Berita

LEPAS 221 CALON WISUDAWAN, FDK UINSA GELAR ACARA YUDISIUM KE-102

Calon wisudawan terbaik FDK UINSA pada wisuda ke-102 berfoto bersama orangtua. Foto: Dakwah TV FDK UINSA

FDK UINSA Newsroom, Selasa (14/2/2023); Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel sukses menggelar Yudisium ke-102 yang dilaksanakan di Aula FDK UINSA pada Selasa (14/2). Sebanyak 221 mahasiswa resmi telah menyelesaikan kewajiban akademiknya pada periode Gasal 2022/2023. Adapun rincian jumlah wisudawan di setiap program studi (prodi) FDK yang mengikuti acara ini adalah sebagai berikut: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 38 mahasiswa, Bimbingan Konseling Islam (BKI) 43 mahasiswa, Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) 28 mahasiswa, Manajemen Dakwah (MD) 46 mahasiswa, dan Ilmu Komunikasi (Ilkom) 66 mahasiswa.

Pada Yudisium kali ini, Ahmad Dani Ardafi, S.Sos. dari Prodi Manajemen Dakwah (MD) menjadi wisudawan terbaik FDK. Laki-laki kelahiran Sidoarjo, 9 Juli 2001 ini sukses meraih IPK 3,89 dengan skripsi yang berjudul, “Analisis Krisis Manajemen Yatim Mandiri Pusat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19“.

Dekan FDK UINSA, Dr. Moch. Choirul Arif, M.Fil.I. juga turut memberikan sambutan kepada para wisudawan. Dalam sambutannya mengatakan, jika menjadi seorang sarjana itu tidak mudah. Butuh waktu, tenaga, dana, dan ketelatenan untuk bisa meraihnya. Menjadi seorang sarjana yang sempurna, lanjut Moch. Choirul Arif, diperlukan upaya keras untuk menutup segala kekurangan pada diri kita. Sehingga, nantinya bisa menghasilkan kontribusi ke masyarakat.

“Karena kesempurnaan itu tidak mudah, maka butuh perjuangan yang sangat keras. Zaman sudah berubah, pola kerja juga sudah berubah, dan tantangan semakin berat. Jika ingin menjadi sarjana yang sempurna, kemampuan adaptasi itu penting untuk dibangkitkan dalam diri kita,” ujarnya.

Pimpinan FDK UINSA saat Yudisium ke-102. Foto: Dakwah TV FDK UINSA

Dekan FDK UINSA menegaskan bahwa yudisium juga bukanlah hari terakhir dalam menuntut ilmu, meskipun semua kegiatan akademik di FDK telah selesai. Ilmu tidak hanya didapatkan pada lembaga formal saja. Lembaga-lembaga sosial nanti memiliki banyak referensi dan wawasan mengenai keterampilan serta pengetahuan.

Selain itu menjaga nama, keluarga, dan marwah fakultas itu sangat penting. Jika tercoreng sedikit saja, maka tidak akan dipercaya oleh masyarakat. Karena hukum sosial sendiri lebih berat daripada hukum di penjara. Meskipun begitu, kita sendiri tidak boleh berhenti.

“Anda harus mencari, bergerak, dan berdinamika terus. Hakekatnya manusia mencari kesempurnaan. Maka cita-cita harus diayunkan setinggi mungkin untuk menjadi manusia yang paripurna. Dengan harapan bukan hanya diri kita dan keluarga yang tersenyum, tetapi Allah SWT dan alam semesta juga,” pesan Moch. Choirul Arif kepada calon wisudawan. (Angelica)