
Surabaya — Komitmen SMPN 25 Surabaya dalam membentuk karakter siswa yang cerdas dan bijak dalam mengelola keuangan terus diwujudkan melalui program Literasi Numerasi yang rutin dilaksanakan setiap hari Kamis. Program ini menjadi semakin menarik dengan kehadiran mahasiswa asistensi mengajar dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang turut andil sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut.
Sebagai bagian dari pengembangan program, SMPN 25 Surabaya mengadopsi Kurikulum Cha-Ching yang dikembangkan oleh Prudence Foundation. Kurikulum ini telah diterapkan di berbagai sekolah di Asia dan Afrika, dan mulai dikenalkan di Indonesia sejak tahun 2017. Kurikulum Cha-Ching bertujuan untuk menanamkan pemahaman dasar tentang pengelolaan uang kepada anak-anak melalui empat konsep utama, yaitu: Memperoleh (Earn), Menyimpan (Save), Membelanjakan (Spend), dan Menyumbangkan (Donate). Dalam pelaksanaannya, siswa tidak hanya mendapatkan materi secara teori, namun juga diajak terlibat aktif dalam proyek kelas yang menyenangkan, salah satunya adalah kegiatan “Pasar Mini”. Di kegiatan ini, siswa mensimulasikan aktivitas jual beli sebagai bentuk latihan nyata dalam menerapkan konsep literasi finansial.


Kegiatan dimulai dengan siswa membuat uang mainan dari kertas yang kemudian dikumpulkan dan dikelola oleh mahasiswa fasilitator. Setiap kelompok siswa lalu berdiskusi bagaimana cara mengelola uang tersebut berdasarkan keempat konsep utama. Untuk memperoleh kembali uang mainan (konsep Earn), siswa harus mengikuti kuis kelompok yang dipandu oleh mahasiswa. Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar akan mendapatkan uang mainan sebagai hadiah. Selanjutnya, dalam konsep Save, siswa diminta mengelola uang yang mereka dapatkan dengan bijak. Pada tahap Spend, para siswa berdiskusi tentang rencana mereka dalam membelanjakan uang, dan salah satu siswa bahkan mengusulkan untuk menggunakan uangnya sebagai modal usaha agar bisa memperoleh keuntungan lebih.
Sementara itu, untuk menerapkan konsep mendonasikan atau Donate, mahasiswa memberi pertanyaan reflektif: “Jika kalian memiliki uang lebih, apakah kalian ingin menyumbangkannya kepada yang membutuhkan? Ke mana dan mengapa?” Jawaban siswa sangat mengesankan dan menyentuh. Dengan polos dan tulus, mereka menyatakan ingin berbagi sedikit rezeki agar orang-orang yang kurang mampu bisa merasakan kebahagiaan seperti mereka.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa pendidikan literasi finansial sejak dini sangat penting dan mampu ditanamkan dengan cara yang menyenangkan, bermakna, serta membentuk karakter sosial yang kuat pada anak-anak. Dengan kolaborasi antara sekolah dan mahasiswa asistensi mengajar UINSA, serta dukungan kurikulum yang inovatif seperti Cha-Ching, SMPN 25 Surabaya berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak secara finansial dan memiliki empati sosial yang tinggi.