
Waru, Sidoarjo – Bulan suci Ramadhan selalu membawa nuansa istimewa, tak terkecuali dalam dunia pendidikan, khususnya dalam membentuk karakter spiritual peserta didik. Tak ingin melewatkan kesempatan di bulan yang mulia ini, SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo pada program Pondok Ramadhan tahunnya, menyelenggarakan sebuah kegiatan yang penuh makna melalui program kolaboratif bertajuk “Tahsinul Qiro’ah Juz 30” yang melibatkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar program rutin Pondok Romadlon, melainkan menjadi jembatan nyata antara dua institusi pendidikan dalam membentuk generasi Qur’ani. Kolaborasi ini berlangsung secara intensif dan terjadwal selama bulan Ramadan, menghadirkan nuansa kebersamaan yang sarat akan nilai edukatif dan religius.
Menyatu dalam Irama Tilawah
Program dimulai sejak minggu kedua bulan Ramadhan dan dilaksanakan dua hari sekali, tepatnya pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu menjelang waktu berbuka puasa selama seminggu. Setiap dua hari dikhususkan untuk kelas yang berbeda: kelas 7 pada hari Selasa, kelas 8 pada hari Kamis, dan kelas 9 pada hari Sabtu. Waktu pelaksanaan yang dipilih adalah sore hari menjelang waktu maghrib menjadikan kegiatan ini sebagai cara yang produktif dan bermakna untuk menanti waktu berbuka puasa.
Mahasiswa FTK UINSA yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat. Mereka dibagi menjadi beberapa tim kecil dan ditempatkan di kelompok-kelompok mengaji siswa. Tugas utama mereka adalah menyimak setoran hafalan Al-Qur’an Juz 30 dari para siswa, memperbaiki kesalahan bacaan, mengarahkan pengucapan makhorijul huruf, serta memperkuat pemahaman tajwid yang benar.
Kegiatan berlangsung dalam suasana yang hangat namun khusyuk. Tidak jarang terdengar bisikan lembut dari mahasiswa, “Perhatikan panjang pendeknya,” atau, “Coba ulangi huruf ‘ع’ dengan lebih jelas.” Sementara para siswa dengan serius mencoba memperbaiki dan mengulang bacaan mereka.

Menanti Maghrib dengan Makna
Tak hanya menunggu waktu terbuka, sore hari di SMPN 1 Waru berubah menjadi momen penuh makna. Saat matahari mulai condong ke barat dan angin sepoi-sepoi menyapu halaman sekolah, para siswa duduk melingkar bersama kakak-kakak mahasiswa dari FTK UINSA. Bukan untuk bermain atau bersantai, tapi untuk mengisi hati dan pikiran.
Setelah sesi setoran hafalan, suasana berubah menjadi lebih hangat dan akrab. Mereka berdiskusi ringan mulai dari tafsir singkat ayat-ayat pilihan, kisah inspiratif para nabi dan sahabat, hingga saling berbagi pengalaman spiritual. Tak jarang, satu dua siswa menceritakan momen haru saat belajar mengaji atau perjuangan mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Kakak-kakak pelajar pun menyambut dengan senyuman dan motivasi, menciptakan suasana seperti majelis ilmu kecil yang penuh kedekatan.
“Serasa sedang berada di halaqah kampus, tapi lebih seru karena adik-adik ini sangat antusias belajar dan terbuka saat berbagi cerita,” ujar Kahfi, salah satu mahasiswa FTK UINSA yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Ia mengaku terkesan dengan semangat para siswa, yang meski masih muda, sudah memiliki rasa cinta terhadap Al-Qur’an dan keinginan kuat untuk memahaminya lebih dalam.
Menjelang adzan Maghrib, diskusi ditutup dengan doa bersama. Lelah terasa sirna, digantikan oleh perasaan damai dan syukur. Menanti berbuka tak lagi sekadar menunggu, tapi menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri pada Ilahi dan mempererat tali ukhuwah di antara sesama.

Manfaat Ganda: Mendidik dan Dididik
Program Tahsinul Qiro’ah ini memberikan manfaat yang luas. Bagi siswa SMPN 1 Waru, mereka mendapatkan pembinaan langsung dari mahasiswa yang notabene memiliki kompetensi dalam bidang keislaman, khususnya ilmu tajwid. Ini tentu menjadi tambahan ilmu yang tidak mereka peroleh secara penuh di kelas reguler.
Pendekatan yang santai namun terarah membuat siswa merasa lebih nyaman, sehingga pembelajaran terasa seperti dialog antara kakak dan adik, bukan sekadar guru dan murid. Ilmu yang mereka dapatkan pun menjadi pelengkap dari materi yang disampaikan di kelas reguler, dengan penekanan praktik yang lebih intensif dan personal. Sementara bagi mahasiswa FTK UINSA, kegiatan ini menjadi ajang praktik nyata dalam membimbing, mengajar, serta membentuk karakter kepemimpinan dan tanggung jawab sosial. Ini juga memperluas pengalaman mereka dalam menghadapi berbagai latar belakang peserta didik dengan pendekatan yang beragam.

Mimpi ke Depan
Pihak SMPN 1 Waru berharap kegiatan seperti ini bisa terus dikembangkan dalam menunjang kegiatan Pondok Ramadhan. Sementara FTK UINSA melihat ini sebagai bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada sekolah dalam kegiatan MBKM-Asistensi Mengajar tahun ini.
Melalui kegiatan sederhana namun berdampak ini, tercermin bahwa pendidikan tidak selalu harus berlangsung di ruang kelas, dan pembinaan karakter bisa tumbuh subur lewat kerja sama yang tulus dan berkelanjutan. Semoga jembatan kebaikan ini terus mengalir, dan semangat membaca serta mencintai Al-Qur’an tetap menyala di dada generasi muda.
Dalam setiap huruf yang diperbaiki, setiap ayat yang diulang, ada semangat memperindah bacaan Al-Qur’an sekaligus memperindah hubungan antara ilmu, amal, dan ukhuwah.