MENGENANG PERJUANGAN DAN KETELADAN KH. WAHAB HASBULLAH
Pada hari Minggu, 5 Februari 2023 Pemda Jombang dan Yayasan Bahrul Ulum menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk “Kepeloporan KH. Abd. Wahab Hasbullah Dalam Komite Hijaz dan Pengaruhnya Dalam Dunia Islam”. Seminar ini merupakan bagian dari perayaan 1 abad NU. Harlah 1 abad NU ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban.’ Sengaja mengenang kepeloporan dan perjuangan salah satu pendiri NU, KH. Wahab Hasbullah, terhadap perkembangan Islam di Indonesia dan pengaruhnya di dunia Islam.
Acara yang dihadiri para Kyai, santri, akademisi, pejabat daerah, dan mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan di UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang terasa sangat akrab dan hangat. Kehadiran mahasiswa asing dari dua PTKIN ini menambah suasana internasional dan sekaligus memberikan wawasan kepada mereka tentang kepiawaian Kyai Wahab Hasbullah dalam berdiplomasi dan pemikiran moderat beliau dalam menghadapi isu-isu agama di Indonesia dan dunia Islam.
International seminar ini menghadirkan 3 narasumber, diantaranya: KH. Zawawi Imron, Pengasuh Pondok Pesantren Imogiri, Yogyakarta; KH. Mun’in DZ, pemerhati sejarah NU; Safira Mahrusah, mantan duta besar Indonesia untuk Aljazair; dan Zuhairi Misarawi, Duta Besar Indonesia untuk Tunisia yang hadir secara daring. Pada international seminar tersebut, secara khusus KH. Zawawi Imron membacakan puisi yang berjudul ‘Manaqip singkat Kiai Haji Wahab Hasbullah dalam Komite Hijaz’. Inilah sepenggal puisi yang dibacakan oleh KH. Zawawi Imron:
Selembar kain kuning pun tidak akan gugur ke bumi tanpa izin Allah…
Tapi yang akan saya kisahkan ini, bukan sekedar daun kering yang gugur…
Cinta agama terasa terusik…
Cinta kepada Rasulullah terasa dilukai
Tahun 1926 bagi umat Islam Ahlussunah wal jamaah adalah tahun kecemasan…
Adalah tahun kekhawatiran..
Maka berkumpulah para Ulama sejati di Surabaya untuk mencermati perubahan paham.
Para Ulama adalah pewaris Nabila yang tidak boleh dunia terjerumus ke lembah kesesatan.
Dalam kekhawatiran seperti itu terpilihlah dan ditampilkanlah Ulama muda yang sangat cerdas saat itu.
Sekali lagi Ulama muda yang sangat kreatif saat itu.
Yang tidak lain adalah Almaghfurlah Kiai Haji Abdul Wahab Chasbullah….
Ketiga narasumber menyampaikan secara ekplisit bahwa sejak awal para Ulama NU hadir merespon kondisi dunia Islam, dan salah satu Ulama NU yang tidak segan bersuara lantang menyuarakan pendapatnya adalah Kiai Wahab Chasbullah. Pemikiran Kiai Wahab tentang kebebasan berpendapat dan berpikir dirawatnya hingga akhir hayat. Hal ini dibuktikan lewat peran dan Langkah politiknya di Indonesia. Kiai Wahab mampu membawa NU tidak kaku dalam berpolitik tapi tetap memiliki prinsip dasar yang kuat. Semoga generasi muda dan kita semua bisa meneladani apa yang sudah dilakukan oleh Kiai Wahab. (FA & AR)