UINSA Newsroom, Senin (10/10/2022); Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah menentukan 10 mahasiswa berprestasi dari perguruan-perguruan tinggi nasional, untuk turut serta menjadi peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan Outstanding Youth for The World (OYTW) 2022. Salah satunya, Mohammad Adhimas Ziddan Azhar, mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kegiatan OYTW 2022 akan dilaksanakan di Ho Chi Minh City (HCMC), Vietnam pada tanggal 9-12 Oktober 2022. Adhimas terpilih setelah menjalani seleksi nasional bersama dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Program Kementerian Luar Negeri ini memberikan kesempatan kepada generasi muda Indonesia berprestasi untuk turut serta berperan dalam melaksanakan diplomasi publik untuk meningkatkan citra Indonesia di luar negeri. Peserta akan diberikan kesempatan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
“Bangga sekali, karena dikabari langsung untuk bisa hadir di International Office melakukan wawancara dengan pihak Universitas. Dan aku berhasil lolos mewakili UINSA untuk bisa berangkat ke Jakarta dan sempat hectic karena tidak hanya UINSA saja namun juga dari 36 Universitas se-Indonesia,” ujar Adhimas.
Berdasarkan surat undangan pendaftaran peserta Outstanding Youth for The World (OYTW) yang dikeluarkan Kemenlu, program ini memberikan peluang bagi generasi muda Indonesia berprestasi.
Hal ini juga menjadi kesempatan besar bagi Adhimas dan juga perlu persiapan sebelum menjalani kegiatan OYTW di Vietnam. Bagi Adhimas, persiapan khusus yang ia lakukan lebih kepada conversations cara bicara Bahasa Inggris serta belajar Culture Vietnam sesuai dengan tema Outstanding Youth for The World tahun ini yaitu mengenalkan budaya Indonesia ke Vietnam begitu juga sebaliknya dengan budaya Vietnam ke Indonesia.
Peserta OYTW 2022 ini nantinya akan mengunjungi Ho Chi Minh City dengan melakukan berbagai kegiatan. Antara lain; dialog interaktif dengan pelajar maupun pemuda dari sekolah dan lembaga pendidikan di Ho Chi Minh City; dialog dengan diaspora Indonesia sukses di Vietnam; hingga kunjungan ke berbagai tempat bersejarah.
“Kedepannya, dengan kegiatan ini mampu memecahkan stigma masyarakat, karena Adhimas sendiri adalah seorang penari dan dengan kemampuan yang aku punya ini aku yakin bisa bersaing dan terpilih mewakili UIN Sunan Ampel Surabaya di kancah Internasional,” tutur Adhimas.
Adhimas turut berpesan kepada teman-teman diluar sana, bahwasannya kita tidak memandang gender tentang seni, banyak kesempatan di bidang lainnya. “Jangan malu untuk melestarikan budaya dan kesenian Indonesia. Karena ini merupakan hal yang dapat kita gunakan di masa esok,” pesannya. (Din/Humas)