Column UINSA

KARENA ENGKAU BEGITU BERARTI

(Kampus Sebagai Rumah Kedua – Seri 5)

Oleh: Prof. Akh. Muzakki, M.Ag, Grad.Dip.SEA, M.Phil, Ph.D.
Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya

Itu bukan judul lagu. Juga bukan judul film. Kalimat yang menjadi judul tulisan ini adalah terjemahan langsung dari kalimat dalam Bahasa Inggris because you matter. Kalimat yang disebut terakhir ini belakangan diadopsi menjadi tagline layanan Garuda Indonesia. Sebuah maskapai penerbangan milik BUMN. Ungkapan matter dalam Bahasa Inggris itu sendiri memang akrab di telinga. Kerap diucapkan oleh penutur aslinya. Sehari-hari bisa ditemukan dengan mudahnya. Dalam beragam konteks dan situasi sosialnya. Untuk menunjukkan begitu pentingnya sesuatu yang dirasa. Begitu berartinya ia. Pertanda di sana ada cinta, kasih, dan sayang padanya.

 Foto Tagline Garuda Indonesia Pada Kotak Snack

Kalimat because you matter menandakan adanya apresiasi, penghargaan, dan penghormatan kepada sesuatu yang disayang. Sebagai subyek yang begitu penting dipandang. Dengan penuh perasaan yang terbayang. Terkadang bikin melayang. Dan pesan apresiasi, penghargaan, dan penghormatan itu akan semakin terasa sempurna saat dikaitkan dengan tagline layanan sebuah bank yang terpandang. Spesialis pembiayaan perkreditan rumah. Bank BTN namanya. Pembiayaan perkreditan rumah memang menjadi semangat awal berdirinya. Meski kini juga masih cenderung sama.

Bunyi tagline Bank BTN itu seperti ini: Karena hidup gak cuma tentang hari ini. Seperti tampak pada flyer iklan di bawah. Oleh tagline ini, pesan apresiasi, penghargaan, dan penghormatan di atas dikaitkan dengan masa depan. Kalimat gak cuma tentang hari ini adalah bukti pembenarnya. Lebih spesifik, ungkapan gak cuma berarti “tidak terbatas”. Atau “tidak hanya”. Maka, jangan habiskan apa yang engkau punya hanya untuk hari ini. Jika kau habiskan hari ini apa yang kau punya, berarti kau batasi hidupmu hanya untuk hari ini. Maka, jangan engkau batasi hidup hanya untuk hari ini. Ada masa depan yang harus dipertimbangkan dan dipersiapkan secara matang.

 Foto Tagline BTN Pada Flyer Program Layanan

Atas signifikansi masa depan itu, tagline yang berbunyi karena hidup gak cuma tentang hari ini di atas mengirimkan dua pesan penting: menabung dan berinvestasi. Dua pesan konkret dari tagline ini bisa dijabarkan begini. Jika engkau yakin, dan tentu harus yakin, bahwa hidup tidak hanya tentang hari ini, maka menabunglah. Jangan habiskan uangmu hanya untuk hari ini. Jangan boros dalam hidup hari ini. Juga, jika Anda percaya, dan tentu harus percaya, bahwa hidup tidak hanya tentang hari ini, maka berinvestasilah. Kembangkanlah uangmu dengan cara investasi. Karena semua itu dibutuhkan untuk hidup di masa depan. Untuk masa depan yang lebih baik. Dan, seperti diusung oleh tagline bank di atas, kita semua diingatkan dengan pesan lanjutan penting berikut ini: Cintailah masa depan. Dan bagian sentral dari rasa cinta pada masa depan itu adalah menabung dan berinvestasi.

Lalu, mengapa kita penting berpikir masa depan? Jawabannya sederhana. Karena hidup adalah jalan panjang. Life is a long journey. Perjalanan yang harus ditempuh cukup panjang. Bahkan titik ujungnya pun tidak akan pernah ada yang tahu. Untuk itu, dibutuhkan nafas panjang. Tak cukup hanya nafas pendek. Tak cukup nafas cepat. Lalu kehabisan nafas di tengah perjalanan. Karena sekali lagi, perjalanan masih jauh. Perjalanan masih panjang. Atas dasar itu, nafas harus dilatih. Nafas harus dikelola. Nafas harus diatur. Agar masing-masing kita bisa sampai di ujung perjalanan. Tanpa harus kehabisan nafas di tengah-tengahnya. Akibat tiada pernah dilatih. Tiada pernah pernah diatur. Dan tiada pernah dikelola.

Dalam perjalanan panjang itu juga sudah pasti dibutuhkan bekal yang memadai. Tak cukup hanya mengandalkan bekal hari ini. Apalagi, bekal yang ada dihabiskan untuk kepentingan itu dan ini. Tapi semua hanya berhenti untuk hari yang sedang dilalui. Tiada visi dan orientasi. Masing-masing kita harus berpikir bahwa perjalanan tidak berjarak pendek. Perjalanan di depan masih panjang terbentang. Maka yang ada hari ini harus dikelola dengan matang. Bekal yang ada harus diatur sedemikian rupa. Agar tidak habis begitu saja. Tanpa ada penyiapan untuk masa depan yang direnda. Lalu, di ujung semuanya akhirnya hanya sesal yang mengemuka. Tanpa ada kuasa untuk kembali ke asa.

Untuk itu, semua harus memikirkan dirinya. Demi masa depannya. Memang semua kita tidak boleh berhenti hanya pada kepentingan diri sendiri saja. Karena hidup tidak hanya tentang diri ini saja. Hidup bersama dengan sesama adalah prinsip mulia. Yang diajarkan oleh siapa saja. Juga agama apa saja. Plus tradisi apa saja juga. Tapi, selesai dengan diri sendiri adalah langkah awal yang prima. Untuk kemudian bisa memikirkan sesama. Karena itu, masing-masing harus serius memikirkan dirinya. Sebagai modal untuk memikirkan sesama. Itulah langkah membangun ekosistem kebajikan bersama yang diidamkan oleh semua.

Maka, masing-masing kita harus mencintai diri sendiri. Masing-masing harus dapat meyakinkan diri dengan prinsip berikut ini: Karena engkau begitu berarti. Maka, tak boleh terjadi hal-hal buruk pada diri sendiri. Harus dijaga betul semua yang mengenai diri sendiri. Dalam bahasa fikihnya, hifdz al-nafs. Jangan lakukan langkah yang menggelincirkan diri. Walau hanya untuk sensasi. Jangan pula mengambil tindakan yang bisa membuat diri tersesat. Hanya karena popularitas sesaat. Hanya karena cara berpikir yang keliru. Hanya karena aksi ambil tindakan yang keburu-buru. Tanpa mikir matang atas nilai manfaat yang ini dan kebaikan yang itu.

Karena engkau begitu berarti, maka engkau harus berpikir tentang masa depan. Karena hidup tidak hanya tentang hari ini, maka penuhilah hari ini dengan raihan prestasi. Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu sendiri. Jagalah dirimu demi masa depan yang kau ingini. Karena menjaga diri sama dengan menjaga masa depan. Menjaga masa depan juga sama dengan menjaga nasib diri. Maka, apa yang dibutuhkan oleh diri sendiri, harus diambil langkah strategis untuk memenuhi. Termasuk secara khusus urusan kesehatan tubuh sendiri. Apa yang diperlukan oleh tubuh, layak dilakukan pemenuhan yang berarti. Yang membahayakan justru harus dihindari.

Tubuh perlu dijaga untuk menjemput masa depan yang indah. Jangan beri asupan yang bisa mengganggunya. Apalagi membahayakannya. Maka semua yang masuk ke dalam tubuh harus diawasi sebegitu rupa. Harus dikontrol dengan seksama. Agar tubuh tidak melemah karenanya. Makan dan minum, karena itu, menjadi pintu masuk bagi pembahasan pola dan materi konsumsi harian yang diasupkan. Memang, nikmati, batasi, dan imbangi adalah tiga kata kunci yang sering didengungkan para ahli kesehatan. Sebagai prinsip berkonsumsi yang diidamkan. Agar konsumsi makanan dan minuman terkelola dengan penuh harapan. Tapi, pola konsumsi tetap menjadi perhatian. Yang harus dicurahkan. Oleh siapa saja yang mencintai masa depan.

Pertanyaan lanjutan yang mungkin muncul seperti ini: Mengapa kampus penting mengelola semua transaksi konsumsi sehari-hari di dalamnya? Mengapa kampus berkepentingan untuk mengatur dan mengawasi makanan dan minuman yang ditransaksikan dan dikonsumsi sehari-hari warganya? Jawabannya mudah dan konkret. Karena babakan cukup panjang dari waktu dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dihabiskan di kampus. Bisa sepertiga atau bahkan separuh hidupnya. Karena itu, apa yang dikonsumsi sehari-hari di kampus harus dipastikan membantu mereka menjemput masa depannya. Caranya, yang dikonsumsi bisa dipastikan sehat. Baik dari sisi spiritual maupun material. Jika tidak sehat, dampaknya bisa berkepanjangan di masa mendatangnya.

Sehat spiritual memang menjadi kewajiban masing-masing kita. Apalagi bagi Muslim yang berkehendak untuk selalu dan terus hidup mulia. Karena kita punya konsep halal. Halal dalam memperolehnya. Dan halal dalam membelanjakannya. Tapi sehat secara material juga menjadi keharusan saat dikaitkan dengan kewajiban menjaga kesehatan tubuh. Karena itu, sehat material adalah bagian dari kesempurnaan hidup. Termasuk atas semua barang konsumsi harian yang selalu dituju. Lebih-lebih soal makanan atau minuman yang menjadi kebutuhan yang pemenuhannya tak bisa diminta menunggu.

Kesehatan makanan dan minuman, karena itu, menjadi isu yang cukup penting-mengemuka. Sebagai kampus keagamaan, maka pantas dilakukan penjaminan tingkat kehalalan produk makanan dan minuman yang beredar di dalamnya. Di sinilah sertifikasi halal perlu dilakukan. Kepada semua produk yang dipasarkan. Mulai makanan hingga minuman. Bahkan kepada barang tersier seperti produk kosmetik yang juga ditawarkan. Di sejumlah kantin atau toko yang dijalankan. Untuk melayani beragam kebutuhan. Mulai pegawai hingga mahasiswa yang berkepentingan. Kampus keagamaan wajib menjadi contoh bagi layanan halal bagi semua makanan dan minuman yang dijajakan. Agar orang bisa berkiblat kepada kampus keagamaan yang bisa dibanggakan.

Memang bagian dari proses dan materi audit kehalalan produk terentang mulai dari materi hingga proses produksi yang dilakukan. Tapi, tetap saja perlu ada penekanan terhadap bahan dan sekaligus proses pembuatan makanan dan minuman. Sebagai contoh, minyak curah agar dilarang digunakan. Penggunaan MSG di atas ukuran toleransi juga penting dijauhkan. Zat pewarna dan pemanis aditif juga agar dikesampingkan. Langkah itu semua dibutuhkan. Untuk menyiapkan, menjaga, dan memperkuat kesehatan. Dalam rangka agar semua warga kampus bisa sampai di tempat tujuan. Dengan nyaman dan aman. Demi menjemput dan memasuki masa depan yang diharapkan. Yang lebih baik dan membahagiakan. Buat setiap kita yang merindukan.

Jika abai terhadap prinsip kesehatan, siapapun kita tak akan pernah bisa dijamin untuk berhasil memasuki masa depan. Apalagi, masa depan itu akan ditandai dengan pendeknya usia harapan. Akibat masa lalu yang penuh kecerobohan. Penuh keteledoran. Atas pola buruk konsumsi yang pernah dilakukan. Dalam bentuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak menyehatkan. Akibatnya, sukses memasuki masa depan tak dapat diikuti dengan raihan kebahagiaan yang berkelanjutan. Masa sebelumnya yang penuh pengorbanan tak berujung dengan kenikmatan yang berkesinambungan. Lifetime menjadi pendek dan mengkhawatirkan. Karena abai terhadap soal kesehatan pada masa sebelumnya.

Penyelenggara layanan pendidikan di kampus sudah sepatutnya memikirkan betul soal konsumsi makanan dan minuman. Tiadanya kebijakan soal kesehatan konsumsi harian ini sama artinya dengan pembiaran. Dan pembiaran biasanya terjadi akibat faktor kecerobohan dan keteledoran. Minimal itu ukuran dan penyebabnya. Apalagi jika semua itu terjadi karena faktor ketidaktahuan. Dan kedangkalan kesadaran. Atas pentingnya penjaminan tingkat kesehatan konsumsi makanan dan minuman. Tentu semua kita tak mengharapkan. Karena itu, langkah konkret harus segera ditetapkan. Untuk kemudian diselenggarakan sebagai bagian dari perbaikan. Untuk penjaminan Kampus Sebagai Rumah Kedua yang diharapkan.

Tidak ada kata terlambat. Untuk segera berbuat. Mengambil langkah yang tepat. Terbaik untuk anak bangsa dan atau umat. Demi masa depan mereka yang –diharapkan–penuh hikmat. Dengan tingkat kebahagiaan yang mengikat. Bagi semua pihak yang terlibat. Apalagi untuk menyambut Indonesia yang hebat. Dipenuhi oleh generasi emas yang memikat. Penuh prestasi dan penuh hormat. Demi meraih dan sekaligus menjaga marwah secara kuat. Untuk generasi mendatang Indonesia yang bermartabat.

Formula karena hidup gak cuma tentang hari ini, oleh sebab itu, penting selalu diingat. Penting dijadikan prinsip agar hidup selalu dalam hikmat. Ditandai oleh satunya kata dan perbuatan yang terkait kuat. Dalam ikatan yang membantu diri mampu mencapai destinasi yang dirancang dengan cermat. Dalam cita-cita yang menjulang hebat. Dari perjalanan panjang yang prosesnya tak pernah sesaat. Tapi, salah langkah berarti nekad. Memang bukan kiamat. Tapi pasti bikin pelakunya mengernyutkan jidat. Tanda bahagia yang tersendat. Karena sakit tak pernah salah alamat. Akibat kecerobohan yang pernah diperbuat. Atas pola konsumsi hidup masa sebelumnya yang kesadaran kesehatannya cenderung telat.

Prinsip karena engkau begitu berarti patut menggerakkan kampus untuk melindungi diri seluruh pegawai dan mahasiswa yang dipunya. Dari pola dan praktik konsumsi harian yang tidak sensitif pada kesehatan tubuhnya. Apalagi sama sekali abai atasnya. Dalam kapasitasnya sebagai Rumah Kedua, kampus penting untuk mengambil kebijakan utama. Untuk mengelola relasi produksi dan konsumsi atas produk harian yang beredar di setiap kantin dan toko yang ada. Mengatur pola dan aksi konsumsi makanan dan minuman memang kembali kepada masing-masing pribadi di dalamnya. Tapi, kebijakan kampus yang pro-konsumsi sehat atas makanan dan minuman akan mengkondisikan setiap warganya untuk selalu hidup sehat nan mulia.

Saat setiap kita harus mencintai masa depan, maka prinsip karena engkau begitu berarti bisa menjadi solusi. Prinsip ini akan melahirkan seni bertahan hidup tersendiri. Dengan kekuatan nafas panjang yang bernilai tinggi. Lebih-lebih, kekuatan nafas panjang itu tak akan pernah ada dan dimiliki jika tak ada rasa cinta pada diri sendiri. Ya, pada kesehatan tubuh yang dimiliki. Rasa cinta pada kesehatan diri adalah prasyarat untuk bisa menghargai diri sendiri. Ungkapan karena engkau begitu berarti itu konsekuensi logis saja dari penghargaan pada kesehatan diri sendiri. Apalagi lebih-lebih saat disinergikan dengan platform karena hidup gak cuma tentang hari ini, prinsip karena engkau begitu berarti itu juga merangsang masing-masing diri untuk memperkuat kemampuan untuk memenangi masa depan dengan percaya diri. Karena semua dipersiapkan dari dini. Akibat cintanya pada diri sendiri. Juga keyakinannya pada perjalanan hidup yang tidak dibatasi hanya untuk hari ini.

Seni memenangi hari ini dan masa depan penting untuk membuat langkah diri selalu berhati-hati dalam hidup. Caranya? Dengan menjaga kesehatan diri dengan penuh semangat yang tak pernah redup. Strategi ini dibutuhkan untuk mendasari praktik hidup agar senantiasa berada dalam kebajikan yang selalu murup. Untuk meraih titik akhir dari perjalanan panjang yang cemerlang. Dengan segala kebahagiaan yang penuh riang. Demi masa depan yang gemilang. Dan, konsep Kampus Sebagai Rumah Kedua juga dibentuk dari kesadaran penjaminan kesehatan tubuh dengan ukuran yang pasti dan gamblang. Warganya pun lalu mencintai kesehatan tubuhnya dengan segala rasa senang. Lalu pada dirinya, setiap mereka pun akan segera bilang: Karena engkau begitu berarti.