Artikel

Oleh: Tsabitah Nandiantara Calista (Mahasiswa Ilmu Kelautan)

Segala sesuatu di alam semesta ini, dari partikel mikroskopis hingga benda makroskopik adalah ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dan menyatakan kebesaran-Nya sebagai satu-satunya Pencipta Alam Semesta ini. Wahyu Allah kepada Nabi Muhammad yaitu kitab suci Al-Qur’an berupa ayat kauliyah sesungguhnya telah memuat segala informasi/pengetahuan yang ada di dunia ini. Hal ini mendasari keresahan para intelejen dunia untuk membuktikan secara ilmiah apa yang telah tertuang pada Kitab suci.

Seperti yang kita ketahui, ayat-ayat Al-Qur’an mengandung informasi tentang fenomena dunia yang menarik untuk diungkapkan, selain pesan-pesan tentang tahapan yang dilalui manusia setelah kehidupan mereka di dunia berakhir, terkandung pula bermacam-macam makna ayat al-qur’an mengenai fenomena alam yang belum dijelaskan secara terperinci. Di antara ayat-ayat tersebut, pada kali ini akan lebih memfokuskan pada ayat-ayat kauniyyah yang dijelaskan pada ayat Q.S An-Nur:40

أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُ ج ي يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ

Lafadz “kadzulumaatin fii bahrin lujjiyyiyn” yang secara Bahasa diartikan dengan “kegelapan di laut yang dalam” yang kemudian disambung dengan lafadz “yaghsyaaahu maujun min fauqihi maujun min fauqihi sakhaab” yang berarti “ombak yang diatasnya ada ombak(lagi)”.

Lalu, apa hubungan dari kegelapan di dasar laut dengan Al-Qur’an? 

(Dalam Tafsir Ibnu Katsir), ayat ini menjelaskan bahwa sangat gelap sehingga hampir tidak mungkin untuk melihat dasar laut. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa pada kedalaman di dasar laut terhadap kondisi alam yang minim cahaya dan keadaan gelap gulita. Kondisi cahaya rendah di laut memaksa adaptasi di makhluk yang tinggal di dasar laut, meniadakan kebutuhan mereka akan cahaya dan membuat mereka tetap hidup dalam kegelapan (Miyaqi, 2020).

deep sea

Dasar laut merupakan daratan yang paling rendah yang tertutupi oleh lapisan air laut, dimana pada kawasan ini terjadi kegelapan abadi yang disebabkan karena minimnya cahaya yang dapat menembus hingga ke Kawasan ini, bahkan tidak ada. Pada kedalaman dasar laut, hampir tidak ditemukan adanya cahaya yang mampu menembus atau sampai ke dasar laut, yang artinya cahaya matahari telah diserap habis selama perjalanannya menuju ke dasar laut. Meskipun demikian, dasar laut terutama palung laut, menjadi tapal batas terakhir planet bumi, memainkan peran sebagai kestabilan iklim bumi. 

Pada kedalaman laut 1000 meter, cahaya sudah tak ada lagi. Tidak hanya gelap, kondisi ini juga dibarengi dengan adanya gelombang di dasar lautan. Bagian dalam dan luar laut dipisahkan oleh gelombang. Gelombang bagian dalam laut menutupi perairan dalam laut dan samudera karena perairan dalam memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan perairan di atasnya. Kegelapan mulai terjadi di bawah gelombang dalam laut. Bahkan, ikan yang berada di laut dalam tidak dapat melihat dan satu-satunya sumber cahaya berasal dari tubuh mereka sendiri.

Dalam Al-Qur’an telah diterangkan lewat Surah An-Nur ayat 40, yang artinya:

Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak yang diatasnya ombak (pula), diatasnya (lagi) awan; gelap gulita yang di atasnya ombak (pula), diatasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.

dari arti ayat diatas dapat diartikan bahwa hampir tidak mungkin kita dapat melihat dasar laut karena keadaan yang sangat gelap. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa pada kedalaman dasar laut, didapatkan kondisi alam yang minim cahaya, sehingga menyebabkan keadaan yang gelap gulita. Keadaan laut yang minim cahaya ini memaksa adaptasi dari makhluk hidup yang berada di dasar laut untuk mengesampingkan kebutuhan akan cahaya, dan membuat mereka tetap hidup dalam kegelapan , sehingga apabila ditemukan makhluk hidup yang endemic di dasar laut berada dekat perairan dangkal akan mempunyai ciri dan betuk fisik yang berkebalikan dengan makhluk hidup yang lain. 

Grammatostomias Flagellibarba (Ikan Naga, Ikan Laut dalam)

Para penafsir ayat ini mengatakan bahwa ada gelombang yang sangat dahsyat di dasar laut yang gelap. Gelombang di dasar laut itu tidak terdapat di semua laut, melainkan hanya laut yang sangat dalam yang cuacanya diliputi oleh awan-awan tebal yang mencegah masuknya sinar matahari ke laut. Jadi kegelapan laut dalam, kegelapan gelombang yang menutupi laut, kegelapan gelombang di permukaan laut dan kegelapan awan mendung yang menutupi sinar matahari yang merupakan perumpamaan atas keadaan orang kafir yang berkukuh dengan kekufurannya. Itulah gambaran yang diberikan Allah kepada-Nya.

Pada umumnya lautan dan samudera ditutupi oleh tumpukan awan tebal yang menghalangi masuknya Sebagian besar sinar matahari. Tumpukan awan tebal tersebut memantulkan sinar matahari dan mencegah Sebagian besar cahaya matahari masuk ke lautan. Adapun cahaya yang berhasil masuk ke laut, dan Sebagian dipantulkan oleh air laut dan Sebagiannya lagi diserap olehnya. Cahaya tersebut akan berkurang sedikit demi sedikit dengan bertambahnya kedalam air. 

Kemujizatan Al-Qur’an memang tak bisa diragukan lagi. Meski demikian, kita tidak bisa membenarkan bahwa dunia barat yang tidak mengenal Al-Qur’an  justru amat tau ayat-ayat kauniyah yang bertebaran di alam semesta. Sudah saatnya untuk mengambil hikmah dari ayat-ayat dalam Al-Qur’an di alam semesta. 

References

Miyaqi, I. A. ., Al-Hanani, M. L. S. ., & Rakhmadi, F. A. . (2020). Kegelapan Dasar Laut dalam Perspektif Al-Qur’an. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains2, 89–91. Retrieved from http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/381

Kholil, I. A. (2020, Januari 13). Sains dalam Alquran, Gelombang di Dasar Laut yang Gelap.

Muhajir, A. (2022, April 7). Alquran dan Sains Jelaskan Kegelapan di Laut Dalam, Manusia Tak Bisa Hidup.

Nurjanah. (2021, Desember 22). 5 Fakta Sains tentang Dasar Lautan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an.

Suherni. (2020, Januari 10). Sains dalam Alquran, Kegelapan di Lautan yang Dalam.

edited by: ASw