
Pembelajaran siang hari itu saatnya mahasiswa MBKM-Asistensi Mengajar dari FTK UINSA yang mengajar, lebih tepatnya satu mahasiswa yaitu kak Eli Faliani. Begitu kak Eli masuk ke kelas, senyum cerah dan sapaan hangat menyambut anak-anak. Mereka pun sedang ramai karena setelah istirahat. Pembelajaran dimulai 15 menit setelah kak Eli masuk, mereka duduk rapi dan bersiap mengikuti pelajaran. Kak Eli membuka pembelajaran dan diawali ice breaking sebelum pembelajarannya untuk menumbuhkan rasa semangat. Setelah itu menjelaskan bahwa hari ini mereka tidak hanya akan belajar tentang mencari infografik, tetapi juga akan bermain permainan seru yang berkaitan dengan materi. Penjelasan dimulai dengan pengertian infografik, seperti apa itu infografik, fungsinya, serta bagaimana cara menemukan dan memahami informasi di dalamnya. Anak-anak mendengarkan dengan baik dan aktif menjawab, sebagian sudah tak sabar menantikan permainan.
Setelah penyampaian materi selesai, kak Eli mulai membentuk kelompok. Ada lima kelompok yang terbentuk, masing-masing beranggotakan siswa dengan kemampuan yang beragam agar mereka bisa saling mendukung dan belajar bersama. Inilah ciri khas dari model pembelajaran TGT, di mana siswa dikelompokkan secara heterogen dan diajak bermain sambil belajar. Papan tulis telah tertempel kertas pertanyaan dan diatasnya sudah ada infografiknya. Setelah pembagian kelompok, dimulailah tiga sesi permainan yang sudah disiapkan oleh kak Eli. Permainan dibagi menjadi 3 sesi yaitu sesi pertama untuk kelompok 1 dan 2, sesi kedua untuk kelompok 3 dan 4, dan sesi yang terakhir adalah untuk kelompok 5. Pembagian sesi seperti ini karena terbatasnya ruangan dan lebar papan tulis. Pemilihan pembelajaran dengan permainan ini tidak hanya seru, tapi juga menantang konsentrasi, kekompakan tim, dan tentu saja pengetahuan tentang mencari informasi dalam infografik.


Permainan pertama adalah estafet bola yang akan dipermainkan oleh kelompok 1 dan 2. Setiap kelompok harus memindahkan bola dari satu siswa awal ke siswa yang akhir dengan cara estafet menggunakan kertas berbentuk persegi panjang untuk tempat bola menggelinding. Terdengar tawa dan sorakan dari teman-teman yang menyemangati. Setiap kali kelompok berhasil menyelesaikan estafet, mereka harus berlari ke papan tulis dan menjawab satu pertanyaan yang berkaitan dengan infografik. Misalnya, Infografis tersebut membahas terkait sampah apa?, Apa saja Contoh Sampah Organik?, Bagaimana Cara Memanfaatkan Sampah organic?. Anak-anak berlarian antusias dalam permainan, aktif, semangat walau sudah siang hari, dan tertawa namun tetap fokus menjawab soal yang diberikan. Kak Eli tersenyum bangga melihat bagaimana anak-anak menikmati proses belajar sambil bermain ini.
Sesi kedua, permainan berganti menjadi “Dadu Melompat”. Sesi kedua akan dipermainkan oleh kelompok 3 dan 4. Cara bermainnya adalah dengan mereka melempar dadu, lalu melompat sesuai angka yang keluar. Setelah mereka melompat, mereka berlari untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja yang ada di papan tulis. Permainan ini mengajak siswa berpikir cepat, berkolaborasi, dan tetap bergerak aktif. Kak Eli memperhatikan bagaimana setiap kelompok bekerja sama, berdiskusi singkat, lalu menjawab dengan percaya diri.


Sesi ketiga adalah permainan penutup yang tak kalah seru yaitu “Zig-Zag Run”. Siswa harus berlari atau berjalan mengikuti lintasan zig-zag yang sudah disiapkan dengan waktu 60 detik atau 1 menit, sambil menjaga keseimbangan dan fokus. Di ujung lintasan, mereka akan menjawab pertanyaan pada lembar kerja yang ada di papan tulis.
Suasana makin ramai, sorak-sorai dan tawa membaur dengan semangat bersaing yang sehat. Setiap kelompok saling mendukung, memberi semangat, dan berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap sesi. Setelah tiga sesi permainan selesai, kak Eli mengajak anak-anak untuk duduk kembali dan melakukan refleksi singkat. Mereka ditanya apa yang mereka pelajari hari ini, bagaimana perasaan mereka, dan apa yang paling mereka sukai dari kegiatan tadi.


“Saya suka dengan pembelajaran siang ini, seru soalnya!” kata salah satu siswa sambil tersenyum, yang lain mengangguk, menyebut bahwa belajar dengan cara seperti ini lebih menyenangkan apalagi di waktu siang hari, waktu dimana siswa sudah mulai mengantuk dan bosan , selain itu pembelajaran seperti ini dipilih atas dasar kesukaan mereka juga dan dapat membuat materi lebih mudah diingat.
Model pembelajaran TGT bukan hanya memberikan warna baru dalam proses belajar mengajar, tetapi juga mempererat hubungan antarsiswa, meningkatkan semangat belajar, serta membantu siswa memahami materi dengan cara yang menyenangkan. SD YAPITA Surabaya membuktikan bahwa belajar Bahasa Indonesia, khususnya tentang mencari informasi dalam infografik, bisa dilakukan dengan cara yang kreatif dan penuh keceriaan. Mari terus ciptakan suasana belajar yang aktif, kolaboratif, dan menyenangkan, karena belajar adalah petualangan yang penuh makna, salam pendidikan!