Articles

Dr. Slamet Muliono Redjosari

Tulus Waris, seorang pria kelahiran Kebumen pada 6 April 1961, menjalani hidupnya dengan penuh keikhlasan sebagai marbot masjid. Dia tinggal di Masjid Istiqomah, yang terletak di Jalan Bulldozer No. 1, Baranangsiang, Bogor Timur. Bersama istrinya, ia menetap di masjid tersebut, mengabdikan diri untuk kebersihan dan kenyamanan para jamaah serta lingkungan sekitar. Hidupnya sederhana, tetapi penuh dengan keberkahan yang datang dari keikhlasannya melayani orang lain.

Sebagai marbot, Tulus tidak hanya bertugas menjaga kebersihan dan keteraturan masjid, tetapi juga membantu membersihkan halaman Taman Pendidikan Kanak-Kanak yang dikelola oleh Yayasan Istiqomah. Dedikasinya yang tanpa pamrih membuatnya dikenal dan dihormati oleh masyarakat sekitar. Kepercayaan yang diberikan kepadanya pun sangat besar. Banyak orang yang dengan ikhlas memberikan imbalan atas bantuannya, meskipun ia tidak pernah meminta bayaran secara khusus.

Selain mengurus masjid, Tulus juga sering diminta oleh warga untuk mengantar mereka ke bandara atau menjemput anak-anak sekolah. Begitu besarnya kepercayaan masyarakat kepadanya, hingga mereka rela meminjamkan kendaraan mereka untuk ia gunakan dalam membantu kebutuhan mereka. Kesederhanaan dan ketulusannya dalam menjalani hidup membuatnya selalu merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan.

Meski hidup tanpa gaji tetap, Allah mencukupkan segala kebutuhannya. Keikhlasan dan doa yang selalu menyertai langkahnya membuahkan hasil yang luar biasa dalam kehidupan anak-anaknya. Putra pertamanya berhasil menyelesaikan pendidikan di fakultas farmasi, putri keduanya menamatkan studi di bidang kesehatan, dan putra ketiganya hampir merampungkan pendidikannya di Fakultas Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bandung. Kini, ketiga anaknya tinggal di Bandung, di rumah milik putra pertamanya yang telah mandiri.

Kehidupan yang dijalani Tulus bukanlah kehidupan mewah, tetapi penuh dengan ketenangan dan kebahagiaan. Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya merupakan bukti nyata bahwa ketulusan dan keikhlasan dalam membantu sesama akan selalu membawa keberkahan. Tanpa bergantung pada gaji bulanan, Tulus justru menggantungkan segala urusannya kepada Allah, dan Allah pun mencukupkan kebutuhannya. Dengan hati yang bersyukur, ia menjalani hari-harinya di masjid, tempat di mana ia mengabdi dan menemukan ketenangan sejati.

Dengan mengurus masjid, hidupnya dirasakan sangat tenang dan menyenangkan. Betapa banyak rizki berupa kecukupan hidup yang dkirim Allah setelah mengabdi mengurusi masjid sejak tahun 2004. Keikhlasan inilah yang membuatnya senantiasa menggantungkan diri dan keluarganya kepada Allah.

Bogor 23 Pebruari 2025